Minggu, 23 Juli 2023
Minggu Biasa XVI Tahun A
Bacaan: Kebijaksanaan 12:13. 16-19; Roma 8:26-27: Mat 13:24–43
Tahun 1992, dirilis sebuah film drama hukum Amerika yang berjudul ”A Few Good Men” yang disutradarai oleh Rob Reiner dan dibintangi oleh Tom Cruise, Jack Nicholson, dan Demi Moore. Film ini menceritakan bagaimana Daniel Kaffee dan Jo Anne, pengacara angkatan laut, menghadapi kasus pembunuhan yang melibatkan 2 marinir sebagai tersangka. Oleh Daniel, kasus ini hendak ditutup begitu saja, namun Jo Anne merasa keberatan. Menurutnya kasus ini adalah kasus konspirasi yang didalangi oleh pihak ketiga. Karena keputusan ini, mereka harus berhadapan dengan Kolonel Nathan R. Jassep yang diduga sebagai orang yang mendalangi kasus pembunuhan tersebut. Singkat cerita akhirnya terungkap bahwa terdakwa kedua marinir ini menjalankan “Code Red” atas instruksi atasan mereka yaitu Nathan. Akhirnya tindakan tersebut dianggap sebagai tindakan pidana dan Nathan sendiri sebagai atasan harus mendapat hukuman.
Dalam kehidupan, sisi-sisi gelap akan selalu hidup berdampingan dengan sisi-sisi terang atau kebenaran. Pada injil hari ini Yesus menggunakan perumpamaan tentang lalang dan gandum untuk menggambarkan situasi ini. Dalam perumpamaan hari ini, diceritakan para hamba yaitu para penggarap ladang melaporkan kepada Tuannya bahwa ada lalang tumbuh di ladang padahal benih yang ditabur adalah benih yang baik yaitu gandum. Namun sang Tuan meminta mereka membiarkan agar lalang dan ladang itu tumbuh bersama. Lalang ini akan dibersihkan saat panen nanti oleh para penuai. (bdk. Mat 13:30)
Pemilik lahan yang menaburkan benih adalah Anak Manusia, yaitu Yesus sendiri. Ladang adalah dunia ini sementara benih baik adalah anak-anak kerajaan. Sementara musuh yang menebarkan benih lalang adalah iblis dan para penuai adalah para malaikat (bdk. Mat 13:37-39). Yesus yang adalah Raja Alam Semesta tentunya tidak khawatir dengan ulah Iblis yang mengganggu anak-anak kerajaan, yaitu mereka yang hidup dalam naungan kuasa Anak Manusia. Yesus tidak gentar dan takut pada iblis. Tidak ada kekuasaan jahat yang akan mampu mengguncangkan Kerajaan-Nya. Kerajaan-Nya kekal abadi. Yesus juga tidak meminta para penggarap untuk menyingkirkan lalang. Yesus sendiri yang akan menyingkirkannya. Dia akan mengutus para penuai yaitu para malaikat Nya untuk memberantas lalang itu dan membakarnya pada saat panen nanti. Dengan kata lain, Yesus hendak mengatakan bahwa urusan Iblis adalah urusan Allah dan manusia tidak perlu merasa jumawa untuk bisa membereskan Iblis sendirian. Manusia musti sadar bahwa mereka perlu bantuan Allah karena hanya Allah sendiri yang akan mampu membereskannya.
Dari perumpamaan ini kita juga bisa belajar tentang Kasih Allah kepada Dunia. Allah membiarkan semuanya tumbuh dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk hidup bersama di ladang Tuhan. Ada kemurahan, keadilan dan belas kasihan Tuhan ketika lalang dan gandum dibiarkan hidup berdampingan. Dalam bacaan Kebijaksaan Salomo hari ini, dikisahkan tentang Allah yang memelihara segala-galanya dengan adil (Keb 12:13). Tugas kita sebagai benih yang baik adalah untuk tumbuh selalu dengan baik sebagai orang benar dan tidak berubah menjadi lalang. Untuk itu kita perlu selalu menyandarkan diri kepada Allah. Sebagaimana diungkapkan oleh Paulus bahwa Roh Allah yang akan membantu kita dalam kelemahan kita. Roh Allah ini sendiri yang akan berdoa bagi kita kepada Allah termasuk menyampaikan kepada-Nya segala keluhan-keluhan yang tidak kita ungkapkan (bdk. Rm 8:26). Kadang kala kita merasa kehidupan kita terasa kering sehingga kita tidak mampu untuk berdoa. Tidak ada kasih, suka cita, damai sejahtera dalam hati kita. Hanya kuasa Roh Allah semata yang akan memampukan kita untuk membuka hati sehingga kita dimampukan untuk berdoa.
Pada akhirnya kita disadarkan oleh Yesus bahwa Kerajaan Allah adalah tempat dimana gandum dikumpulkan, tempat dimana buah Roh dirasakan yaitu adanya kasih, damai sejahtera dan suka cita. Kerajaan Allah adalah kumpulan orang yang memiliki hati yang mengakui kelemahan diri tapi percaya akan pengampunan Allah, kaum pendosa yang dengan rendah hati meminta pertobatan, mereka yang percaya bahwa waktu yang diberikan adalah untuk berdoa dan mengucapkan syukur atas semua suka duka keseharian hidup kita.
Menjadi permenungan kita bersama, apakah selama ini kita sudah hidup benar sebagai benih yang baik yaitu anak-anak kerajaan dan turut serta mewujudkan karya Yesus di dunia ini? Ataukah selama ini kita hanya sebagai lalang yang selalu skeptis, apatis dan tidak mau melibatkan diri dalam karya Yesus di dunia ini? Juga sudahkan kita selalu bersandar kepada Allah untuk melawan segala godaan Iblis?
Semoga bacaan hari ini memampukan kita untuk selalu hidup benar, selalau bersandar dan membuka diri akan kehadiran Roh Allah untuk melanjutkan karya Yesus di dunia ini.
Selamat berhari Minggu.
Selamat merayakan hari Orang Tua, Kakek dan Nenek Sedunia
Semoga Tuhan senantiasa memberkati kita.
Johana Suprihatin
Koordinator dan Fasilitator Emmaus Journey