Minggu, 28 April 2024
HARI MINGGU PASKAH V TAHUN B/II
BACAAN: Kisah Para Rasul 9:26-31; 1Yohanes 3:18-24; Yohanes 15:1-8
Tanah longsor yang terjadi semalam, membuat satu-satunya akses jalan yang menghubungkan desa tersebut dengan pusat kota menjadi terputus. Bencana longsor itu juga menyebabkan juga terputusnya aliran listrik. Keterputusan ini menimbulkan masalah bagi penduduk desa. Mereka tidak bisa mengangkut hasil panen sayuran mereka ke kota. Beberapa hasil panen sayuran ini sudah mulai membusuk. Ketiadaan listrik juga menjadikan suasana desa seperti desa yang mati. Tidak ada suara radio, tv yang biasanya menggema di rumah penduduk. Saat malam pun desa menjadi gelap gulita, hanya tersisa sinar-sinar kecil dari nyala lilin di beberapa rumah. Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh para penduduk desa sampai sarana dan prasarana yang ada selesai diperbaiki.
Suasana yang terputus dan terpisah dari suatu sumber kehidupan ini yang digambarkan oleh Yesus pada bacaan Injil minggu ini. Keterpisahan manusia dengan sumber kehidupan yaitu Allah akan membuat manusia itu mati. Yesus menggambarkan diri sebagai pokok anggur dan kita ranting-ranting-Nya. Sang pemilik pohon anggur ini adalah Allah Bapa yang akan selalau merawat pohon ini. Yesua adalah pokok yang menjadi tumpuan hidup ranting-ranting dan di dalam ranting yang hidup mengalir kekuatan yang berasal dari pokok. Hal yang sama dilukiskan dalam surat Yohanes dalam bacaan kedua. Surat ini mengajak orang menyadari bahwa Allah itu sumber kehidupan yang sungguh (bdk. 1Yoh.3:19). Sumber kehidupan ini digambarkan sebagai kehadiran Roh dalam diri orang yang percaya (bdk. 1Yoh.3:24).
Penggambaran tentang pohon anggur terungkap dalam Perjanjian Lama untuk menggambarkan hubungan antara kaum Israel dan Yahweh (Tuhan). Dalam kitab Yesaya dituliskan bahwa kebun anggur Tuhan adalah kaum Israel dan orang Yehuda adalah tanaman kegemaran-Nya (bdk.Yes 5:1) Dalam kitab Yeremia juga dituliskan bahwa bangsa Israel telah tumbuh sebagai pokok anggur pilihan (bdk. Yer 2:21) Dengan penggambaran ini tampak jelas bahwa anggur dipandang sebagai lambang bangsa Israel. Meskipun demikian kita mesti memperhatikan bahwa lambang pokok anggur itu dihubungkan dengan kehilangan keaslian bangsa Israel karena mereka sudah mengalami suatu degenerasi keaslian bangsa Israel. Melihat kenyataan ini, Nabi Yesaya menggambarkan Israel menjadi sebagai kebun anggur yang tumbuh dan berkembang liar sementara Nabi Yeremia menggambarkan kehidupan bangsa Israel yang merosot ini sebagai pokok anggur yang palsu. Meskipun sudah diingatkan oleh para nabi, mereka itu, terutama kaum Farisi, masih menganggap diri mereka sebagai ranting-ranting pokok anggur yang asli atau benar. Menghadapi keadaan mereka yang tidak sadar ini, Yesus menegaskan: “Akulah pokok anggur yang benar!” (Yoh.15:1°). Dengan perkataan ini, Yesus menegaskan kepada orang Yahudi bahwa untuk bisa selamat mereka harus memiliki hubungan yang erat dengan Yesus, karena Yesuslah yang memiliki hubungan yang erat dengan Allah Bapa.
Perkembangbiakan pohon anggur melalui dua cara yaitu secara vegetatif dengan batang pohon dan secara generatif dengan biji. Perkembangbiakan secara vegetatif membutuhkan batang pohon anggur yang baik. Batang pohon anggur yang baik inilah yang dimaksudkan Yesus sebagai pokok anggur yang benar. Yesus menegaskan tentang pokok anggur “yang benar”, artinya pokok yang subur dan dapat menumbuhkan ranting-ranting yang akhirnya bisa memberikan buah yang baik. Inilah yang hendak ditekankan oleh Yesus. Ia tampil sebagai pokok yang dari asalnya cocok untuk ditanam dan yang benar-benar akan memberikan buah yang baik. Tetapi pokok yang benar pun perlu mendapat pemeliharaan. Pemeliharanya adalah sang Bapa sendiri yang akan berusaha agar pokok itu semakin subur berbuah. Ia akan memotong tiap ranting yang tak berbuah dan membersihkan ranting yang berbuah agar makin subur (bdk. Yoh 15:2). Ini adalah ungkapan perhatian untuk membuat pokok yang benar itu berbuah sebanyak-banyaknya. Para murid dan orang yang percaya adalah ranting yang berbuah baik. Ranting-ranting ini tidak hanya bertaut pada pokok yang benar namun juga mendapat perhatian khusus dari Bapa sendiri. Inilah Kabar Gembira bagi para murid dan kita yang mendengarkan kata-kata Yesus tadi. Para Murid dan kita saat ini boleh merasa aman karena terus menerus didampingi Sang Pengelola sendiri, yaitu Bapa di Surga.
Pesan bacaan pada minggu ini meminta kita agar selalu tetap tinggal bersama pokok anggur yang benar agar kehidupan yang ada dalam pokok itu dapat berada juga dalam diri kita dan menghasilkan buah. Yesus meminta kita agar selalu mengarahkan hidup kita pada kesatuan hidup dengan pokok yang benar dan yang terus diperhatikan oleh Bapa. Kesatuan ini diterangkan Yesus sebagai Firman Allah yang tinggal dalam diri kita. Kesatuan dengan pokok anggur adalah kesatuan yang tumbuh dari sabda yang harapan-Nya tidak hanya kita nikmati sendiri, melainkan kita hayati dan wujudkan demi makin suburnya pohon anggur milik empu-Nya kebun yaitu Bapa di Surga. Itulah pesan yang Yesus yang sampaikan kepada kita untuk minggu ini.
Selamat berhari Minggu. Semoga Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita.
Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – Maria Bunda Segala Bangsa