Menghidupi Kebijaksanaan

author photo November 11, 2023
MINGGU, 12 NOVEMBER 2023
Minggu Biasa XXXII Tahun A
Bacaan: Kebijaksanaan 6:12-17; 1Tesalonika 4:13-18; Matius 25:1-13

Pada suatu hari, raja hutan yang sedang kelaparan berkeliling mencari mangsa untuk menjadi santapannya. Karena tidak waspada, dia jatuh terperosok dalam lubang perangkap yang disiapkan oleh para pemburu. Lubang ini sangat dalam, sehingga ia tidak mampu untuk melompat kembali ke permukaan. Dia berteriak minta tolong kepada setiap hewan yang lewat di atasnya, namun tidak ada yang mau menolongnya. Suatu ketika, lewatlah seekor monyet kecil dan ia menjadi kasihan akan keberadaan raja hutan tersebut. Monyet bersedia membantu setelah raja hutan berjanji untuk tidak memakannya setelah ditolong. Setelah ditolong sampai keatas, raja hutan melupakan janjinya karena dia sangat kelaparan. Ditangkaplah sang monyet, namun sang monyet melawan dan berteriak-teriak minta tolong. Kancil yang sedang lewat dan melihat kejadian itu kemudian menendang raja hutan sehingga monyet itu terlepas dari genggaman raja hutan. Kancil menanyakan apa yang terjadi kepada mereka. Kemudian monyet menceritakan kejadian yang baru saja dia alami. Sebenarnya dari cerita monyet, kancil dapat menangkap jalan ceritanya namun ia ingin memberi pelajaran kepada raja hutan. Mereka diminta memeragakan kejadian yang sebenarnya dan ini harus dimulai dari raja hutan yang ada di lubang. Maka tanpa keraguan sedikitpun, raja hutan masuk kembali ke lubang. Setelah raja hutan masuk ke lubang, kancil meminta monyet tersebut untuk lari. Keluguan monyet hampir membuatnya celaka namun kebijaksanaan kancil bisa menyelamatkannya. Kebijaksanaan itu akan selalu menuntun siapapun pada kebenaran dan akan membuat siapapun mampu untuk bersikap yang tepat dalam segala situasi. Akhirnya, kebijaksanaan akan memberikan kebahagiaan.  

Bacaan-bacaan pada hari minggu ini berkisah tentang kebijaksanaan. Dari kitab kebijaksanaan yang kita dengar dari bacaan pertama, kita mendapati bahwa kebijaksanaan itu akan mudah ditemukan oleh orang yang mencarinya (bdk. keb.6:12,14). Yang menemukan kebijaksanaan akan terlepas dari kesusahan (bdk. keb.6:15) dan kebijaksanaan tersebut akan ditemukan pada setiap pemikiran mereka (bdk. Keb.6:16). Berkat kebijaksanaan ini pula, dalam bacaan kedua, Paulus mengingatkan tentang adanya pengharapan kepada jemaat di Tesalonika yang menanyakan nasib saudara-saudara mereka yang sudah meninggal. Pengharapan bahwa mereka yang sudah meninggal akan dibangkitkan seperti Yesus (bdk. 1 Tes 4:13-14). Mereka mesti selalu berpengharapan bahwa mereka juga akan dibangkitkan. Akhirnya mereka bersama dengan yang sudah meninggal akan diangkat ke Surga menyongsong Tuhan (bdk. 1 Tes 4:15-18). Kebijaksanaan akan memampukan mereka untuk menghidupkan pengharapan ini.

Perumpamaan tentang kebijaksanaan juga kita temukan pada bacaan injil hari ini. Bacaan injil dibuka dengan perkataan Yesus “Pada waktu itu, hal kerajaan surga seumpama….”(Mat 25:1). Kali ini Yesus berbicara tentang akhir jaman. Pada saat itu, akan ada mereka yang ditinggal dan akan ada yang diajak ikut serta. Perumpamaan tentang akhir jaman kali ini berkisah tentang sepuluh gadis yang hendak menyongsong mempelai laki-laki. Mereka bermaksud menyongsongnya agar dapat ikut serta dalam pesta pernikahan. Kesemuanya datang dengan membawa pelita yang bernyala namun lima darinya datang tidak hanya dengan pelita namun juga datang dengan bekal minyak tambahan. Sementara itu. kelima gadis lainnya datang dengan tidak membawa bekal minyak tambahan. Yang tidak membawa minyak akhirnya tertinggal di luar dan tidak bisa ikut pesta karena mereka harus membeli minyak dan ini kesalahan mereka sendiri (bdk. Mat. 25: 1-13). Mereka tidak memiliki kebijaksanaan sehingga mereka tidak menyiapkannya terlebih dahulu dan akhirnya tertinggal di luar.

