KEMULIAAN APA YANG ANDA CARI?

author photo October 16, 2021
Minggu, 17 Oktober 2021
Minggu Biasa XXIX
Bacaan: Yes.53:10-11; Ibr.4:14-16; Mrk. 10:35-45


Sering orang memandang bahwa jabatan itu sebagai tolok ukur keberhasilan hidup atau status sosial seseorang. Dengan memiliki jabatan, orang sering berpikir bahwa ia bisa  berbuat apa saja, karena merasa memiliki kuasa. Sehingga tak heran jika banyak orang berusaha untuk memperoleh jabatan yang diincarnya, meski kadang harus bersaing, berjuang mati-matian  sampai  menghabiskan harta atau uang banyak, bahkan saling berebut dan menjatuhkan satu sama lain. Tentu tujuannya adalah satu, yaitu status “kemuliaan” dirinya di hadapan masyarakat lewat kedudukan atau jabatan tersebut.

Pengalaman untuk berebut kekuasaan atau jabatan juga terjadi dalam kehidupan para murid Yesus. Berulang kali Yesus memberitakan hal Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah. Untuk menjadi anggota Kerajaan Allah, harus menjadi murid Yesus dengan meninggalkan segala miliknya dan mengikuti apa yang dikehendaki oleh Yesus. Pernyataan Yesus tersebut ternyata disikapi oleh para murid bahwa Yesus akan menjadi raja duniawi dengan segala kemuliaan lahiriah. Sebagaimana dalam bacaan Injil pada hari Minggu ini, ada dua murid Yesus, yaitu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang secara terang-terangan, tanpa malu-malu, mereka meminta jabatan atau kedudukan, jika Yesus menjadi raja. Mereka berharap bahwa Yesus harus menjadi Mesias, yaitu Raja Israel, yang bertahta di atas  singgasana kerajaan dengan kemuliaanNya. Dengan demikian, karena mereka telah meninggalkan segalanya dan mengikuti untuk menjadi murid Yesus, maka mereka berharap pahala dengan memperoleh kedudukan yang tinggi di dalam pemerintahan kerajaan tersebut.

Yesus melihat ada kesalahan persepsi dan kelemahan iman  dalam diri para muridNya itu untuk mengerti tentang hakikat Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga dan misiNya di dunia, yang selama ini diwartakanNya. Bahwa hal Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah adalah bukan kerajaan duniawi, melainkan otoritas Allah untuk merajai hati manusia dan dunia. Dan kedatangan Yesus di dunia adalah atas kehendak Allah, untuk menyelamatkan umat manusia dari keberdosaan. Untuk tugas penebusan itu, Yesus datang justru untuk melayani bukan dilayani dan memberikan nyawaNya bagi umat manusia lewat sengsara dan wafatNya di kayu salib. Hal itu telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan pertama. Dalam nubuatannya, nabi Yesaya menggambarkan tentang  Mesias, yang dimaksudkan adalah diri Yesus, yang adalah korban untuk pengganti umat manusia yang berdosa. Yesaya hendak menegaskan bahwa karya penebusan umat manusia ada di tangan Yesus Kristus. Sementara itu dalam bacaan kedua, surat kepada jemaat di Ibrani, Yesus disebut sebagai Imam Besar Agung, ini suatu sebutan atau gelar yang tidak hanya menunjukkan jabatan atau tugas menjadi perantara kurban persembahan kepada Allah, tetapi Yesus sendiri adalah kurban tebusan bagi keselamatan banyak orang (bdk. Mr. 10:45). Jadi, kehadiran Yesus adalah bukan berkaitan dengan kepemimpinan, kekuasaan atau kemuliaan duniawi (bdk. Mrk. 10:42), melainkan sikap hati dalam melaksanakan rencana dan kehendak Allah.

Apa pesan dari Sabda Tuhan hari ini adalah bahwa pertama, kita semua adalah umat beriman, yang telah menerima baptisan, dipanggil untuk hidup seperti Yesus. Yaitu mengabdikan diri kepada Allah, ikut ambil bagian dalam karya keselamatan Allah di dunia tanpa  berharap akan pahala jabatan, kedudukan, atau kemuliaan lahiriah. Panggilan kita dalam melayani itu  dapat kita wujudkan misalnya dengan kerelaan hati menjadi pengurus gereja di lingkungan, wilayah, stasi atau paroki, atau  di tempat tinggal kita dengan bersedia menjadi pengurus RT/RW, Karang Taruna, PKK, dsb. Kedua, jika kita telah menjadi pengurus, baik gerejawi atau dalam kemasyarakatan, hendaknya kita  memiliki spiritualitas atau semangat kepemimpinan yang melayani, menjadi hamba bagi orang lain, seperti Yesus sendiri lakukan (Mrk. 10:43-44). Yesus telah menunjukkan bukti diri bahwa Ia tidak hanya melayani, melainkan juga memberikan nyawaNya menjadi kurban atau tebusan bagi banyak orang, melalui kesengsaraan dan wafatNya di kayu salib. Itulah, yang diharapkan Yesus pada hari ini. Untuk itu, mari kita tanggapi sabda Tuhan hari ini dengan sikap hati terbuka untuk menerima tugas panggilan melayani, meskipun harus mengurbankan waktu kita bersama keluarga, kesenangan diri kita sendiri, dsb. Kita percaya bahwa dengan ambil bagian dalam pelayanan Tuhan,  tidak akan ada “kemuliaan” tanpa jalan salib dan sikap melayani orang lain. Jika kita mau menjadi besar dan terkemuka, maka kita  harus mempunyai sikap hati yang melayani, mau berkorban. Mari kita buang sikap egois, mementingkan diri sendiri, melainkan kesediaan hati melayani sesama dengan sikap rendah hati dan kasih. Itulah kehendak Yesus kepada para muridNya hari ini, yang adalah juga untuk kita semua, yaitu menjadi murid dan pengikut Tuhan, yang mau mengamalkan hidup dengan menjadi jalan kebaikan bagi orang lain, tanpa berharap pahala lahiriah. Nah, sekarang “kemuliaan” apa yang Anda cari atau inginkan dalam hidup ini? Semoga dengan bimbingan Roh Kudus, kita dimampukan untuk memperoleh kemuliaan sorgawi bersama Allah dalam diri Yesus Kristus. Amin.

Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi
 

 
 
Next article Next Post
Previous article Previous Post