MEMBANGUN KELUARGA YANG BERIMAN

author photo December 26, 2020

Minggu, 27 Desember 2020

Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, dan Yusuf

Bacaan: Kej. 15:1-6; 21:1-3; Ibr.11:8,11-12,17-19; Luk. 2:22-40


Apakah masih ingat akan cerita drama televisi atau sinetron berjudul "Keluarga Cemara?". Film berseri yang menggambarkan keluarga yang harmonis, sederhana, namun bahagia. Tentu kita semua ingin keluarga kita hidup harmonis dan bahagia. Namun, bagaimana kenyataannya? Kita tentu prihatin bila ada keluarga-keluarga Katolik yang mengalami keretakan hidup berkeluarganya. Jika kita selalu ingat akan kesetiaan janji pernikahan di depan altar, tentu keretakan-keratakan dalam berkeluarga dapatlah dihindarkan.


Hari ini Gereja merayakan pesta Keluarga Kudus Nazaret. Dalam bacaan Injil pada hari ini dikisahkan Maria dan Yusuf yang melakukan kewajiban hukum agamanya, yakni mempersembahkan Yesus, anak mereka kepada Allah. Maria dan Yusuf menunjukkan ketaatan dan kesalehan hidup mereka dengan menjalankan apa yang diperintahkan oleh hukum Taurat.


Sebagaimana Maria dan Yusuf dahulu menyerahkan Yesus kepada Allah, demikianlah halnya setiap orang tua atau pasangan suami istri Katolik juga seharusnya menyerahkan anak-anak mereka kepada Allah, sesuai dengan janji pernikahan, yakni mendidik anak-anak seturut iman Katolik. Maka, setelah kelahiran anak, orang tua segera membaptiskan anaknya dan selanjutnya mendidik iman anak-anak dengan memperkenalkan doa-doa dasar (Bapa Kami, Salam Maria). Dan seiring dengan pertumbuhan anak-anak, mereka diajak untuk hidup menggereja baik di lingkungan atau di paroki, misalnya menjadi putra-putri altar, kelompok anak misioner, dll. Namun, bagaimana kenyataan selama ini?


Sebagai orang tua yang beriman, tugas dan tanggung jawab  dalam mendidik iman anak-anak  tidak pernah berhenti. Bahkan,  saat anak-anak sudah dewasa, orang tua tetap perlu mempersembahkan anak-anaknya kepada Allah dalam  doa sampai  akhir hidup anaknya maupun dirinya sendiri sebagai orang tua. Memang demikianlah panggilan hidup beriman sebagai orang tua kristiani. Bahwa tugas dan tanggung jawab orang tua  terhadap anak tidak hanya  sebatas pada  pemenuhan  kebutuhan yang sifatnya jasmaniah, tetapi juga yang rohani atau iman.


Mendidik iman sejak anak-anak adalah hal utama dan penting, yang harus orang tua lakukan. Karena iman adalah dasar sikap ketaatan hidup. Sebagaimana kita baca atau dengarkan dalam bacaan pertama maupun kedua, bahwa karena imannya, Abraham menjadi orang yang taat kepada Allah. Berkat imannya Abraham memperoleh kekuatan tidak hanya menurunkan anak cucu (bdk. Ibr. 11:8), tetapi juga kemampuan untuk mendengarkan kehendak Allah (bdk. Ibr. 11:11). Sikap iman Abraham tersebut  menggambarkan sosok yang memiliki iman yang sempurna. Oleh karenanya, kita mengenal bahwa Abraham juga kita  sebut sebagai  Bapa Orang Beriman.


Belajar dari Abraham maupun Maria dan Yusuf, tentu tidak mudah bagi kita untuk memiliki sikap iman seperti mereka. Mereka adalah contoh pribadi yang hidupnya saleh dan  memiliki  ketaatan kepada Allah dan hukumNya. Sebagai orang Katolik, sepatutnya kita meniru mereka. Mereka adalah   teladan yang baik bagi kita, karena hidup mereka selaras menurut kehendak  Allah.


Menjelang akhir tahun ini,  sekiranya sikap iman Maria dan Yusuf yang mempersembahkan Yesus kepada Allah membuat kita untuk melihat kembali  sikap ketaatan hidup kita dalam berkeluarga maupun sikap beriman  kita selama ini. Kita menyadari bahwa membangun hidup berkeluarga dalam iman Katolik itu tidak ringan. Namun, sebagai orang beriman kita dapat meniru hidup Keluarga Kudus Nazaret, yakni hidup yang didasari akan ketaatan pada kehendak Allah. Seperti Maria dan Yusuf, kita pun harus  mempersembahkan keluarga kita kepada Allah. Hal itu dapat kita lakukan dengan cara yang sederhana, misalnya  berdoa  bersama keluarga setiap malam. Adakah doa seperti itu anda lakukan? Ada cara-cara lain yang dapat anda lakukan untuk membangun kebahagiaan keluarga, misalnya makan di luar bersama-sama, piknik, dll. 


Semoga melalui pesta Keluarga Kudus Nazaret hari ini, kita dapat memperbaharui hidup berkeluarga kita dengan penuh iman dan bisa menjadi teladan hidup bagi sesama kita. Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat berhari Minggu.


Antonius Purbiatmadi




Next article Next Post
Previous article Previous Post