Keadilan dan Kemurahan Hati Allah

author photo September 24, 2023
Minggu, 24 September 2023
Minggu Biasa XXV Tahun A
Bacaan: Yesaya 35:6-9; Filipi 1:20c – 24, 27a; Matius 20:1-16a

Dr Howard Kelly yang hidup di tahun 1858 – 1943 lahir dari keluarga yang miskin. Untuk membiayai sekolahnya, dia musti menjual barang dari pintu ke pintu. Pada suatu hari, día sangat lapar sementara uang di kantongnya hanya tersisa 1 sen. Dia memutuskan untuk meminta makanan pada sebuah rumah. Saat mengetuk pintu rumah tersebut, seorang wanita muda yang cantik membukakan pintunya sehingga ia urung untuk meminta makanan. Ia hanya meminta minum dan wanita ini, yang melihatnya kelaparan, memberinya satu gelas susu yang besar. Selesai minum, Howard kecil merasa kenyang dan bertanya berapa ia harus bayar. Namun wanita muda ini mengatakan bahwa satu gelas susu ini gratis. Beberapa tahun kemudian, setelah Howard menjadi seorang Dokter, ia menerima pasien yaitu seorang wanita tua yang menderita sakit langka. Dia dengan cepat mengenali wanita ini sebagai wanita yang memberinya segelas susu. Segera dia memberikan perawatan yang terbaik dan membayar semua biaya rumah sakit. Wanita muda yang menerima tagihan dari Rumah Sakit tidak berani membuka karena khawatir tidak dapat membayar tagihan. Akhirnya setalah memberanikan diri untuk membukanya, dia sangat terkejut ketika membaca tulisan di tagihan tersebut: “Lunas dengan segelas susu”.

Bacaan-bacaan yang kita dengar hari ini berbicara tentang keadilan dan kemurahan hati Allah. Bacaan Injil berkisah tentang kerajaan surga yang diumpamakan sebagai pemilik kebun anggur yang mencari pekerja untuk kebunnya. Dia mencari pekerja sampai lima kali. Yang pertama dilakukan pagi-pagi sekali dan mereka sepakat dengan upah satu dinar sehari. Yang kedua dilakukan di jam sembilan dan dia menjanjikan upah yang layak kepada mereka. Berikutnya di jam dua belas, jam tiga dan yang terakhir di jam lima, dia masih menambah pekerjanya. Saat pukul 6 sore, mulailah ia melakukan pembayaran dan dimulai dari yang datang paling akhir dan lanjut ke pekerja yang datang sebelumnya. Mereka yang paling akhir yaitu di jam lima mendapat upah satu dinar begitu juga mereka yang datang di jam tiga, duabelas dan sembilan. Ketika tiba giliran pekerja yang pertama, mereka berharap mendapat upah lebih, namun ternyata mereka juga mendapat upah satu dinar. Hal ini membuat mereka bersungut-sungut. Pemilik kebun anggur mengingatkan mereka bahwa mereka sudah sepakat dan menanyakan kepada mereka apakah mereka iri karena kemurahan hatinya (bdk. Mat 20:13-15)

Perumpamaan di atas hanya bisa kita baca dalam injil Matius saja. Perumpamaan ini berbicara tentang kerajaan Surga dan sang pemilik kebun anggur itu adalah Allah Bapa sendiri. Dalam doa Bapa Kami, kita memohon agar kerajaan surga datang di dunia ini dan kedatangan Kristus di dunia mewartakan bahwa kerajaan surga ini sudah benar-benar dekat. Ia mengajak orang untuk bertobat. Perumpamaan ini tidak untuk menyindir kehidupan sosial kemasyarakatan dimana orang gampang iri bila melihat orang lain beruntung. Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita tentang bagaimana kerajaan surga itu bekerja. Kerajaan Surga terbuka bagi semua orang dan tidak berdasar kepada berapa banyak atau sedikitnya kerja, perbuatan baik atau jasa manusia. Kerajaan surga disediakan dan diberikan oleh Allah melulu karena keadilan dan kemurahan hati-Nya. Hal lain yang musti kita cermati adalah bahwa orang yang bekerja satu jam itu bekerja dengan sungguh-sungguh. Bila tidak bekerja sungguh-sungguh, belum tentu pemilik kebun anggur mau membayarnya. Dari sisi yang lain, kita juga bisa melihat bahwa orang yang pertama datang merupakan orang yang beruntung karena mereka dari awal sudah mendapat jaminan kepastian penghasilan di hari itu. Hal ini berbeda dengan mereka yang menganggur sampai jam lima. Mereka itu berada dalam ketidakpastian penghasilan di hari itu. Maka di sinilah tampak keadilan dan kemurahan hati Allah. Allah memberikan semuanya sama sehingga hari itu mereka semua bisa makan. Ini sama dengan doa Bapa Kami, dimana kita selalu meminta rejeki kita untuk hari ini saja.

Keadilan sering diartikan sebagai memberikan kepada seseorang yang menjadi hak-Nya. Namun keadilan dan kemurahan hati Allah memberikan kepada seseorang lebih daripada haknya. Memberikan lebih daripada hak manusia itu adalah melulu hak Allah karena: “rancangan-Ku bukanlah rancanganmu dan jalanmu bukanlah jalan-ku (Yesaya 55:8). Kita tidak ada hak untuk bersungut-sungut terhadap apa yang Allah lakukan dan berikan. Semua orang sama di hadapan Allah dan kita tidak berhak meminta hak istimewa dari Allah. Yang perlu kita lakukan adalah bergembira dan bersyukur atas keadilan dan kemurahan hatiNya seperti yang diungkapkan oleh Rasul Paulus: “Karena bagiku hidup adalah Kristus, dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Maka hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus (Flp 1:21,22,27)

Maka setelah mendengar dan memahami sabda Tuhan hari ini, kita harus selalu bersyukur dan bergembira karena Allah yang kita imani adalah Allah yang Adil dan Murah Hati. Kita pun diajak untuk membawa keadilan dan kemurahan hati Allah dalam hidup kita sehari-hari sehingga banyak orang akan bisa melihat Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari.

Selamat berhari Minggu dan semoga Tuhan Yang Adil dan Murah Hati senantiasa memberkati dan melindungi kita.

Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Kota Wisata


Sumber Ilustrasi: freebibleimages.org



Next article Next Post
Previous article Previous Post