“VERBA MEA NON TRANSIBUNT!”
(PERKATAANKU TIDAK AKAN BERLALU!)
MINGGU, 17 NOVEMBER 2024
HARI MINGGU BIASA KE-33 TAHUN B/II
BACAAN: DANIEL 12:1-3; IBRANI 10:11-14.18; MARKUS 13:24-32
Sebuah buku ditulis untuk didedikasikan kepada para pengungsi Suriah. Buku ini terinspirasi dari kisah nyata, seorang balita, Alan Kurdi, pengungsi Suriah yang tenggelam di Laut Mediterania dalam upaya meraih suaka di Eropa, Para pengungsi menjadi orang yang terbuang dari negeri mereka sendiri. Mereka tercerai-berai dari keluarga yang mereka cintai. Mereka pada akhirnya memutuskan untuk mengungsi dengan menyeberangi lautan luas dengan satu harapan yaitu mendapatkan hidup yang lebih baik untuk anak-anak mereka. Harapan ini belum tentu akan mereka peroleh dengan mudah bahkan mereka juga tidak yakin akan bisa sampai tujuan dengan selamat. Mereka hanya bisa berdoa dan berusaha untuk bisa menuju Eropa. Suatu kisah yang sangat mengerikan dan menyedihkan.
Bacaan injil hari ini menggambarkan situasi yang mengerikan tentang akhir jaman atau parusia. Digambarkan pada akhir jaman itu manusia akan mengalami banyak penganiayaan, peperangan, bencana alam yang kesemuanya itu akan menimbulkan kesengsaraan bagi umat manusia. Hari Kiamat melanda seluruh jagad raya. Gambaran ini bukan berarti menubuatkan terjadinya suatu kejadian yang persis sama. Gambaran ini adalah suatu simbol yang hendak menunjukkan akan adanya harapan baru bahwa Allah akan merombak dunia lama dan akan dijadikan bumi dan surga yang baru.
Dengan menggunakan gambaran dari Kitab Daniel 7:13-14, orang melihat kedatangan anak manusia. Anak manusia digambarkan sebagai makhluk surgawi yang datang dengan awan-awan dari langit. Jika dalam Kitab Daniel, anak manusia melambangkan seluruh Israel yang kudus, dalam Injil Minggu ini anak manusia ini adalah Kristus yang datang dalam kemuliaan dan kekuasaan. Tujuan kedatangan-Nya kembali adalah untuk mengumpulkan dan menyelamatkan orang-orang pilihan Allah yang terserak-serak ke seluruh bumi. Ini sejalan dengan nubuat pada waktu pembuangan di Babel (bdk. Za- 2:6; Ul 30:4)
Melalui perumpamaan pohon Ara, kita diingatkan akan adanya kaitan erat hari kedatangan Tuhan dan kejadian-kejadian yang mendahuluinya. Para murid tahu bahwa musim panas akan segera datang dengan melihat pahon ara yang memunculkan tunas-tunas baru yang pada saat musim dingin, pohon ara kehilangan daunnya, Kita semua juga diajak Yesus untuk mampu melihat tanda-tanda jaman yang menunjukkan dekatnya hari Tuhan. Mengenai kapan persisnya, tidak ada yang tahu. Hanya Bapa di Surga yang mengetahuinya. Kita hanya diminta untuk selalu berjaga-jaga seperti seorang penunggu pintu yang tidak tahu jam berapa tuannya akan pulang.
Kita yang saat ini masih mengembara di dunia, akan mengalami situasi yang tidak mengenakkan. Kita mungkin akan mengalami peperangan, kelaparan, penyiksaan, penyesatan, penindasan dan lain sebagainya. Di tengah situasi yang tidak mengenakkan tersebut, bacaan hari ini mengingatkan kita untuk selalu juga memperhatikan tanda-tanda pengharapan. Memang tanda-tanda ini seringkali tidak menunjukkan kapan waktu pemenuhannya namun tanda-tanda ini akan mampu membantu kita untuk bertahan di tengah segala kesulitan hidup ini. Hal yang pasti adalah Allah selalu setia pada janji-Nya. Ia pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. “Langit dan bumi, akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Mrk 13:31). Semoga kita selalu berjaga-jaga dan tetap setia kepada-Nya.
KESELAMATAN ITU DIBERIKAN, BUKAN DIPEROLEH
Selamat merayakan hari Minggu Biasa ke-33
Pergilah, kita semua diutus.
Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – Maria Bunda Segala Bangsa