BERMEGAH DALAM IMAN

author photo November 12, 2022
​​​Minggu, 13 November 2022
Minggu Biasa XXXIII
Bacaan: Mal. 4:1-2a, 2 Tes. 3:7-12, Luk. 21:5-19


Di setiap keuskupan pasti memiliki bangunan gereja katedral, yang terkesan agung dan megah. Seringkali gedung gereja katedral menjadi bahan pembicaraan dan menimbulkan decak kagum bagi yang melihatnya. Apalagi, gedungnya  unik dengan gaya arsitektur dan memiliki sejarah  masa lalu. Dewasa ini gedung gereja paroki atau katedral dibangun dengan gaya modern dan mahal, sehingga sering menjadi perbincangan di kalangan banyak orang.

Melalui bacaan Injil pada hari ini, Yesus mengajak kita untuk tidak membicarakan atau mengagumi gedung gereja kita secara fisiknya,  kemegahan, keagungan, kekayaan yang dimiliki atau bahkan kekuasaan para  pemimpin yang ada di dalamnya. Melainkan, tentang GerejaNya, yakni relasi iman kita dalam kesatuan dengan diri Yesus dan sikap iman kita kepadaNya. Jika hari ini Yesus menubuatkan tentang kehancuran Bait Allah, maka hendaknya menjadi kewaspadaan kita mengenai bagaimana menyikapi relasi kita sebagai anggota GerejaNya.    

Kita tahu bahwa bangunan Bait Allah, yang terletak di Yerusalem, itu dikenal sebagai pusat peribadatan orang Yahudi. Dalam Injil dikatakan tempat itu menjadi kebanggaan dan pembicaraan  banyak orang, karena  bangunan itu penuh hiasan batu yang indah-indah dan dengan berbagai barang persembahan. Ketika para murid Yesus mendengar nubuatan Yesus tentang kehancuran Bait Allah tersebut, mereka pikir tentang robohnya bangunan fisik, sehingga mereka bertanya kepada Yesus kapan hal itu terjadi dan apa tandanya kalau itu bakal terjadi. Melihat ketidakmengertian para muridNya, lalu Yesus menjelaskan kepada mereka bahwa hal itu bukanlah berkaitan dengan kehancuran bangunan fisiknya, melainkan tentang  akhir hidup Yesus dan kedatangan kembaliNya kelak pada akhir zaman. Yesus juga menubuatkan bahwa para murid akan mengalami penganiayaan, dan saat menjelang akhir zaman akan terjadi banyak bencana dan peperangan. Untuk itu mereka diminta untuk waspada agar jangan  sampai disesatkan oleh mesias-mesias palsu yang mengklaim diri adalah Mesias.

Sering kita mendapatkan gambaran tentang akhir zaman yang mengerikan atau menakutkan, baik itu dalam film, seminar atau kebangunan rohani. Dalam bacaan pertama, gambaran akhir zaman itu diungkapkan sebagai hari tanpa pengharapan bagi orang-orang fasik. Hari itu menyala seperti perapian, dan semua orang fasik seperti  jerami yang terbakar habis. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk hidup dalam kewaspadaan diri dan tidak boleh bermalas-malasan. Rasul Paulus, dalam bacaan kedua, mengingatkan hendaknya kita senantiasa bekerja, bukan dalam artian untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup jasmaniah, melainkan demi iman atau kehidupan rohani, yakni terutama kesiapan iman kita  untuk menyambut kedatangan kembali Tuhan.

Sakramen baptis yang kita terima adalah tanda  metarai iman kita akan Yesus. Dengan meterai iman itulah kita mendapatkan jaminan untuk memperoleh keselamatan kekal. Namun demikian, meterai iman itu pun bisa rusak atau hilang, sehingga kita  anugerah iman keselamatan pun dapat hilang. Untuk itu kita harus mempertahankan meterai iman. Memiliki sikap bertahan dalam iman kepada Yesus merupakan awal hidup kekal. Supaya kita dapat hidup bertahan dalam iman sampai akhir hidup kita, maka kita harus memupuk pertumbuhan iman kita sendiri. Hal itu dapat kita lakukan, misalnya, setia membangun relasi pribadi dengan Tuhan lewat membaca Kitab Suci, tekun dalam berdoa, bermeditasi atau beramal kasih bagi sesama. Dengan cara itulah kita sungguh merasakan kehadiran Tuhan secara nyata, bukan di dalam gedung gereja. Sekali pun gedung gereja hancur, kita tetap bersatu dengan Tuhan.

Semoga dengan terang Roh Kudus kita semakin memiliki iman yang hidup seturut kehendak  Tuhan dan mampu mengerti akan saatnya kedatangan Tuhan. Amin.

Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi




Next article Next Post
Previous article Previous Post