SABDA ALLAH ADALAH ROH YANG MENGHIDUPKAN

author photo January 22, 2022
Minggu, 23 Januari 2022
Minggu Biasa III
Bacaan : Neh. 8:3-5a. 6-7. 9-11, 1Kor. 12:12-30, Luk. 1:1-4.14-21

Bila dibandingkan dengan umat Kristiani dari gereja lain atau saudara-saudari kita kaum Muslim, kita harus mengakui bahwa umat Katolik relatif lebih rendah dalam hal kebiasaan membaca Kitab Suci, apalagi mendalaminya. Kita bisa memperhatikan atau menghitung berapa banyak umat  lingkungan atau komunitas basis yang hadir dalam setiap pendalaman Kitab Suci, yang diadakan pada Bulan Kitab Suci di bulan September.  Sering ada berbagai alasan umat untuk tidak mau membaca atau mendalami Kitab Suci, antara lain bahwa membaca atau mendalami Kitab Suci  itu adalah tugas dari para imam, biarawan atau biarawati; merasa takut salah untuk mengartikannya atau menafsirkannya, dsb. Memang, untuk sungguh mengerti isi atau tafsir Kitab Suci kita harus belajar secara khusus, misalnya lewat Kursus Kitab Suci. Meski kita tidak memiliki latar belakang khusus akan studi Kitab Suci, seperti para imam, kita boleh dan memang seharusnya “mengerti” Kitab Suci menurut pikiran dan pengalaman hidup iman kita. Agar kita mampu untuk mengerti isi Sabda Allah, berdoalah terlebih dahulu mohon bimbingan Roh Kudus. Dan percayalah, bahwa ketika kita membaca saja berulang-ulang dari satu perikop Kitab Suci secara rutin setiap hari, lalu merenungkannya, maka Roh Kudus akan berkarya dalam diri kita dengan cara-cara yang tidak kita ketahui. Dengan membiasakan membaca Kitab Suci, lama kelamaan nanti kita akan mampu untuk memahami Sabda Allah dan dengan sendirinya kita akan mampu untuk menanggapi atau menjawab apa yang dikehendaki Allah dalam sabdaNya itu.Sebagai orang beriman, membaca Kitab Suci itu adalah hal penting dan mendasar. 

Pada hari ini Gereja merayakan Hari Minggu Sabda Allah, yang mengajak kita umat beriman untuk selalu mencintai Sabda Allah, yang tertuangkan dalam Kitab Suci. Selain dari Tradisi Suci, Ajaran Iman Gereja (Magisterium), iman kita harus ditumbuhkembangkan berdasarkan Sabda Allah yang tertulis dalam Kitab Suci. Dengan membaca dan mendalami Kitab Suci, kita akan dituntun untuk mengerti maksud dan tujuan karya Allah dalam kehidupan kita. Seperti dalam bacaan pertama, yang mengisahkan keadaan umat Israel, yang selama di tempat pembuangan mereka tidak pernah lagi mendengarkan Sabda Allah karena memang tidak ada orang yang menyuarakan Sabda Allah bagi mereka, maka setelah lepas dari pembuangan, datanglah Imam Ezra dan ia membacakan Kitab Taurat bagi umat Israel. Ketika mereka mendengar Sabda Allah, mereka disadarkan akan keberdosaan mereka dan mereka bertobat, kemudian mereka percaya bahwa Allah sungguh terus menyertai dalam kehidupan  mereka. Atas sabda Allah yang mereka dengarkan, mereka menanggapinya dengan seruan “Amin ! Amin!”, yang artinya adalah mereka percaya akan perkataan Allah yang disampaikan Imam Ezra kepada mereka. Demikian hendaknya kita, ketika kita membaca atau mendengarkan Sabda Allah, seperti saat kita mendengarkan dalam perayaan ekaristi, maka kita diharapkan juga memiliki iman dan sikap percaya akan penyertaan Allah dalam kehidupan kita.   

Memang, sekali lagi harus kita akui, bahwa di kalangan umat Katolik kebiasaan membaca Kitab Suci itu masih rendah. Dari Injil pada hari ini membawa pesan penting yang mengajak kita untuk seperti Yesus. Sebagai orang Yahudi, Yesus sangat mencintai Kitab Suci, Yesus mampu membacakannya untuk didengar banyak orang. Lebih dari itu, Yesus mampu menjelaskan isi dan maksud Kitab Suci. Kecintaan dan kemampuan Yesus dalam hal Kitab Suci, tentunya secara kemanusiaanNya adalah karena pembiasaan yang dilakukanNya sejak kecil dalam asuhan Maria dan Yusuf. Kita tahu dalam tradisi Yahudi, sejak kecil anak-anak memang dibiasakan untuk membaca Kitab Suci, atau ngaji kalau dalam tradisi saudara kita kaum Muslim. Inilah yang harus kita teladani bahwa idealnya dalam keluarga kita masing-masing hendaknya dibiasakan membaca atau diperdengarkan bacaan Kitab Suci, entah perikop pilihan atau sesuai kalender liturgi. Dengan membiasakan membaca atau mendengarkan Sabda Tuhan, dalam Kitab Suci, maka Sabda Allah akan menjadi sumber pemersatu, yang menjaga kesatuan iman masing-masing anggota keluarga ke kesatuan dalam diri Yesus, Sang Sabda itu sendiri. Harapan akan kesatuan di dalam Kristus, itulah yang juga dikehendaki oleh Rasul Paulus dalam bacaan kedua. Sebagai bagian anggota dari Tubuh Mistik Kristus, kita percaya bahwa Sabda Allah, yang tertulis di dalam Kitab Suci, adalah tanda nyata akan kehadiran Roh Tuhan itu sendiri. Dan Roh itu yang menyatukan dan menghidupkan setiap anggotaNya. 

Semoga dengan bimbingan Roh Kudus, kita semua diarahkan untuk semakin mencintai Kitab Suci, mendengarkan dan memahami Sabda Allah,  dan kita dipersatukan menjadi satu kesatuan dalam Tubuh Mistik Kristus, yang membimbing langkah kehidupan kita seturut rencana dan kehendak Allah Bapa. Amin.

Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi



Next article Next Post
Previous article Previous Post