Berbahagialah Mereka yang Percaya Walau Tidak Melihat

author photo April 15, 2023
Minggu, 16 April 2023
Minggu Paskah II - Minggu Kerahiman Illahi
Bacaan: Kisah Para Rasul 2:42-47, 1 Petrus 1:3-9, Yohanes 20:19-31

Hellen Keller, hidup pada 27 Juni 1880 hingga 1 Juni 1968, adalah sosok pejuang kaum difabilitas yang juga adalah seorang penyandang tuna netra dan tuna rungu. Dia terkenal karena kontribusinya menjadi penulis, aktivis politik dan dosen. Karya tulisannya menjadi  literatur klasik di Amerika dan diterjemahkan dalam 50 bahasa termasuk tulisan dalam huruf Braille. Hellen giat berkeliling ke banyak negara untuk bertemu dengan para pemimpin negara  dalam upaya pengumpulan dana bagi kaum difabel.
 
Potensi Hellen yang luar biasa ini tidak terjadi begitu saja. Semuanya melalui proses yang panjang. Awalnya keterbatasan indera penglihatan dan pendengaran yang disandang oleh Hellen menjadikan dia anak pemberontak yang sulit diatur. Adalah Anne Sullivan, seorang Guru  yang mengajari Hellen membaca dengan huruf Braille dan mampu meyakinkan keluarga Keller bahwa Hellen memiliki kemampuan akademis yang luar biasa. Percaya akan hal ini, keluarganya kemudian menyekolahkan Hellen ke Radcliffe College dan menjadi penyandang tuna rungu dan tuna netra pertama yang lulus Universitas di Amerika. Anne Sulivan percaya akan kemampuan yang luar biasa dalam diri Hellen yang mungkin bagi Hellen sendiri dan keluarganya tidak menyadari dan mempercayainya.

Dalam injil hari ini kita membaca bahwa Tomas tidak percaya Yesus hadir di tengah para murid sebelum dia melihat bekas paku pada tangan Yesus dan sebelum dia mencucukkan tangannya ke dalam bekas paku dan lambung Yesus (bdk.Yoh 20:25). Tomas termasuk golongan orang yang percaya dengan pembuktian kebenaran melalui indera. Dalam dunia ilmu pengetahuan, termasuk  ilmu hukum, barang bukti dan data yang didapat dari hasil pengamatan indera adalah mutlak diperlukan untuk menunjukkan bukti kebenaran. Tanpa adanya bukti, akan selalu timbul keraguan.

Seperti Tomas, saat kita ragu, tidak jarang akan timbul ketidakpercayaan akan Tuhan. Seringkali dibutuhkan bantuan orang lain untuk mendapatkan jawaban atas keraguan ini. Memiliki sahabat dan komunitas dalam Gereja akan mengembalikan dan menguatkan kepercayaan kepada Yesus yang adalah sumber keselamatan jiwa. Merapat dengan komunitas Gereja adalah hal yang dilakukan oleh jemaat perdana sebagaimana kita dengar dalam bacaan pertama. Cara hidup jemaat pertama adalah dengan bertekun dan berkumpul untuk berdoa dengan hati gembira dan tulus hati (bdk. Kis. 2:42). Persatuan umat beriman membuat Gereja perdana makin berkembang dan makin banyak orang yang percaya Kristus dan Yesus bersabda, berbahagialah mereka yang percaya walau tidak melihat (Yoh 20:29b).

Menjadi refleksi bagi kita, pada saat kita ragu, akankah keraguan itu membawa relasi kita dengan Tuhan menjadi erat atau malah menjauh? Akankah kita mencari jawab melalui firman Tuhan dan merenungkannya atau mencari jawaban melalui fakta inderawi yang tidak sempurna?

Menata kembali relasi dengan Yesus akan dapat kita lakukan saat kita membuka hati, pikiran dan kehendak kita dan percaya pada Yesus yang adalah sumber keselamatan jiwa. Rekonsiliasi diri bisa kita lakukan dengan selalu tekun membaca Firman Tuhan, setia merenungkannya, setia melaksanakan Firman Tuhan dan selalu berkomitmen menyediakan waktu untuk selalu  berdoa.

Semoga dalam masa Paskah ini, iman kita semakin kuat dengan bertumpu pada Firman Tuhan. Kita bisa menjadi umat yang percaya walau tidak melihat dan kita dimampukan menjadi bagian dari persatuan umat Gereja yang kudus.

Selamat berhari Minggu dan Merayakan PaskahSemoga Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita.

Gertrud Johana Suprihatin
Fasilitator dan Koordinator Emmaus Journey


Next article Next Post
Previous article Previous Post