Ketaatan Membuahkan Kebahagiaan

author photo November 19, 2023
MINGGU, 19 NOVEMBER 2023
Minggu Biasa XXXIII Tahun A
Bacaan: Amsal 31:10-13.19-20.30-31; 1Tesalonika 5:1-6; Matius 25:14-30.

Saat pandemi Covid melanda Indonesia, semua dari kita tidak tahu apa yang musti dilakukan agar bisa terhindar darinya. Berita yang beredar tidak banyak membantu malahan semakin membingungkan. Dalam situasi seperti ini, Pemerintah kemudian memberikan aturan agar masyarakat tidak berkegiatan berkelompok dan wajib menjaga jarak. Meskipun ada aturan ini, masih banyak masyarakat yang masih berkumpul dan tidak menjaga jarak. Akibatnya, bisa kita ketahui yaitu jatuhnya banyak korban. Meskipun begitu, banyak masyarakat yang selamat karena mereka menaati aturan pemerintah tersebut. Karena ketaatannya, mereka bisa selamat dan merasakan kebahagiaan bersama dengan keluarga dan kenalan mereka. 

Bacaan yang kita dengar pada hari ini berbicara hal yang sama. Dengan menaati perintah Tuhan, maka umat manusia akan mendapatkan kebahagiaan. Dalam bacaan pertama diungkapkan bahwa keindahan fisik tidak mempunyai arti. Justru yang lebih berarti adalah sikap takut akan Tuhan (bdk. Ams. 31:30). Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus memberikan pesan kepada jemaat di Tesalonika bahwa jemaat musti selalu hidup dalam terang agar selalu siap saat kedatangan Tuhan Yesus untuk yang kedua kalinya. Meskipun mereka telah menerima Kristus dan telah dibabtis sehingga mereka telah menjadi anak-anak terang, mereka harus selalu berusaha dan menjaga untuk selalu hidup dalam terang itu. Mereka tidak boleh tidur seperti orang lain agar mereka selalu siap saat kedatangan-Nya (bdk. 1Tes 5:1-6).

Perumpamaan yang diberikan Yesus tentang Kerajaan Allah dalam Injil hari ini adalah tentang talenta yang dipercayakan seorang tuan yang hendak pergi jauh kepada para hambanya. Nilai satu Talenta setara dengan sepuluh ribu dinar dan satu dinar adalah satu hari upah kerja. Suatu jumlah yang sangat besar dan ini menunjukkan kepercayaan yang sangat besar dari sang tuan kepada para hambanya. Sang tuan memberikan talentanya sesuai dengan kesanggupan masing-masing hambanya (bdk. Mat 25:15). Artinya sang tuan mengenal dengan baik kemampuan hambanya dan ia juga tidak menuntut lebih dari yang bisa hambanya kerjakan. Tinggal apakah mereka mau mengusahakannya atau tidak. Ada hamba yang mendapat lima talenta, dua talenta dan satu talenta. Yang mendapat lima dan dua talenta segera bekerja untuk mengembangkannya. Hal ini berbeda dengan hamba yang mendapat satu talenta. Ia pergi dan menyimpan satu talenta itu kedalam Tanah. Ketika Tuannya pulang, hamba yang mendapat lima dan dua talenta mendapat pujian dari tuannya karena mereka berhasil mengembankannya . Oleh karena mereka setia pada hal yang kecil itu, mereka selanjutnya akan akan mendapat kepercayaan untuk tugas yang lebih besar serta diperbolehkan masuk dalam kebahagiaan tuannya yang artinya adalah mereka menjadi anggota orang merdeka dan tidak menjadi hamba lagi. Sementara yang mendapat kepercayaan satu talenta tidak akan lagi mendapat kepercayaan bahkan akan mendapat hukuman. (bdk. Mat 25: 14-30)

Dalam tradisi Yahudi menyimpan harta dalam Tanah adalah tidak salah. Secara adat, seorang hamba yang dipercaya oleh tuannya akan dianggap mengerjakan tugasnya dengan baik bila mampu menjaga harta tuannya itu salah satunya dengan menyimpan hartanya dalam tanah sehingga tidak dicuri. Hamba yang ketiga adalah hamba yang taat dalam menjalankan hukum adat yang berlaku. Meskipun demikian Yesus mengecam yang satu ini karena ia jahat dan malas (bdk. Mat. 25:26). 

Sang tuan meminta mereka untuk tidak hanya menyimpan namun juga mengembangkan hartanya sementara sang tuan juga mengembangkan hartanya di tempat lain. Namun karena hamba yang terima satu talenta ini malas, ia kemudian menggunakan aturan adat untuk membela ketidaktaatannya. Hamba yang satu ini juga jahat. Sang Tuan memang dikenal sebagai orang yang kejam, semena-mena (bdk.Mat. 25: 24) namun sentuhan dan hasil kerja hamba yang menerima lima dan dua talenta berhasil mengubahnya. Sang Tuan menjadi murah hati dan memberikan kebahagiaanya kepada mereka. Hal ini berbeda dengan hamba yang menerima satu talenta. Hamba ini jahat karena menutup kemungkinan sang tuan untuk berubah menjadi murah hati. Dia membalas kejahatan tuannya dengan kejahatannya. Inilah sebenarnya yang tidak dikehendaki oleh Yesus. Yesus minta kita untuk mampu mengubah orang dengan kasih dan ketaatan.

Gambaran sang tuan adalah gambaran dari Allah kita. Allah berani mengambil resiko dengan berani memberikan kepada kita masing-masing talenta yang berharga. Talenta ini mesti kita kembangkan. Menjadi permenungan kita minggu ini:  
  • Apakah kita bersikap seperti hamba yang menerima lima & dua talenta yang berani mengembangkan talenta tersebut?
  • Ataukah kita seperti hamba yang menerima satu talenta yang kemudian pergi menguburkannya?
  • Selain itu, ada hal lain yang perlu kita renungkan lebih lanjut dengan mengadaikan bahwa kita tahu kalau hamba yang menerima satu talenta itu hanya menguburkannya:
  • Apakah kita berani  dan mempunyai inisiatif untuk membantunya agar ia bisa  mengembangkannya?
Ketika Yesus datang lagi untuk kedua kalinya, Ia pasti akan menanyakan talenta-talenta yang telah Ia berikan.

Semoga bacaan-bacaan di hari minggu ini memampukan kita untuk selalu taat akan perintah-Nya serta selalu berusaha untuk mengembangkan talenta yang sudah dipercayakan Allah kepada kita. Semoga kita selalu berjaga dan tetap hidup dalam terang Injil. Sehingga pada akhirnya, saat kedatangan-Nya kelak, kita sudah siap untuk mempertanggunjawabkan dan akhirnya  boleh masuk dan ikut ambil bagian dalam kemuliaan-Nya. 

Selamat berhari Minggu.
Semoga Tuhan Yesus memberkati kita.

Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – Maria Bunda Segala Bangsa


Sumber Ilustrasi: freebibleimages.org


Next article Next Post
Previous article Previous Post