BERTRANSFORMASI KE TRANSFIGURASI BERIMAN

author photo March 12, 2022
Minggu, 13 Maret 2022
Minggu Prapaskah II
Bacaan: Kej. 15:5-12.17-18, Flp. 3:17-4:1, Luk. 9:28b-36.


Kita kadang sering berselisih paham, salah mengerti karena tidak mampu untuk mendengarkan orang lain. Dengan memiliki kemampuan mendengarkan, maka kita akan dimampukan untuk mengerti sehingga kita bisa bersikap atau bertindak. Demikian halnya dalam hidup beriman. Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini mengajak kita untuk memiliki kemampuan mendengarkan suatu kebenaran hidup beriman. Seperti dalam bacaan pertama, digambarkan sikap iman Abram, karena ia tidak memiliki keturunan. Allah menjanjikan bahwa ia akan memiliki keturunan sebanyak bintang di langit. Abram mendengarkan janji Allah dan lalu percayalah Abram kepada Tuhan. Perubahan sikap iman Abram yang mempercayakan dirinya kepada Allah, membuat Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran beriman.

Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus menghendaki jemaatnya di Filipi, dan tentu juga kita semua, bahwa hendaknya kita percaya akan pewartaan Paulus tentang kedatangan kembali Kristus Yesus, dengan mengarahkan hidup dari pikiran yang semata-mata tertuju pada hal-hal duniawi yang mengalami kebinasaan, ke dalam hidup sebagai warga Kerajaan Surga. Gambaran sebagai warga Kerajaan Surga, menurut Rasul Paulus, adalah hidup dalam kekekalan dan kemuliaan Yesus. Itu adalah kebenaran beriman. Lalu, bagaimana kita dapat memilki kebenaran beriman seperti Abram dan yang diharapkan oleh Rasul Paulus tersebut?

Refleksi kita tentang sikap beriman Abram dan harapan Rasul Paulus itu terjawab dalam bacaan Injil pada hari ini. Kita diperdengarkan kisah Yesus yang dimuliakan di atas gunung di hadapan para muridNya, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes. Peristiwa penampakan kemuliaan Yesus itu terjadi, ketika Yesus sedang berdoa, rupa wajahNya berubah dan pakaianNya menjadi putih berkilau-kilauan. Dalam iman kita hal itu disebut dengan transfigurasi. Dalam beriman, kita tidak saja diajak untuk bertransformasi iman seperti Abram, tetapi juga mengalami transfigurasi, yakni hidup menyerupai wajah Tuhan, sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus. Untuk mampu bertransfigurasi iman, mari kita ikuti suara seperti yang didengar oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes di atas gunung itu, yaitu “Dengarkanlah Dia!. Suara itu tidak lain adalah suara dari surga,   bukan saja ditujukan kepada ketiga murid yang diajak Yesus berdoa di atas gunung, tetapi juga kepada setiap orang yang mendengarkanNya, termasuk diri kita. Apa maksud “Dengarkanlah Dia” dan bagaimana kita menyikapi suara itu secara konkret?

Kalau kita dalami bacaan Injil pada hari ini membawa pesan iman bahwa selain  kita diajak untuk melihat kemuliaan Yesus, kita diajak untuk memahami tugas perutusan Yesus, yaitu penderitaan dan wafatNya di kayu salib  demi penebusan dosa kita. Seruan dari surga “Dengarkanlah Dia!”, mengajak kita untuk ikut menderita seperti Yesus. Untuk itu sebagai silih kita bersama dalam penderitaan Yesus dapat kita sikapi dengan perbuatan nyata kita, baik secara pribadi, keluarga atau komunitas basis gerejawi, yaitu misalnya berdoa. Kita percaya bawah dengan berdoa rupa wajah iman kita akan berubah dan pakaian iman kita akan dilingkupi oleh pakaian Yesus. Lalu tindakan konkret lain, seperti tanggapan Petrus, yang mau menyediakan kemah bagi Yesus, Musa dan Elia, kita dapat lakukan sesuatu juga untuk Yesus, misalnya berderma bagi yang menderita, atau mari kita wujudkan harapan dan seruan aksi puasa pembangunan (APP) yang diserukan oleh Bapa Uskup kita, yang disampaikan dalam surat gembalanya dalam minggu-minggu yang lalu.

Semoga di masa Prapaskah ini kita mampu meningkatkan kualitas berdoa kita, agar kita  mengalami transfigurasi “kemilauan wajah kemuliaan Yesus” dalam diri kita dan juga mampu untuk bertransformasi dengan “Mendengarkan Sabda Yesus”!. Semoga dengan bimbingan Roh Kudus, kita mampu untuk mendengarkan dan mengerti serta mewujudkan kehendak Allah dalam hidup kita secara nyata. Dengan demikian, kita tidak hanya akan mengalami transformasi beriman tetapi juga bertransfigurasi hidup dalam Kristus Yesus. Amin.

Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi
 


 
Next article Next Post
Previous article Previous Post