Yesus Sang Raja Damai

author photo July 08, 2023
Minggu, 09 Juli 2023
Minggu Biasa XIV
Bacaan: Zakharia 9:9-10; Roma 8:9.11-13; Matius 11:25-30

Untuk menolong negara-negara yang berkonflik agar tercipta kondisi yang damai, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengirimkan Pasukan Penjaga Perdamaian ke negara-negara tersebut. Sesuai namanya, Pasukan Penjaga Perdamaian mempunyai tugas untuk memantau serta mengawasi proses perdamaian dan menolong pemberlakuan perjanjian perdamaian yang telah disepakati. Dengan adanya Pasukan ini, krisis yang berlanjut bisa diredam, warga sipil bisa terlindungi dan kepercayaan diri negara yang berkonflik akan tumbuh kembali

Gambaran Mesias yang akan datang secara jelas digambarkan dalam Bacaan Pertama hari ini. Bayangan orang Israel pada jaman dahulu tentang Mesias adalah seseorang yang akan menghantam musuh dan membuat Bangsa Israel kembali berjaya, gemilang, adil dan makmur. Situasi ini merupakan harapan sebagai tanggapan atas kondisi saat itu dimana masyarakat hidup dalam suasana ketidakadilan dan kekerasan. Namun dengan berani Nabi Zakharia menentang gambaran ini dan mengatakan bahwa sang Mesias adalah tokoh yang lemah lembut dan sang penjaga damai. Mesias digambarkan tidak datang dengan menunggang kuda yang gagah perkasa namun dengan menunggang keledai. Mesias tidak akan menggunakan kekerasan, bahkan menghapus segala alat kekerasan di Yerusalem dan akan membawakan damai kepada semua bangsa (bdk. Zak 9:9-10). 

Gambaran Mesias yang lemah lembut, pembawa damai merupakan juga gambaran Allah. Allah adalah Allah yang lemah lembut, pembawa damai, murah hati dan mengasihi manusia. Tampilan Allah yang demikian nampak dalam diri Yesus dan Allah seperti ini-lah yang hendak diwartakan oleh Yesus. Namun begitu, banyak orang Israel yang menolak Yesus sebagai Mesias karena mereka masih terperangkap dalam pemikiran lama. Mereka ini adalah orang-orang cerdik pandai yang merasa sudah tahu apa yang hendak dilakukan Allah dan merasa sudah tahu siapa Allah (bdk. Mat 11:25). Mereka ini terperangkap oleh kitab dan tradisi yang sudah lama mereka pegang. Mereka menolak kenyataan bahwa Allah mempunyai cara yang tersendiri di luar nalar manusia untuk menyelamatkan manusia. Allah berkenan menjadi manusia dalam diri Yesus yang mereka tolak. Yesus ini-lah yang menampilkan wajah Allah. Yesus ini-lah yang mengenalkan kita kepada Allah dan mengajarkan kita untuk berani memanggil Allah dengan sebutan Bapa. 

Untuk dapat mengenal Allah yang tergambarkan dalam diri Yesus, orang perlu menjadi orang kecil (bdk. Mat 11:25). Arti orang kecil di sini adalah mau menjadi orang yang terbuka dan mau menerima tanpa pamrih. Orang kecil mempunyai keberanian untuk keluar dari apa yang selama ini mereka pegang.. Mereka berani berpasrah dan menyerahkan diri seutuhnya kepada Yesus. Sikap itulah yang musti selalu dimiliki oleh para pengikut Yesus.

Dalam bacaan kedua, St. Paulus menegaskan bahwa kita para pengikut Yesus tidak hidup dalam daging namun hidup dalam Roh. (bdk. Rm 8:9). Daging menggambarkan manusia yang terikat pada bumi, sedangkan Roh menggambarkan pribadi yang terikat di bumi namun dipimpin oleh Roh Allah yaitu Kristus Sang Kekuatan Sejati yang memberikan hidup. Dengan hidup dalam Roh, orang mau dibimbing oleh Allah sehingga mereka akan menemukan kedamaian. Roh Allah membangkitkan Yesus dan pada akhir jaman nanti, Roh Allah ini pula yang akan membangkitkan kita. Hal inilah yang menjadikan kita manusia yang berhutang (bdk.Rm- 8:12). Maka menjadi kewajiban kita sebagai orang berhutang untuk melunasi hutang tesebut dengan cara mematikan segala perbuatan dan tindakan yang dikuasai daging dan hidup selalu dalam Roh.

Yesus pada akhirnya mengajak kita untuk ikut memanggul salib yang dipikul-Nya (bdk. Mat 11: 29-30). Menerima ajakan ini akan melegakan karena segala hal yang berat sudah dipikul oleh Yesus. Kita hanya diajak untuk ikut membantu Yesus meringankan beban-Nya. Perlu dimengerti, bahwa ajakan ini bukan berarti Yesus mengajak kita untuk bersengsara. Ajakan ini sebagai wujud ucapan syukur dan terima kasih kepada Yesus yang sudah menjalankan perintah Bapa dan kita sudah menikmati hasil-Nya. Ungkapan syukur inilah yang mendasari iman kita. Dengan mampu bersyukur, kita akan mampu menemukan jalan lapang dan akhirnya bisa mengajak orang lain ikut maju bersama kita.

Semoga bacaan minggu ini menginspirasi kita untuk selalu mengucapkan syukur kepada Yesus sang Raja Damai yang sudah berkenan menjalankan tugas Bapa. Kita bawa rasa syukur ini dalam kehidupan sehari-hari sehingga banyak orang akan mampu melihat wajah Yesus dalam segala tindakan, perkataan dan perbuatan kita sehari-hari.

Selamat berhari Minggu dan semoga Tuhan senantiasa memberkati kita.

Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci-Maria Bunda Segala Bangsa


Freebibleimages.org

Next article Next Post
Previous article Previous Post