Minggu, 18 Juni 2023
Minggu Biasa XI
Bacaan: Keluaran 19:2-6a; Roma 5:6-11; Matius 9:36 – 10:8
Minggu Biasa XI
Bacaan: Keluaran 19:2-6a; Roma 5:6-11; Matius 9:36 – 10:8
Musim Panen adalah musim yang sangat dinantikan oleh para petani. Inilah saat para petani memetik hasil usaha yang telah lama dijalankan dan sangat dinanti-nantikan hasilnya. Beberapa pedesaan di Jawa memiliki tradisi wiwitan sebagai awal panenan. Para warga akan berkumpul saat matahari mulai tenggelam. Mereka akan berdoa bersama kemudian melakukan makan bersama sebelum esok paginya memulai panen. Berdasarkan sejarahnya, wiwitan adalah bentuk syukur dan terima kasih petani kepada bumi, yang disimbolkan sebagai Dewi Sri, yang telah memberi mereka tempat dan menghidupi padi yang mereka tanam.
Yesus dalam injil hari ini bersabda tentang panenan yang berlimpah tetapi pekerja sedikit. Sabda ini dipicu oleh belas kasihan-Nya melihat banyak orang yang lelah dan terlantar. (bdk. Mat 9:36-37). Mereka ini bagaikan panenan yang sudah siap untuk dipetik, tetapi pekerja untuk memanen sedikit. Maka Yesus meminta para murid Nya untuk meminta kepada Empunya tuaian, yakni Allah sendiri untuk mengirim lebih banyak pekerja panenan (bdk. Mat 9: 38). Yesus tidak meminta para murid untuk mencari sendiri pekerjan panenan karena Yesus hendak mengajar mereka untuk melepaskan diri dari klaim atas pecapaian tugas mereka. Hanya Allah sendiri yang tahu ukuran keberhasilannya.
Tugas memanen ini musti cepat dilakukan karena bila tidak maka panenan akan kering, membusuk dan tidak berguna. Jumlah para penuai akan menentukan kecepatan menuai. Yesus menyadari ini dan tidak sampai hati melihat umat manusia masih terbelenggu oleh dosa, tidak tahu arah dan tersesat oleh dosa-dosa. Yesus kemudian memilih dua belas Rasul dan memberikan mereka kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan banyak penyakit dan kelemahan (bdk. Mat 10:1). Yesus memberi mereka kuasa untuk mengusir roh jahat, artinya Yesus memberikan kuasa pada para Rasul untuk menjauhkan hal-hal yang bisa menghalangi manusia mengalami kehadiran Allah yang memberi kelegaan. Yesus juga memberi mereka kuasa menyembuhkan dari penyakit dan kelemahan yang sebenarnya mengandung arti yang sama dengan mengusir roh jahat. Inilah panggilan Yesus dan kuasa yang diberikan-Nya pada para Rasul-Nya.
Kuasa yang dimiliki oleh para Rasul adalah kuasa Yesus yang diberikan kepada mereka. (bdk. Mat. 10:1). Kuasa ini berasal dan milik Yesus. Para rasul dipercaya dengan kuasa ini agar mereka ikut mengusahakan agar umat tidak gampang terseret arus atau diombang-ambingkan keadaan yang tidak menentu. Kuasa ini lah yang musti diabdikan pada umat-Nya. Tidak seorang pun bisa mengklaim bahwa kuasa ini milik día sendiri. Mereka yang menerima kuasa ini musti melakukannya dengan penuh tanggung jawab. Kuasa yang diberikan oleh Yesus ini masih ada dalam Gereja sampai saat ini sehingga Gereja dapat menjadi pelayan kemanusiaan terutama pada saat-saat kemanusiaan membutuhkan pegangan.
Semua kuasa ini diberikan oleh Yesus karena cinta-Nya kepada manusia. Dalam bacaan pertama dikisahkan bagaimana umat Israel yang berjalan menuju Tanah Terjanji tiba di Padang Sinai, dan berkemah di depan gunung. Musa yang memimpin mereka naik menghadap Yang Maha Kuasa di atas gunung untuk mendengarkan sabda-Nya dan menyampaikannya kepada umat.. Di sana ia mendengar bahwa bila umat sungguh-sungguh mendengarkan sabda-Nya dan berteguh pada hukum-hukum perjanjian-Nya maka umat akan menjadi “harta kesayangan-Nya”, (bdk Kel 19:5) artinya dekat pada-Nya dan diperhatikan secara khusus. Umat akan menjadi “kerajaan imam” (bdk. Kel 19:6), artinya mereka akan menjadi sekumpulan orang yang menjadi pengantara seluruh umat manusia dan seluruh bumi kehadapan Yang Maha Kuasa. Tugas ini mulia walaupun berat, namun umat akan menjadi “bangsa yang kudus” (bdk. Kel 19:6),yaitu dikhususkan dari antara bangsa.-bangsa lain agar dapat menjalankan penugasan menjadi pengantara tadi. Sementara dalam bacaan kedua, Rasul Paulus memberi kesaksian bahwa Yesus menjadi pendamai dan penebus bagi kita para pendosa (bdk Rm 3:10). Ini mengandung juga arti bahwa kita semua para pengikut Kristus harus menjadi pembawa damai dan terang bagi Dunia sekitar kita.
Pengertian-pengertian di atas mendasari kerohanian dalam penugasan kedua belas Rasul (bdk. Mat 10:1-8). Dengan diutus, mereka kini diminta mengamalkan kuasa yang dipercayakan kepada mereka untuk melayani orang-orang (bdk. Mat 10:5). Para rasul diminta memberikan dengan cuma-cuma apa saja yang telah mereka terima dengan cuma-cuma pula (bdk. Mat 10:8). Mereka harus berani berbagi keteguhan iman yang telah ditumbuhkan Allah dalam diri mereka sendiri. Inilah kekuatan iman dan inti kegiatan rasuli. Tugas perutusan pertama mereka adalah kepada domba yang hilang dari umat Israel. Yesus melarang mereka mendatangi wilayah Samaria, apalagi negeri asing dan orang luar (Mat 10:5-6). Artinya kita pun diutus, pertama-tama, untuk lingkungan umat sekitar kita. Ada domba-domba yang hilang yang perlu kita kembalikan kepada sang gembala yaitu Yesus.
Pertanyaan bagi kita apakah kita langsung menjawab “Ya” ketika sang empu-Nya panenan datang kepada kita dan meminta kita untuk menjadi pekerja pananen?
Berbagai tugas sebagai pekerja panenan ada dalam gereja kita dan ini tidak melulu tugas dari para Imam, Biarawan dan Biarawati. Kita pun diundang untuk ambil bagian menjadi pekerja panenan dengan menjadi Petugas Luar Biasa, Pengurus Lingkungan, Pengurus Wilayah, Katekis, Pewarta dan tugas-tugas lainnya.
Semoga bacaan-bacaan yang dibacakan di Minggu Biasa ke-11 ini, memberikan keberanian bagi kita untuk selalu menjawab” Ya” atas setiap panggilan dan perutusan. Selamat berhari mInggu, semoga Tuhan senantiasa memberkati kita.
Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – Paroki Maria Bunda Segala Bangsa
Source: freebibleimages.org |