​Kemuliaan Sejati Melalui Salib

author photo March 04, 2023
Minggu, 05 Maret 2023​
Hari Minggu Prapaskah II
Bacaan: Kejadian 12:1-4a; 2Timotius 1:8b-10; Matius 17:1-9

Harland David Sanders lahir di Henryville, Indiana, Amerika Serikat pada tanggal 9 September 1890. Sejak umur 6 tahun, Sanders sudah ditinggal ayahnya sehingga ia  harus mengurus saudara-saudaranya, sementara Ibunya bekerja. Untuk bertahan hidup, berbagai pekerjaan musti ia lakoni mulai dari tentara, buruh, agen asuransi dan semuanya itu mengalami kegagalan. Namun Sanders tidak pernah menyerah. Singkat cerita, saat ia bekerja di sebuah pom bensin di Kentucky, dia menyediakan makanan untuk para pengunjung. Kemampuan memasak yang dia peroleh dari kecil, membuat makanannya menjadi terkenal. Pada usia 49 tahun dia menemukan 11 bumbu rahasia ayam goreng dan yang kemudian resep itu dijualnya pada usia 62. Usia lanjut tidak menghalanginya untuk terus berusaha sampai wafatnya di usia 90 tahun. Inilah Kolonel Sanders yang wajahnya kita kenal di Restoran Cepat saji yang terkenal.

Kesuksesan yang diperoleh Kolonel Sanders diperolehnya melalui perjuangan yang tidak mudah dan semua itu dijalaninya tanpa putus asa. Bacaan Injil hari ini berkisah tentang kemuliaan Yesus di gunung Tabor, atau biasa dikenal sebagai peristiwa transfigurasi. Peristiwa yang disaksikan oleh tiga murid-Nya: Petrus, Yakobus dan Yohanes menunjukkan bahwa kekuatan Allah itu nyata. Peristiwa transfigurasi ini terjadi setelah enam hari kemudian (bdk Mat 17:1a). Maksudnya enam hari penuh setelah Petrus menyatakan bahwa Yesus itu Mesias dan Yesus memberitahukan bahwa dia harus menderita, dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga (bdk. Mat 16: 21-23). Yesus sadar dan mengerti bahwa penderitaan yang akan dialaminya akan membawa-Nya menuju kemuliaan-Nya. Tiada kemuliaan tanpa melalui salib.

Dua tokoh perjanjian lama: Musa dan Elia nampak tampil bersama Yesus. Kedua tokoh ini mengalami perjumpaan dengan Allah juga di gunung. Musa menerima hukum Taurat di puncak gunung Sinai (bdk. Kel 19). Elia bertemu dengan Allah di gunung Horeb, nama lain dari gunung Sinai. (Bdk. 1Raj  19). Pertemuan Yesus dengan dua tokoh Perjanjian Lama ini, hendak menunjukkan juga bahwa hukum, perintah dan ajaran yang Yesus wartakan telah merangkum kitab Taurat yang diwakili oleh Musa dan Kitab Nabi-nabi yang diwakili oleh Elia. Perintah yang Yesus nyatakan membawa setiap orang pada kehidupan kekal: “ Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Luk 10-25-28)

Peristiwa transfigurasi Yesus merupakan peristiwa penting bagi ketiga murid Yesus. Tiga murid Yesus tersadarkan oleh suara yang terdengar: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia” (Mat 17:5b). Dalam segala peristiwa dan pengalaman hidup para murid, pesan ini musti menjadi kekuatan yakni dengarkanlah Dia. Panggilan Yesus adalah panggilan keselamatan. Yesus-lah kehidupan. Yesus-lah Allah yang tidak pernah ingkar janji, yang setia kepada perjanjian-Nya. Panggilan ini bukan sekedar mengajak para murid untuk mendengarkan apa saja yang akan dikatakan Yesus. Panggilan ini juga sebuah ajakan untuk mengikuti proses keselamatan dari Allah yang akan digenapi oleh Yesus. Para murid harus sadar bahwa tujuan hidup mereka adalah ikut ambil bagian dalam keselamatan untuk manusia dalam Yesus Kristus.

Apa artinya bagi kita? Kita oleh kekuatan Allah dipanggil-Nya juga untuk ikut menderita bagi Injil Kristus. Sebagaimana kita pelajari dari kisah kehidupan Kolonel Sanders, Yesus pun mengajarkan kepada kita bahwa kebahagiaan hanya dicapai melalui penderitaan. Kita diajak untuk tidak bersikap seperti Petrus yang hendak lebih lama menikmati kebahagiaan dengan mendirikan kemah bagi Yesus, Musa dan Elia (bdk.Mat 17:4). Kita diajak untuk keluar dari kemah kemapanan kita. Kita musti berani keluar dari zona nyaman, menyapa lingkungan sekitar kita dan memberikan kesaksian tentang Yesus dalam kehidupan kita. Disitulah medan perjuangan kita sesungguhnya. Kesaksian dan pelayanan kita tidak hanya di gereja dan di sekitar altar. Kita sebagai murid Yesus musti bisa mengusahakan kehidupan yang lebih baik, lebih adil, lebih jujur, lebih bersahabat dan menjadikan dunia ini sebagai tempat yang aman bagi sesama kita.

Semoga Tuhan senantiasa memberkati dan menguatkan kita. Selamat menjalani Retret Agung dan selamat berhari minggu.

Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci


Sumber Illustrasi: www.freebibleimages.org


Next article Next Post
Previous article Previous Post