Persiapkanlah Jalan Tuhan!

author photo December 09, 2024
“PARATE VIAM DOMINI!”
(PERSIAPKANLAH JALAN TUHAN!)

MINGGU, 8 DESEMBER 2024
HARI MINGGU ADVEN II TAHUN C/I
BACAAN: BARUKH 5:1-9; FILIPI 1:4-6.8-11; LUKAS 3:1-6

Kita semua pastinya mengerti dan memahami arti pentingnya jalan. Dengan jalan, arus barang dan orang akan lebih lancar. Kita kenal dari sejarah suatu jalan yang disebut jalan Daendles. Jalan ini dibangun oleh Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36, antara tahun 1808 dan 1811, sepanjang 1.100 km dari Anyer (Jawa Barat) hingga Panarukan (Jawa Timur). Dengan jalan ini, pemerintah Hindia Belanda mudah untuk memobilisasi pasukan untuk fungsi pertahanan dan juga memudahkan mobilisasi barang dan orang untuk meningkatkan perekonomian. Saat ini kita pun melihat pemerintah membangun dan merawat jalan karena pemerintah menyadari arti pentingnya jalan.

Pada minggu kedua ini, kita mendengar Yohanes Pembabtis, dengan mengutip kitab Yesaya, menyerukan kepada banyak orang Yahudi untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan: “ Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata. Yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan. Dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan “(Luk 3:4-6, bdk Yes.40:3-5). Jalan yang dimaksudkan oleh Yohanes adalah suatu jalan pertobatan. Suatu jalan rohani agar orang bisa memperoleh pengampunan.

Bacaan Injil dibuka dengan suatu kronologi sejarah. Mesti dipahami bahwa Alkitab bukanlah kitab sejarah. Disebutkannya sejarah dalam bacaan Injil pada hari minggu ini hendak mengatakan bahwa panggung dunia saat ini akan menghadapi tantangan baru, yaitu datangnya Firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia (bdk. Luk 3: 2). Tantangan itu datang dari seorang Nabi yang bernama Yohanes. Yohanes tampil sebagai seorang Nabi sebagaimana gelar yang diberikan oleh Zakharia (bdk. Luk 1:76) dan yang dikatakan Yesus tentang Yohanes (bdk. Luk 7:26-27). Yohanes tinggal di padang gurun, sama seperti kaum Eseni, namun saat ini padang gurun Yohanes lebih luas yaitu “seluruh wilayah sungai Yordan” (Luk 3:3). Suatu wilayah yang sama dengan suku-suku Israel dahulu saat menunggu untuk diperbolehkan masuk ke tanah terjanji (bdk. Bil 13:29; 22:1 dst). Dalam wilayah penantian itulah, Yohanes menerima Firman Allah dan mulai menyerukan pertobatan.

Seruan pertobatan yang diserukan oleh Yohanes adalah pertobatan, metanoia, yang secara harafiah berarti pembalikan akal budi. Pembalikan ini harus menjadi nyata dalam perubahan hidup dan mampu menghasilkan buah-buah pertobatan. Pertobatan ini diungkapkan dalam babtisan tobat, yaitu babtisan air, dengan membenamkan diri di Sungai Yordan. Suatu praktek pertobatan yang sudah dilakukan oleh berbagai aliran Yahudi di zaman itu. Bagi kaum Eseni, air pembasuhan akan menyucikan orang bila ia menyesal dan taat kepada hukum Allah. Maka babtisan tobat ini akan menjadi wujud pengampunan dosa dan akan menjadi pengampunan bilamana orang mengubah cara hidup yang lama menjadi cara hidup yang baru dengan menaati hukum Allah.

Tugas Yohanes dimaknakan dengan nubuat Yesaya 40:3-5. Kesejajaran antara misi Yohanes dan nubuat Yesaya tidak hanya terletak dalam unsur harafiah yaitu padang gurun namun juga dalam hal seruan untuk persiapan jalan yang lurus untuk Tuhan. Dahulu, seruan Yesaya adalah untuk persiapan jalan bagi Tuhan untuk sebuah jalan melalui padang gurun Arab, dari Babel ke Yerusalem agar Allah bisa membawa umat Israel pulang dari pembuangan. Oleh Yohanes persiapan jalan ini menjadi kiasan untuk pertobatan, demi untuk menyambut Tuhan Yesus. Untuk itu perlu dilakukan perombakan yang menyeluruh sebagaimana dinyatakannya: “setiap gunung dan bukit diratakan, yang berliku diluruskan”(Luk 3:5). Yohanes juga memaklumkan bahwa keselamatan ini untuk semua orang: “semua orang akan melihat keselamatan Allah”(Luk 3:6)

Seruan Yohanes ini juga seruan bagi kita semua. Kita semua diajak untuk berbalik, bertobat. Pengampunan tidak hanya dengan dibabtis dan menerimakan sakramen Tobat, namun akan memperoleh pengampunan yang total bila kita sungguh-sungguh bertobat yaitu menyadari kesalahan dan dosa, lalu menyesalinya dan kemudian berbalik dengan mengubah cara hidup kita agar sesuai dengan perintah Yesus sehingga bisa menghasilkan buah-buah pertobatan. Kita juga diingatkan Yohanes, bahwa keselamatan ini untuk semua orang. Ini mengandung konsekuensi bahwa hukuman juga bisa untuk semua orang termasuk umat-Nya sendiri bila umat-Nya tidak melaksanakan apa yang sudah Yesus perintahkan. Keselamatan bukanlah karena usaha dan jasa manusia, tetapi karena Rahmat-Nya. Orang mesti sadar bahwa Ia harus berbuat baik karena Allah sudah melakukan hal-hal yang baik padanya.  

Maka marilah di masa Adven ini kita melakukan pertobatan secara total dan mampu memperlihatkan buah-buah pertobatan itu kepada segala makhluk.

KESELAMATAN ITU DIBERIKAN, BUKAN DIPEROLEH.

Selamat merayakan hari Minggu Adven II
Pergilah, kita semua diutus.
 
Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo


Sumber Ilustrasi: www.freebibleimages.org

Next article Next Post
Previous article Previous Post