Minggu, 19 Desember 2021
Minggu Adven IV
Bacaan: Mi.5:1-4a; Ibr. 10:5-10; Luk.1:39-45
Kita sedang memasuki pekan terakhir dari rangkaian masa Adven dan segera kita lakukan persiapan untuk merayakan Natal. Hari Minggu ini kita menyalakan lilin Adven ke empat, yang sering disebut sebagai lilin kasih. Semua lilin dalam lingkaran koronka sudah dinyalakan. Itu bukan tanda berakhirnya suatu masa, melainkan hanya untuk menunjukkan gambaran simbolis tentang keutuhan lingkaran kehidupan beriman kita, yang dilingkupi oleh Roh pengharapan, damai, sukacita dan kasih Allah. Masa Adven tidak kita berhentikan dengan kurun waktu yang berpusatkan pada perayaan Natal saja, yang kita rayakan sebagai kedatangan Yesus dalam kemanusiaanNya, yang lahir di kandang Betlehem. Melainkan, masa Adven adalah rangkaian masa penantian kita yang masih terus berlanjut untuk menyambut kedatangan kembali Yesus, Tuhan kita, yang datang kembali menjemput kita dan mengadili kita apakah kelak kita pantas untuk hidup baru dalam kemuliaan kasihNya atau ke dalam kematian kekal. Untuk itu mari kita sikapi masa penantian ini dengan persiapan hidup rohani yang benar dalam terang Roh Kasih Allah.
Merenungkan makna masa Adven Pekan Keempat ini kita diajak untuk memusatkan perhatian iman kita pada kasih keberpihakan Allah untuk membebaskan umatNya. Seperti dalam bacaan pertama, nabi Mikha menubuatkan tentang kedatangan seorang Pembebas bagi bangsa Israel, yang waktu itu mereka dalam pembuangan. Pada masa itu, bangsa Israel menjadi bangsa yang terlantar, yang mengalami penderitaan akibat pembuangan sehingga kehilangan jati diri mereka sebagai bangsa pilihan Allah. Terhadap penderitaan bangsa Israel, nabi Mikha menubuatkan bahwa akan datang sang Pembebas, yang berasal dari keturunan Daud dan Ia akan bertindak dan akan menggembalakan kawanan bangsa Israel itu dalam kekuatan Tuhan, dan Tuhan berpihak kepada umatNya untuk memulihkan bangsa Israel menjadi bangsa yang besar kembali (bdk. Mi. 5: 2,4). Nubuatan Mikha tentang Mesias itu telah tergenapi dalam diri Yesus. Namun, kedatangan Yesus tidak untuk membebaskan bangsa Israel dari penindasan, penjajahan atau lepas dari tanah pembuangan, melainkan membebaskan umat manusia, yang adalah bangsa Israel Baru, dari belenggu keberdosaan.
Apa pesan yang dapat kita maknai dari bacaan Kitab Suci pada har Minggu Adven Pekan IV ini adalah bahwa Allah memiliki kasih untuk berpihak kepada kita umat manusia. Keberpihakan Allah itu adalah untuk meneguhkan kembali rencana dan kehendakNya bagi keselamatan umat manusia. Oleh karena itu, sebagai orang beriman, mari kita menanggapinya dengan penuh syukur atas rencana keselamatan Allah bagi kita. Dalam bacaan Injil kita dapat melihat sikap tanggapan iman itu dalam diri Maria, yang mau menjadi altar untuk korban penebusan dosa kita. Dalam karya keselamatan umat manusia, Yesus, buah rahim yang dikandung oleh Maria itu, adalah korban persembahan sempurna yang disediakan oleh Allah sendiri untuk penebusan dosa kita. Sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan kedua, bahwa karena kehendak Allah, Yesus telah menjadi korban persembahan untuk menguduskan kita dari dosa kita untuk selama-lamanya. Yesus adalah buah kasih Allah bagi umat manusia. Yesus adalah bukti keberpihakan Allah bagi kita umat yang berdosa ini (bdk. Ibr. 10:10). Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Allah berpihak kepada kita. Dengan rela Allah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (bdk. Yoh. 3:16).
