Tiga bulan setelah Proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 1945, pecahlah perang di Surabaya pada tanggal 10 November yang menewaskan 20.000 di pihak Indonesia dan 1.500 di pihak sekutu. Peristiwa ini dipicu oleh kemarahan pihak sekutu yaitu Britania Raya dan Belanda karena pejuang yang merupakan tentara dan milisi yang pro-kemerdekaan Indonesia di kota Surabaya tidak mengindahkan ultimatum pihak sekutu dan ingin tetap mempertahankan kemerdekaan. Begitu dahsyatnya pertempuran tersebut, yang menjadi bagian dari revolusi nasional Indonesia, maka 10 November ditetapkan menjadi hari Pahlawan Nasional, mewakili semua pertempuran-pertempuran sepanjang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Di hari ini, OMK Santo Aloysius Gonzaga HKY di bawah bimbingan bidang pendampingan hidup seksi kepemudaan, mengadakan kegiatan untuk memperingati Hari Pahlawan untuk menghormati dan mengenang jasa para pahlawan dengan tema Suara Anak Muda Katolik Membangun Bangsa.
Rangkaian acara diawali dengan misa ekaristi yang dimulai pukul 10.30. Dalam khotbahnya, Romo Pera Arif Sugandi menyampaikan sebuah penelitian (yang keakuratannya boleh dikoreksi namun ada satu hal yang bisa dipetik hikmahnya) berkenaan dengan lokasi kematian seseorang.
- 20 persen kematian karena berkendara,
- 17 persen di rumah atau gedung atau berdiam di suatu tempat
- 14 persen pejalan kaki yang ditabrak
- 16 persen bepergian dengan moda angkutan
- 32 persen di rumah sakit, dan terakhir
- 0,01 persen dalam kebaktian di gereja.
Ternyata tempat teraman di dunia adalah di gereja. Di gereja untuk belajar alkitab, berdoa, dan melakukan banyak hal.
Bacaan hari ini pun mengingatkan kita akan talenta kita. Kita mencari aman dalam hidup. Dengan talenta yang berbeda, namun amat disayangkan yang merasa menerima lebih sedikit merasa iri dan tidak didayagunakan. Padahal tidak ada bakat yang tidak berguna. Bakat yang tidak berkembang diakibatkan oleh rasa malas yang adalah salah satu bentuk dari dosa.
Ada beberapa tipe atau macam kecerdasan manusia. Linguistik, logika eksak. atau matematis, psasial, contohnya arsitek, kinestetik berkaitan dengan menari atau olahraga, kecerdasan berikutnya interpersonal yang pandai bergaul, berinteraksi, musik, juga ada yang memiliki kecerdasan yang berkaitan dengan kebiijaksanaan.
Setiap orang punya kecerdasan di atas minimal satu di antaranya dan entah yang berhubungan dengan indra pertama kedua bahkan ke 6 atau 7. Apalagi masih muda masih punya semangat untuk belajar. Maka pakailah dan lipatgandakan dengan perjuangan dan pengorbanan tentunya. Jangan sampai disiakan. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Jangan sampai ditegur "Kemana saja selama ini".
Satu, dua, dan atau tiga, Tuhan telah mempercayakan kepada Anda talenta dan anda pasti bisa menggunakannya asal mau jangan malas supaya produktif. Tentu ketika diberi kepercayaan maka menjadi tanggung jawab kita. Maka berlakulah sebagai anak Allah, inilah waktunya mulai untuk berguna dan berarti, selama masih muda punya semangat, daya juang, dan waktu yang masih panjang. Tidak hanya untuk media sosial tapi juga untuk gereja yang pada akhirnya berguna bagi nusa dan bangsa.
Romo juga menggarisbawahi seruan Bapa Uskup berkaitan dengan perayaan 75 tahun hut keuskupan gereja sinodal berkatekese yg transformatif, misioner, berdialog dengan mensyukuri karunia anak, remaja, dan kaum muda, bahwa perlunya menggelorakan, menghidupkan kaum muda.
Romo juga mengkritisi atau merasa sedih misa ini seperti misa lansia, mengapa tidak terdengar jawaban ketika aklamasi. (Bukan bermaksud mengecilkan lansia) namun bagi kaum muda yang masih sangat bertenaga, terasa tidak punya semangat, gairah kehidupan. Munculkanlah roh-roh kehidupan agar gereja punya warna dan hidup.
ORANG MUDA KATOLIK MEMBANGUN BANGSA
Acara yang dihadiri lebih dari 50 OMK juga dari Paroki MBSB dengan mengenakan baju/ kostum dengan tema perjuangan dan baju daerah nusantara, dilanjutkan dengan ramah tamah, penampilan band, dan talkshow di GSG lantai 1. Budi Herprasetyo dari Barifal Group, founder dan coach World Club Incubation, yang terjun untuk membimbing anak muda membawakan talkshow bertema Orang Muda Katolik membangun bangsa.
Tantangan di masa depan yang berat. Masalah pertumbuhan sekularisasi (keduniawian yang menyesatkan seperti LGBT yang disusupkan dalam film-film fenomenal), perkembangan teknologi, kesehatan mental, lingkungan dan lain sebagainya. Apa yang harus kita lakukan. Apakah tanggung jawab kita terhadap kerusakan alam misalnya.
Orang muda katolik harus memiliki karakter dasar yaitu kasih, suka cita, perdamaian, kesabaran, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan kontrol diri (Galatia 5:22-23). Hal-hal tersebut harus menjadi karakter atau softskill kita sebelum belajar keahlian yang lain.
Untuk mengembangkan talenta, temukan bakat, luangkan waktu, berlatih keterampilan juga dalam organisasi. Tak hanya di lingkungan kampus tapi juga di gereja. Jangan lupa mohon bantuan Tuhan. Gunakan selalu bakatmu dan bersuara yang lantang. Demikian pemaparan dari beliau.
- Fransiska Fajariani/doc. by Gloria
- Tim Komsos HKY