SATU DALAM BAHASA KASIH

author photo June 04, 2022
​Minggu, 5 Juni 2022
Hari Raya Pentakosta
Bacaan: Kis.2:1-11; Rm. 8:8-17;  Yoh. 14:15-16.23b-26.
​​
Hari ini kita merayakan Hari Raya Pentakosta, hari turunnya Roh Kudus kepada para rasul Tuhan. Kita dapat mendalami kisahnya di dalam kitab Kisah Para Rasul,  sebagaimana kita dengarkan dari  bacaan pertama dalamperayaan ekaristi hari ini. Hal yang menarik dari kisah itu adalah bahwa para rasul bisa berbicara dalam berbagai bahasa untuk mewartakan tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah kepada banyak orang. 

Tentu kita ingat akan kisah menara Babel, di mana kuasa Allah telah memporakporandakan satu bangsa dengan satu bahasa, ke dalam  perbedaan bahasa, yang tidak mereka saling mengerti, sehingga menimbulkan kekacauan di antara mereka (bdk. Kej. 11:1-9). Sebaliknya, pada hari Pentakosa, kita melihat  kuasa Allah, dalam kuasa  Roh KudusNya, telah meleburkan  dan mempersatukan manusia, yang asal-usul dan bahasa yang saling berbeda, ke  dalam kesatuan bahasa iman. Roh Kudusmembukakan pikiran serta hati mereka untuk memahami  pewartaan para rasul. Roh Kudus telah menjadi sarana  komunikasi Allah yang  menembus realitas perbedaan dan keberagaman yang ada di dalam diri manusia.Melalui peristiwa Pentakosta hari ini, kita semua diajak untuk mau terbuka hati menerima karunia Roh Kudus, sehingga diharapkan  kita mampu membangun komunikasi yang satu dan sama, yang membebaskan kita dari sikap diri akan ke-eksklusivisme suku, agama, ras dan asal usul (sara), yaitu bahasa kasih. 

Lewat sakramen baptis, kitatelah menerima Roh Kudus, yang menjadikan kita sebagai anak Allah. Maka, menurut Rasul Paulus, dalam bacaan kedua, hendaknya hidup kita  selalu  dipimpin oleh Roh Allah. Dengan Roh itu, kita diharapkan untuk mampu melanjutkan tugas perutusan para rasul, yaituterus melakukan dan mengajarkan hal-hal yang telah Yesus perbuat dan ajarkan kepada para muridNya. Lalu, bagaimana kenyataannya, adakah kita sudah mewujudkan kehendak Roh tersebut?

Dalam bacaan Injil pada hari ini kita mendengar harapan Yesus, agar kita sebagai muridNya, untuk menuruti segala perintah atau firmanNya.Di sekitar kita ada banyak keadaan yang membutuhkan perhatian, kepedulian atau bantuan nyata kita. Meski pandemi berangsur berkurang, mungkin masih ada dari mereka yang mengalami kesulitan memiliki pekerjaan atau penghasilan untuk keluarga, mereka yang menderita sakit, cacat, atau mengalami masalah lainnya. Itulah contoh keadaan yang dapat kita lakukan untuk membuktikan diri sebagai murid yang patuh akan perintahTuhan.

Menyadari bahwa mungkin ada hambatan, kesulitan, anggapan kristenisasi, dsb., ketika kita melaksanakan hal itu, namun kita tidak perlu takut. Karena Tuhan menjanjikan adanya sang Penolong, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaNya. Dialah yang akan mengajarkan dan mengingatkan kita untuk mewujudkan kehendakNya, yaitu apa saja yang telah dikerjakan dan diajarkan oleh Tuhan sendiri.

Jika kita mampu mewujudkan kehendak Tuhan tersebut, maka menunjukkan bahwa kita juga mampu mempersatukan perbedaan atau keberagaman yang ada ke dalam satu bahasa, yaitu bahasa kasih. Dengan demikian, peristiwa Pentakosta tidak hanya terjadi dua ribu tahun yang  lalu, seperti yang dialami oleh para rasul, melainkan juga terjadi secara berkelanjutan, yang dapat kita wujudkan kembali sekarang ini.

Semoga sabda Tuhan hari ini, dapat memberi kekuatan iman kita untuk semakin bersukacita mewartakan perintah dan ajaran Tuhan, yaitu membangun kesatuan umat beriman, dalam bahasayang mudah dimengerti untuk dilakukan oleh semua orang, yaitu bahasa kasih. Dan semoga Roh Penolong, yang dijanjikan oleh Tuhan kita, senantiasa datang dan diam bersama-sama kita untuk selama-lamanya. Amin. 
 
Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.
 
Antonius Purbiatmadi
 
 

Next article Next Post
Previous article Previous Post