Minggu, 6 Agustus 2023
PESTA YESUS MENAMPAKKAN KEMULIANNYA
Bacaan: Daniel 7:9-10.13-14; 2Petrus 1:16-19; Matius 17:1-9
Hal yang mengasyikkan bila kita menonton film action adalah saat-saat menjelang akhir cerita. Pada saat itu, sang jagoan akan menunjukkan kepada semua lawannya siapa día sesungguhnya. Pada saat itu segala kekuatan dan kehebatannya muncul. Sang jagoan menggunakan semuanya itu untuk mengalahkan para musuhnya. Kejahatan akhirnya akan dikalahkan oleh kebenaran.
Hari ini Gereja Katolik merayakan pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Dalam injil hari ini, diceritakan bahwa Yesus menampakkan kemuliaan-Nya di gunung Tabor. Peristiwa ini terjadi setelah enam hari yang lalu para murid kecewa dan sedih, ketika Yesus mengatakan kepada murid tentang penderitaan-Nya yaitu tentang sengsara, kematian dan kebangkitan (bdk. Mat 16:21) dan syarat-syarat mengikuti-Nya yaitu dengan pengorbanan seperti menyangkal diri, memikul salib, berani berkorban demi Dia dan lain sebagainya (bdk. Mat 16:24-28). Pada saat itu, Yesus meminta para murid untuk lebih mengenal-Nya. Dengan lebih mengenal dan mengerti siapa Yesus, diharapkan Iman para murid akan mulai tumbuh. Setelah Iman para murid tumbuh, Iman itu akan menghasilkan buah yaitu kepasrahan diri kepada Allah. Inilah yang Yesus minta dan harapkan dari para murid.
Setelah Yesus merasa sudah cukup waktu bagi para murid untuk merenungkan pengajaran-Nya, diajaklah Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke gunung Tabor (bdk. Mat 17:1). Di gunung itulah Yesus mengalami transfigurasi yaitu perubahan total dari penampilan yang biasa menjadi penampilan yang lebih indah. Wajah Yesus berubah menjadi bercahaya bagaikan matahari. Kejadian ini mengingatkan pada kejadian Musa, yang wajahnya bercahaya setelah bertemu dengan Allah dan turun membawa perintah Tuhan (bdk. Kel. 34:29). Kali ini, Yesus pun tampil sebagai Musa baru yang membawakan sabda Tuhan dalam diri Nya. Dia-lah sang sabda yang menjadi manusia.
Nampak juga di sana, dua nabi besar yaitu Musa dan Elia yang merupakan wakil dari Taurat dan Nabi-Nabi Perjanjian Lama. Petrus yang menyebut Yesus sebagai Tuhan meminta ijin untuk mendirikan tiga kemah bagi mereka. Nampaknya Petrus berharap bahwa mereka semua akan tetap tinggal dalam keadaan kemuliaan sampai kerajaan datang. Para murid menjadi takut ketika awan mulai muncul dan terdengar suara Bapa bahwa Kristus adalah sungguh Anak Allah (Mat 17:5). Suara yang sama terdengar pada saat peristiwa pembabtisan Yesus (bdk. Mat 3:17; Mrk 1:11; Luk 3:22). Yesus kemudian bertindak sebagai penghibur dan mendorong para murid supaya tidak takut (bdk.Mat 17:7). Peristiwa ini meninggalkan kesan yang sangat mendalam kepada para murid. Rasul Petrus pun kembali mengenangnya ketika menuliskan suratnya untuk meneguhkan iman para pengikut Kristus akan Kristus (bdk. 2Ptr 1: 16-19)
Peristiwa ini bukan sekedar peristiwa perubahan rupa Yesus. Ada hal yang begitu mendalam yang hendak Tuhan sampaikan kepada para Murid-Nya.
- Tujuan dari transfigurasi Kristus ini adalah: agar murid-murid-Nya mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang siapa Dia sesungguhnya. Tuhan ingin menunjukkan kepada para murid-Nya bahwa Dia adalah Sang Mesias yang dijanjikan Allah dan bukan Mesias yang digambarkan oleh manusia.
- Melalui peristiwa transfigurasi ini, Tuhan Yesus juga ingin meneguhkan Iman para murid-Nya, khususnya setelah kematian-Nya, dimana Dia akan datang dengan mulia. Tuhan memberi tambahan kekuatan iman, dan mempersiapkan para murid-Nya untuk peristiwa yang jauh lebih luar biasa yaitu Peristiwa Salib.
Pesan yang sama juga kita peroleh pada peristiwa transfigurasi ini. Melalui peristiwa ini, kita semua dipanggil untuk lebih mengenal dan mencintai Tuhan secara lebih dalam lagi. Kita musti ingat bahwa Iman mulai tumbuh saat kita lebih mengenal dan mengerti siapa Yesus. Di samping itu, kita musti juga ingat bahwa Tuhan selalu menguatkan Iman kita untuk dapat memanggul salib bersama Kristus dan selalu setia kepada-Nya. Akhirnya yang diharapkan oleh Yesus dengan setia kepada-Nya adalah kemuliaan bersama-Nya di surga.
Semoga bacaan Injil hari ini mendorong kita untuk mengenal dan mencintai Tuhan lebih dalam lagi dengan lebih rajin dan tekun membaca Kitab Suci dan berdoa.
Selamat berhari Minggu,
Semoga Tuhan memberkati kita.
Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – MBSB Kowis