DENGARKAN DENGAN BENAR

author photo May 28, 2022
​Minggu, 29 Mei 2022
Hari Minggu Paskah VII
Hari Minggu Komunikasi Sedunia
Bacaan: Kis. 7:55-60; Why. 22:12-14,16-17,20; Yoh. 17:20-26.

Dalam berkomunikasi memang diperlukan ketrampilan “mendengarkan” atau “membaca” pesan dengan benar. Sering terjadi kesalahpahaman karena ketidakmampuan kita untuk mendengarkan atau melihat dengan baik apa yang dikatakan atau diperlihatkan oleh orang lain. Ketidakmampuan mendengarkan atau melihat kebenaran itu bukan saja karena faktor fisiologis, seperti gangguan telinga untuk mendengar atau mata untuk melihat, melainkan juga karena gangguan dalam pikiran dan sikap hati kita. Ketika orang lain sedang berbicara, berpidato atau memperlih​​atkan sesuatu, atau ,misalnya, dalam perayaan ekaristi di saat imam mem​​berikan homili, jika pikiran kita melayang-layang dan tidak fokus karena pikiran atau sikap hati kita sudah tertutup oleh rasa  dendam, kebencian, tidak mau menerima orang lain, atau masalah pribadi, dsb., maka pesan yang benar dan baik sekalipun tidak akan dapat kita dengarkan atau lihat secara obyektif. Begitu banyak pesan atau berita hoax, kebencian yang bertebaran di medsos, yang membutakan mata hati kita untuk melihat atau mendengarkan kebenaran. Maka, membangun komunikasi yang efektif  itu mengandaikan adanya  “kesatuan”  antara mereka yang berkomunikasi. Yang dimaksudkan kesatuan adalah keterikatan atau meleburnya antar pihak yang berkomunikasi, yaitu pikiran dan sikap hatinya.   

Dalam bacaan Injil pada hari ini, kita diperdengarkan tentang Yesus yang berdoa bagi para murid dan pengikutNya. Dalam doaNya  itu Yesus mengharapkan seluruh murid dan pengikutNya menjadi satu di dalam Allah Bapa dan DiriNya, sama seperti Allah Bapa, yang bersatu dengan diri Yesus, dan Yesus pun bersatu dalam diri Allah Bapa. Doa Yesus itu hendak menunjukkan kepada kita bahwa hidup dalam kesatuan dengan Allah Bapa dan diriNya itu sangatlah penting demi kebahagiaan dan keselamatan hidup kekal kita. Dalam bacaan pertama dikisahkan, Diakon Stefanus, yang mengalami siksaan karena imannya, namun ia penuh dengan Roh Kudus. Di saat ia menatap ke langit, ia melihat  kemuliaan Allah dan Yesus yang berdiri di sisi kanan Allah Bapa. Penglihatan iman Stefanus tersebut menunjukkan kesatuan antara Allah Bapa dan diri Yesus. Dan dalam bacaan kedua, Yohanes Penginjil, yang dikuasai oleh Roh, ia mampu mendengarkan suara Yesus yang menyatakan  diriNya sebagai Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Kemudian, Yang Awal dan Yang Akhir, Tunas keturunan Daud.  Kesatuan diri dengan Roh Kudus pun ternyata memampukan  untuk mendengarkan kebenaran iman akan Yesus Kristus, sang Mesias yang sebenarnya. Nah, bagaimana dengan diri kita sendiri, adakah kita mampu dan mau menyatukan diri kita dengan Roh Kudus, sehingga kita mampu untuk mendengarkan kebenaran iman kita?

Hari ini kita memasuki hari Minggu Paskah Pekan VII. Bertepatan dengan perayaan ekaristi  hari ini, Gereja merayakan Hari Komunikasi Sedunia yang ke-56. Bapa Suci, Paus  Fransiskus, telah menetapkan tema Hari Komunikasi Sedunia ke-56, yaitu “Dengarkan!”. Tema tersebut kemudian oleh Konferensi Waligereja Indonesia menjadi berbunyi, ”Mendengarkan dengan Telinga Hati.” 

Mendengarkan, menurut Bapa Paus, itu merupakan bentuk nyata kasih Allah sehingga Dia sendiri turun ke dunia menjadi Sang Putera. Karena itu, mendengarkan merupakan wujud dari cinta sekaligus iman. “Karena iman datang dari mendengarkan,”demikian kata Sri Paus kita.

Menyikapi sabda Tuhan dan pesan dari Bapa Suci pada hari ini, mari kita menggunakan kemampuan “mendengarkan” kebenaran yang membangun iman kita untuk mengarahkan kepada kesatuan diri dengan Allah Tritunggal Mahakudus. Untuk itu, tentunya kita harus terbuka diri menyatukan dengan Roh Kudus, agar kita mampu berkomunikasi dengan Allah, lewat firmanNya. Dan dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu mendengarkan berita-berita atau hal-hal baik dan benar serta menggunakan jejaring sosial di era digital ini dalam terang Roh Kebenaran, sehingga dapat membuat banyak orang bertemu dan mengimani Yesus, Putera Allah yang dikasihiNya. Semoga kita pun mampu mendengarkan sabda Tuhan dalam Kitab Suci dan terbuka hati untuk bimbingan Roh Kudus. Dengan demikian kita dapat meningkatkan kualitas kita dalam cara mendengar dan menggunakan media sosial, demi  pewartaan kebenaran hidup iman kita. Amin.
 
Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.
 
(Antonius Purbiatmadi)
 
 

Next article Next Post
Previous article Previous Post