Rahmat keselamatan yang diberikan oleh Allah dalam diri Yesus bagi penebusan dosa kita itu memang suatu misteri iman. Memang sulit bagi kita untuk mengertinya secara akal budi. Namun kita sebagai umat beriman kita hanya dituntut untuk percaya atau beriman saja sepenuhnya kepada rencana atau rancangan Allah tesebut. Iman akan keselamatan, dalam diri Yesus, itu lebih berharga daripada korban persembahan kita (bdk. Ibr. 10:5-8).
Semoga selama masa Adven ini kita telah membangun sikap iman yang benar untuk menyadari akan keberpihakan Allah bagi keselamatan hidup kekal kita. Semoga kita selalu mendasari diri kita dengan pengharapan hidup dalam kedamaian bersama Allah dan dengan penuh sukacita kita menyambut kedatangan kasih Allah, dalam diri Yesus, yang akan datang kembali meski waktunya belum kita ketahui. Mari kita bersyukur dan bergembira seperti Elisabet. Sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan Injil hari ini, bahwa Elisabet yang penuh sukacita menyambut Yesus, yang datang kepadanya, meski Yesus masih di dalam kandungan Maria, IbuNya. Kesukacitaan Elisabet mengajak kita juga agar selalu berjaga-jaga untuk menyambut Maria, “ibu Tuhanku”, yang sewaktu-waktu nanti akan datang mengunjungi kita untuk memberitakan kabar kedatangan Yesus, Sang Almasih. Semoga dalam bimbingan Roh Kudus kita dimampukan untuk berjaga-jaga, bersiap diri menyambut Yesus, Sang Juruselamat. Selamat memasuki Adven Pekan IV.
Semoga Tuhan memberkati kita dan selamat berhari Minggu bersama keluarga.
Antonius Purbiatmadi
Minggu Adven IV
Bacaan: Mi.5:1-4a; Ibr. 10:5-10; Luk.1:39-45
Kita sedang memasuki pekan terakhir dari rangkaian masa Adven dan segera kita lakukan persiapan untuk merayakan Natal. Hari Minggu ini kita menyalakan lilin Adven ke empat, yang sering disebut sebagai lilin kasih. Semua lilin dalam lingkaran koronka sudah dinyalakan. Itu bukan tanda berakhirnya suatu masa, melainkan hanya untuk menunjukkan gambaran simbolis tentang keutuhan lingkaran kehidupan beriman kita, yang dilingkupi oleh Roh pengharapan, damai, sukacita dan kasih Allah. Masa Adven tidak kita berhentikan dengan kurun waktu yang berpusatkan pada perayaan Natal saja, yang kita rayakan sebagai kedatangan Yesus dalam kemanusiaanNya, yang lahir di kandang Betlehem. Melainkan, masa Adven adalah rangkaian masa penantian kita yang masih terus berlanjut untuk menyambut kedatangan kembali Yesus, Tuhan kita, yang datang kembali menjemput kita dan mengadili kita apakah kelak kita pantas untuk hidup baru dalam kemuliaan kasihNya atau ke dalam kematian kekal. Untuk itu mari kita sikapi masa penantian ini dengan persiapan hidup rohani yang benar dalam terang Roh Kasih Allah.
