Mengenal Tuhan dan Hidup di dalam Relasi-Nya
Kekuatan Transformatif Kitab Suci
Hari Minggu Paskah VII
Hari Minggu Komunikasi Sedunia
21 Mei 2023
Bacaan: Kis 1:12-14; 1Petr 4:13-16; Yoh 17:1-11a
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2014, ditemukan bahwa 45% orang Kristen di Amerika membaca Kitab Suci setidaknya sekali seminggu. Menariknya, kelompok usia dengan jumlah pembaca terbanyak berada di kelompok yang dianggap sebagai generasi millennial yang lebih tua yaitu di antara usia 30-49 tahun. Sebaliknya, kelompok termuda yang berusia 18-29 tahun menunjukkan frekuensi membaca kitab suci yang paling rendah. Selain itu, seiring bertambahnya usia yaitu pada kelompok usia 50-64 dan 65+, frekuensi membaca kitab suci terus menurun. Dalam konteks Amerika, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang Kristen membaca Kitab Suci setidaknya sekali seminggu. Hal ini mengindikasikan sebagian orang Kristen menyadari kebutuhan mencari Tuhan dalam teks Kitab Suci, baik itu melibatkan aspek intelektual maupun melalui relasi yang intim di dalam dan melalui doa (misalnya melalui meditasi dan lectio divina).
Minggu ini kita memperingati Hari Komunikasi Sedunia yang ke-57. Bapa Suci, Paus Fransiskus memberikan tema, “Berbicara dengan Hati”. Dalam bacaan Injil hari ini, kita bisa mendengar bagaimana Yesus berbicara dengan hati kepada Bapa-Nya. Kita bisa merasakan kedekatan hubungan Yesus dengan Bapa-Nya. Dalam doa-Nya Yesus memohon kepada Bapa-Nya: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh 17:3)
Doa tersebut sangat fundamental bagi kita orang yang percaya kepada Kristus dan Gereja-Nya. Doa ini mengusik kita semua dengan pertanyaan: dari mana saya bisa mengenal Engkau ya Tuhan? St. Padre Pio mengatakan bahwa dalam Kitab Suci kita mencari Tuhan, dalam doa kita menemukan Tuhan dan doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan. Kitab Suci dan Doa adalah dua hal yang tidak terpisahkan bila kita hendak mengenal dan membangun hubungan dari hati ke hati dengan Tuhan. Aspek fundamental Iman Kristen berkisar pada gagasan tentang komunikasi diri kita dengan Tuhan dalam doa dan pengetahuan tentang Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci. Tuhan Yesus pada saat ini selalu dapat kita temukan dalam firman-Nya yang kita baca, yang kita renungkan dalam Misa Suci, dan kita hayati melalui berbagai kegiatan dalam Gereja baik saat Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN), kegiatan Kerasulan Kitab Suci, kegiatan baca Kitab Suci, kegiatan Spiritualitas Kitab Suci Emmaus Journey, dan masih banyak lagi.
Gagasan yang penting di sini adalah bagaimana Kitab Suci yang kita baca membawa kita pada pengenalan akan Satu Allah Yang Benar dan Yesus Kristus sang Putera yang diutus oleh-Nya. Pengenalan tersebut tidak terbatas pada pemahaman intelektual belaka, melainkan keterlibatan yang intim dan pribadi dengan Tuhan. Doa Yesus tersebut dapat diartikan sebagai ajakan untuk hubungan yang mengubah hidup dengan Tuhan, dengan menunjukkan bahwa kehidupan kekal bukan hanya tentang akhirat, tetapi juga merupakan cara hidup dalam persekutuan dengan Tuhan. Kita percaya bahwa mengenal Allah Bapa dan Yesus Kristus yang diutus-Nya berarti memiliki hubungan yang erat dan berpartisipasi dalam cinta dan kehidupan Ilahi. Mengenal Tuhan bukan hanya tentang pemahaman teoretis, tetapi membutuhkan perjumpaan yang personal dan transformatif. Hal tersebut akan terjadi jika kita mau melibatkan diri kita untuk menanggapi dengan iman dan bersedia untuk masuk ke dalam hubungan yang dinamis dengan Allah melalui Kristus.
Pengetahuan tentang Tuhan adalah esensial bagi manusia, karena manusia ditakdirkan untuk mencari, mengenal, dan mengasihi-Nya. Pengetahuan tentang Tuhan melibatkan pemahaman tentang sifat-sifat dan atribut-Nya, seperti kebaikan, kebenaran, keadilan, dan kasih karunia-Nya. Pengetahuan ini mengarah pada kesadaran mendalam akan kehadiran, cinta, dan karya penyelamatan Tuhan dalam hidup seseorang. Pengetahuan akan Tuhan akan melibatkan setiap orang untuk saling berbagi pengalaman kepercayaan di dalam komunitas, belajar bersama, doa bersama, dan pelayanan yang dilakukan bersama-sama sebagai tubuh Kristus. Doa Yesus tersebut juga sangat menekankan pentingnya mengenal Allah, bukan hanya sebagai gagasan yang kabur tetapi sebagai hubungan yang mengubah hidup. Pemahaman yang mendalam tentang Tuhan yang berdasarkan Iman dan perjumpaan pribadi, pada akhirnya mengarah pada kehidupan kekal sebagai partisipasi dalam realitas Ilahi dari kasih dan anugerah Tuhan.
Demikianlah dengan menghayati kitab suci yang kita renungkan dan dalam doa setiap harinya, kita mengundang Tuhan masuk dalam kehidupan riil, termasuk menghadirkan iman, harapan, dan kasih, yang pada akhirnya mentranformasi kita, yang mungkin saja kita tidak menyadarinya. Mungkin juga muncul pertanyaan dalam benak kita, apakah membaca kitab suci dan doa sudah menjadi kebutuhan harian kita? Apakah kita tetap selalu dahaga mengambil sumber kehidupan itu bagi hidup kita setiap harinya? Sejauh mana kita menjalin relasi dengan-Nya melalui doa dan firman-Nya?
Selamat membaca dan merenungkan Sabda Tuhan.
Selamat berhari Minggu dan semoga Tuhan senantiasa memberkati kita.
Alexander Wijayanto
Fasilitator Emmaus Journey-MBSB