Pada zaman itu, akan menjadi aib bagi seorang gadis bila tidak dapat ikut memeriahkan pesta sebagai pengiring pengantin. Banyak alasan yang membuat mereka tidak bisa ikut menjadi pengiring pengantin. Bisa jadi karena mereka tidak mempunyai baju yang pantas atau karena mereka memiliki paras yang tidak baik. Pesta ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk bisa mendapatkan jodohnya. Maka malang bagi mereka yang tidak dapat ikut, mereka akan sulit untuk mendapatkan jodohnya. Bila ini terus berlanjut, mereka akan jadi perawan tua dan digolongkan dalam kelompok janda. Mereka akan dicibir serta dijauhkan dari masyarakat. Dalam perumpamaan ini, mereka tidak bisa ikut pesta karena kecerobohan mereka sendiri. Kita tidak usah menyalahkan mereka yang tidak mau berbagi karena mereka ini adalah orang yang lebih siap dan menyiapkan diri mereka dengan lebih baik, Penolakan mereka menujukkan bahwa minyak dan pelita adalah suatu hal yang tak bisa dipisahkan. Mereka yang tidak bijaksana akhirnya kehilangan kewaspadaan dan akhirnya ditinggalkan. 

Bacaan minggu ini meminta kita untuk  selalu bijaksana menyikapi kehidupan. Orang yang bijaksana akan memercayakan hidupnya pada pemeliharaan Tuhan. Orang bijaksana akan senantiasa menyiapkan diri untuk menyambut kedatanganNya. Ya, Yesus akan datang kembali, maka kita mesti selalu menyiapkan diri. Kita harus mempunyai sikap rendah hati sehingga kita mampu menangkap kehadiran Tuhan dalam setiap kejadian. Dengan kerendahan hati ini, kita akan selalu mencari dan mengusahakan kebenaran, salah satunya adalah dengan rajin membaca Kitab Suci dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita mesti selalu bersikap rendah hati untuk mau diubah olehNya lewat Firman-Nya. Kita mesti bisa memberikan ruang gerak bagi sabda Ilahi dalam kehidupan kita sehari-hari. Mereka yang ceroboh sama seperti mereka yang tidak pernah menjadikan sabda Ilahi bagian dari kehidupan mereka sendiri. 

Seringkali, ego menutupi kesadaran kita. Karena ego, kita sering tidak sadar kehabisan minyak untuk tetap menyalakan pelita. Karena ego pula kita ingin selalu terlihat tampil hebat dan mendapat pengakuan di Gereja tanpa menyadari bahwa ego kita menghalangi gerak komunitas kita. 
Kebijaksanaan akan selalu menimbulkan sikap mawas diri. Kita akan selalu waspada sehingga pada akhirnya membuat kita siap untuk menyambut kedatangan-Nya untuk yang kedua kalinya.  

Yesus pasti akan datang kembali. Yang berbekal kebijaksanaan akan tetap tenang dan yakin bahwa Tuhan pasti akan datang dan menyiapkan diri mereke untuk menyambut kedatangan-Nya kelak.

Pertanyaan bagi kita;  
  • Sudahkan kita mengerjakan semua tugas kita dengan baik, cermat dan penuh?
  • Sudahkan kita membaca firman Allah, merenungkannya dan melaksanakannya dalam kehidupan kita sehari-hari?
  • Maukah kita terus menghidupkan kebijaksanaan dalam diri kita?

Semoga kita selalu bisa menghidupkan kebijaksanaan dalam diri kita dan dengan rendah hati menyerahkan diri kepada-Nya serta memberikan ruang gerak pada Roh Illahi dalam diri kita sehingga pada akhirnya kita pantas dan layak menyambut kedatangan Yesus untuk kedua kalinya.

Selamat berhari Minggu.
Semoga Tuhan Yesus memberkati kita.

Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – Maria Bunda Segala Bangsa


Sumber Ilustrasi: freebibleimages.org




Next article Next Post
Previous article Previous Post