Merenungkan makna masa Adven Pekan Keempat ini kita diajak untuk memusatkan perhatian iman kita pada kasih keberpihakan Allah untuk membebaskan umatNya. Seperti dalam bacaan pertama, nabi Mikha menubuatkan tentang kedatangan seorang Pembebas bagi bangsa Israel, yang waktu itu mereka dalam pembuangan. Pada masa itu, bangsa Israel menjadi bangsa yang terlantar, yang mengalami penderitaan akibat pembuangan sehingga kehilangan jati diri mereka sebagai bangsa pilihan Allah. Terhadap penderitaan bangsa Israel, nabi Mikha menubuatkan bahwa akan datang sang Pembebas, yang berasal dari keturunan Daud dan Ia akan bertindak dan akan menggembalakan kawanan bangsa Israel itu dalam kekuatan Tuhan, dan Tuhan berpihak kepada umatNya untuk memulihkan bangsa Israel menjadi bangsa yang besar kembali (bdk. Mi. 5: 2,4). Nubuatan Mikha tentang Mesias itu telah tergenapi dalam diri Yesus. Namun, kedatangan Yesus tidak untuk membebaskan bangsa Israel dari penindasan, penjajahan atau lepas dari tanah pembuangan, melainkan membebaskan umat manusia, yang adalah bangsa Israel Baru, dari belenggu keberdosaan.
Apa pesan yang dapat kita maknai dari bacaan Kitab Suci pada har Minggu Adven Pekan IV ini adalah bahwa Allah memiliki kasih untuk berpihak kepada kita umat manusia. Keberpihakan Allah itu adalah untuk meneguhkan kembali rencana dan kehendakNya bagi keselamatan umat manusia. Oleh karena itu, sebagai orang beriman, mari kita menanggapinya dengan penuh syukur atas rencana keselamatan Allah bagi kita. Dalam bacaan Injil kita dapat melihat sikap tanggapan iman itu dalam diri Maria, yang mau menjadi altar untuk korban penebusan dosa kita. Dalam karya keselamatan umat manusia, Yesus, buah rahim yang dikandung oleh Maria itu, adalah korban persembahan sempurna yang disediakan oleh Allah sendiri untuk penebusan dosa kita. Sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan kedua, bahwa karena kehendak Allah, Yesus telah menjadi korban persembahan untuk menguduskan kita dari dosa kita untuk selama-lamanya. Yesus adalah buah kasih Allah bagi umat manusia. Yesus adalah bukti keberpihakan Allah bagi kita umat yang berdosa ini (bdk. Ibr. 10:10). Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Allah berpihak kepada kita. Dengan rela Allah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (bdk. Yoh. 3:16).
Rahmat keselamatan yang diberikan oleh Allah dalam diri Yesus bagi penebusan dosa kita itu memang suatu misteri iman. Memang sulit bagi kita untuk mengertinya secara akal budi. Namun kita sebagai umat beriman kita hanya dituntut untuk percaya atau beriman saja sepenuhnya kepada rencana atau rancangan Allah tesebut. Iman akan keselamatan, dalam diri Yesus, itu lebih berharga daripada korban persembahan kita (bdk. Ibr. 10:5-8).
Semoga selama masa Adven ini kita telah membangun sikap iman yang benar untuk menyadari akan keberpihakan Allah bagi keselamatan hidup kekal kita. Semoga kita selalu mendasari diri kita dengan pengharapan hidup dalam kedamaian bersama Allah dan dengan penuh sukacita kita menyambut kedatangan kasih Allah, dalam diri Yesus, yang akan datang kembali meski waktunya belum kita ketahui. Mari kita bersyukur dan bergembira seperti Elisabet. Sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan Injil hari ini, bahwa Elisabet yang penuh sukacita menyambut Yesus, yang datang kepadanya, meski Yesus masih di dalam kandungan Maria, IbuNya. Kesukacitaan Elisabet mengajak kita juga agar selalu berjaga-jaga untuk menyambut Maria, “ibu Tuhanku”, yang sewaktu-waktu nanti akan datang mengunjungi kita untuk memberitakan kabar kedatangan Yesus, Sang Almasih. Semoga dalam bimbingan Roh Kudus kita dimampukan untuk berjaga-jaga, bersiap diri menyambut Yesus, Sang Juruselamat. Selamat memasuki Adven Pekan IV.
Semoga Tuhan memberkati kita dan selamat berhari Minggu bersama keluarga.
Antonius Purbiatmadi