"Tuan, Kami Ingin Bertemu Dengan Yesus"

author photo March 17, 2024
MINGGU, 17 MARET 2024
HARI MINGGU PRAPASKAH V TAHUN B/II
BACAAN: Yeremia 31:31-34; Ibrani 5:7-9; Yohanes 12:20-33

Biografi adalah hasil karya sastra yang berisikan riwayat hidup seorang tokoh. Tokoh ini biasanya dianggap penting oleh masyarakat tertentu. Tujuan penulisan biografi umumnya adalah untuk memaparkan suatu hal yang istimewa yang dipunyai oleh seorang tokoh. Dengan kata lain, biografi merupakan catatan mengenai seseorang tokoh dan merupakan pembentukan penulisan sejarah. Dengan membaca buku biografi, kita bisa lebih mengenal sang tokoh. Segala hal yang selama ini tidak terungkap di publik, biasanya akan dibuka di buku tersebut. Saat ini, pengenalan seorang tokoh bisa juga dilakukan lewat media sosial. Tidak jarang lewat media sosial ini, kita bisa terlibat dalam pembicaraan interaktif. Dengan begitu, kita bisa lebih mengenal tokoh tersebut dengan lebih dalam.

Minggu depan adalah Hari Minggu Palma, bila dalam kalendar Yahudi adalah 5 hari sebelum  Paskah Yahudi atau tanggal 10 bulan Nisan. Banyak orang datang ke Yerusalem untuk mengikuti ibadah di Bait Allah dan diantara mereka ada orang-orang Yunani yang mengikuti kepercayaan Yahudi. Mereka sudah mendengar berita mengenai Yesus dan pengajarannya sehingga mereka ingin menemui-Nya. Mereka minta tolong kepada Filipus dan kemudian Filipus memberi tahu Andreas. Mereka berdua lalu menyampaikannya kepada Yesus. Jawaban Yesus berisi hal-hal yang paling dalam mengenai dirinya. 

Paulus merumuskan tanda tanya besar tentang akhir hidup Yesus “….kami memberitakan Kristus yang disalibkan: Untuk orang Yahudi batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi kebodohan, tapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah”.(1Kor 23-24). Persoalan yang dihadapi orang Yahudi tercermin dalam percakapan dengan Nikodemus (bdk. Yoh 3:1-21), sedangkan yang dihadapi orang-orang Yunani muncul dalam bacaan hari ini.

Kita masih ingat tentang tindakan Yesus membersihkan Bait Allah dan berakhir dengan pernyataan bahwa Bait Allah yang sebenarnya ialah Bait yang akan dibangun-Nya kembali tiga hari setelah diruntuhkan.yaitu tubuh-Nya sendiri (bdk. Yoh 2:19). Bait yang baru ini tidak lagi terikat pada batasan-batasan ke-Yahudi-an. Tembok pemisah juga akan terbongkar dan Bait yang baru ini adalah Bait yang hidup. Dalam Injil Markus kita bisa mendapati pernyataan Yesus yang mengutip Yes 56:7 “Bukankah ada tertulis: RumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa?…” (Markus 11:17). Orang-orang Yunani masuk dalam golongan ini tadi.

Dengan bertemu Yesus, orang-orang Yunani dapat mendengar semuanya itu langsung dari Yesus. Mereka datang kepada Yesus untuk mencari kebijaksanaan, dan sang kebijaksanaan sendiri berbicara kepada mereka. Orang-orang Yunani ini mewakili umat manusia yang bukan Yahudi, yang tidak termasuk golongan orang yang mendapat wahyu ilahi secara turun-temurun. Keingintahuan mereka membawa mereka mendekat kepada Dia. Karena itu, kepada orang-orang inilah kebijaksanaan datang. Itulah wahyu bagi mereka dan juga bagi orang zaman ini.
Yang mendekat kepada Yesus boleh berharap mendengar lebih tentang-Nya dari pada yang hingga kini terpikirkan. 

Perkenalan diri Yesus mencakup hal-hal baru tentang perkara-perkara yang sudah mulai dipercaya. Itulah dinamika iman kepercayaan. Sudah beribu kali didengar tentang salib, wafat, dan kebangkitan Yesus – tapi tetap akan didapati yang baru. Syaratnya, orang berani berkata, seperti orang-orang Yunani tadi: “Pak, Bu, kami ingin menemui Yesus, Dia yang sudah Anda kenal dari dekat itu!”

Renungan bagi kita di minggu ini: 
  1. Permintaan untuk bertemu Yesus diucapkan oleh orang Yunani kepada Filipus dan diteruskan kepada Andreas. Bagaimana bila ada orang yang datang kepada kita dan menyampaikan keinginan bertemu dengan Yesus? Sanggupkah kita menyampaikan kepada mereka siapa Yesus itu?
  2. Orang-orang Yunani, yang bukan orang Yahudi, ingin bertemu dan melihat wajah Yesus. Apakah kita juga punya keinginan yang sama seperti mereka berjumpa dengan Yesus, untuk melihat wajah-Nya dan sungguh mengenal Yesus yang sebenarnya sebagai Penyelamat kita? 

Kita diminta untuk selalu mengenal dan mengenalkan Yesus kepada semua makhluk. Kita semua selalu diundang untuk mendekati dan melihat wajah Yesus, sebagai model seorang imam sejati, yang sanggup menderita, memiliki rasa ikut prihatin dan berbelaskasih, serta peka terhadap solidaritas dengan sesama. Kita perlu lebih mendekat dan mengenal Yesus. Aneka macam tantangan, percobaan, kelemahan, kerapuhan kita sehari-hari justru akan menciptakan suatu kesempatan bagi kita untuk lebih mendekat dan mengenal Yesus.

Selamat menjalani masa pertobatan di masa Pra-Paskah ini.
Semoga Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita.

Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – Maria Bunda Segala Bangsa




Next article Next Post
Previous article Previous Post