MINGGU, 26 NOVEMBER 2023
HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
Bacaan: Yehezkiel 34:11-12.15-17; 1 Korintus 15:20-26.28; Matius 25:31-46
Dokter Lo Siauw Ging, adalah seorang dokter yang langka di jaman ini. Dokter Lo tidak pernah menentukan tarif untuk semua pasien yang berobat kepadanya. Baginya, menjadi kewajiban seorang dokter untuk menyembuhkan semua orang yang sakit. Hal yang melatar belakangi hal ini adalah karena saat kuliah kedokteran semua biaya kuliahnya dibayar oleh negara. Setelah menjadi dokter, ia merasa berkewajiban untuk membayar kebaikan yang telah ia terima. Pasiennya bebas untuk menentukan biaya atas jasa yang telah ia berikan.. Beberapa pasien yang berkekurangan tidak hanya dibebaskan dari biaya jasanya namun untuk obatnya pun dibelikan olehnya. Mereka akan diberikan resep yang sudah diberikan catatan oleh dokter. Sesampai di apotek, mereka itu bisa mengambil obat tanpa membayar dan pihak apotek akan menagihkan biaya obat itu kepada dokter. Saat ini dokter Lo sudah tua dan sering sakit-sakitan. Semoga nantinya akan ada banyak dokter muda yang tergerak untuk meneladani dokter Lo yang selalu membantu tanpa pamrih.
Hari minggu ini adalah hari penutupan tahun liturgi. Untuk itu, di hari ini kita merayakan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Tahun liturgi saat ini adalah Tahun Liturgi A yang mana bacaan Injil yang sering kita dengar adalah Injil Matius dan kadangkala Yohanes. Setelah ini kita akan memasuki tahun liturgi B. Kita akan sering mendengar bacaan Injil dari Injil Markus dan kadangkala dari Injil Yohanes. Bacaan injil hari ini berkisah tentang akhir jaman, bagaimana pada saat itu Yesus akan tampil sebagai Raja dan akan mengadili semua bangsa. Kita tentunya memahami, bahwa apa yang kita alami saat ini adalah sebagai akibat dari apa yang kita lakukan di masa lampau. Bacaan injil hari ini, menggambarkan bahwa keadaan sekarang ini adalah masa lampaunya kejadian kelak. Kejadian kelak adalah saat Yesus datang sebagai Raja dan mengadili semua bangsa. Ada hal pembeda yang membuat kita tidak bisa melihat perjalan sejarah ini sebagai suatu yang alami. Hal pembeda itu adalah kehadiran Ilahi yang bisa mempengaruhi perjalanan sejarah. Ia selalu hadir dalam peristiwa-peristiwa yang tidak terduga dan baru kita sadari setelah itu terjadi, sehingga kita menanyakan “kapan kami melihatmu?“ (bdk. Mat 25:37.44)
Keputusan Yesus saat mengadili semua bangsa, tidaklah berdasarkan kepandaian, jabatan, pangkat, kekayaan dan segala hal yang telah dicapai di dunia. Keselamatan semua bangsa itu bergantung pada perlakuan mereka kepada sang Raja ketika Ia lapar mereka memberi makan, ketika Ia haus mereka memberi minum, ketika Ia tak ada tumpangan mereka memberi penginapan, ketika Ia telanjang mereka memberi pakaian, ketika Ia sakit dan dipenjara mereka mengunjunginya (bdk Mat 25: 35-36.42-43). Ketika ditanyakan kapan mereka ada kesempatan berbuat demikian kepada sang Raja, Ia menjawab bahwa apa yang mereka perbuat kepada salah seorang yang paling hina ini sama dengan yang mereka perbuat terhadap-Nya. (bdk. Mat 25:40.45). Dengan kata lain, Yesus hendak mengatakan, bahwa kita mesti membantu orang-orang yang kita jumpai setiap hari, siapapun orangnya. Kita diajak Yesus untuk mengenal, memperhatikan dan menolong semua orang yang berkesusahan.
Pertolongan yang kita lakukan haruslah pertolongan yang tulus. Dengan kata lain, pertolongan kita haruslah berlandaskan kasih. Kasih itulah jalan yang paling singkat dan efektif untuk meraih kesempurnaan. Kasih inilah yang selalu Yesus tunjukkan selama hidupNya. Pada saatnya nanti, Ia akan datang lagi dalam kemuliaan-Nya dan memisahkan orang yang baik dan benar. Ia akan memisahkan mereka seperti gembala memisahkan domba dari kambing. (Mat 25:32). Ia yang sebagai gembala akan mengenali kawanannya satu persatu. Domba-domba yang menyukai kasih, ketaatan dan kelemahlembutan ditempatkannya di sisi kanan-Nya sementara kambing yang menyukai kekerasan akan ditempatkan di sisi kirinya.
Menjadi permenungan kita pada minggu ini:
- Apakah kita sudah mengamalkan kasih dengan peduli kepada mereka yang kekurangan?
- Apakah motivasi kita dalam membantu mereka yang kekurangan?
- Apakah untuk ketenaran diri agar dikenal sebagai pribadi yang baik?
- Ataukah karena kasih kepada mereka?
- Apakah aku masih berharap untuk mendapatkan imbalan atas segala bantuan yang kuberikan pada orang lain?
Gereja Paroki kita mengalokasikan dana yang cukup besar dari hasil kolekte kita untuk membantu mereka yang berkekurangan. Namun demikian, masih banyak dari mereka yang belum bisa tersentuh olehnya. Inilah saatnya bagi kita untuk turut serta membantu mereka dengan tulus ikhlas. Sang Raja akan membalas segala hal yang kita lakukan untuk-Nya.
Selamat berhari Minggu.
Semoga Tuhan Yesus memberkati kita.
Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – Maria Bunda Segala Bangsa