BERIMAN SEPERTI BARTIMEUS, BERMISI BERSAMA YESUS

author photo October 24, 2021
Minggu, 24 Oktober 2021
Minggu Biasa XXX
Minggu Misi Sedunia ke-95
Bacaan: Yer 31:7-9, Ibr 5:1-6, Mrk 10:46-52


Ketika sedang mengalami penderitaan, entah karena masalah atau sakit penyakit, tentu saja kita berusaha keras untuk segera selesaikan atau sembuhkan. Dan biasanya kita tak henti-hentinya berdoa memohon bantuan Tuhan. Lalu, kalau Tuhan sudah membantu kita, apakah balasan kita untuk Tuhan? Seringkali kita lupa bersyukur kepada Tuhan.

Dari bacaan Injil pada hari ini, kita dapat belajar dua hal utama, yaitu sikap beriman Bartimeus dan misi Yesus. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap beriman Bartimeus: (1) Seperti masyarakat Yahudi pada umumnya, Bartimeus juga mendengar tentang Yesus dan perbuatan baik yang  dilakukan bagi banyak orang. Sebagai orang yang telah menerima baptisan, kita pun menjadi murid dan pengikut Tuhan. Namun, adakah kita sungguh mengetahui atau mengenal pribadi Yesus?. (2) Bartimeus dengan setia menunggu kedatangan Yesus. Dan ia  terus mengikuti perkembangan berita kepastian kedatangan Yesus, dengan harapan Yesus akan lewat di tempat di mana ia biasa mengemis. Meski pun ada yang menghalanginya, Bartimeus punya hasrat kuat untuk terus menemui Yesus agar disembuhkanNya. Di sini kita melihat Bartimeus memiliki  iman yang kuat bahwa hanya Yesus yang punya kuasa untuk membuat dirinya  dapat melihat kembali.

Dari pengalaman Bartimeus, Sabda Tuhan hari ini hendak menunjukkan kepada kita bahwa iman itulah dasar hidup yang memberi kesembuhan, tidak saja kebutaan fisik, tetapi juga memulihkan mata batin. Berkat imannya, Bartimeus mampu melihat kemuliaan Allah dalam diri Yesus, sehingga ia kemudian berkeputusan memilih jalan kebenaran dan hidup dengan mengikuti misi Sang Mesias, Anak Daud, yang penuh belas kasihan, sebagaimana yang Bartimeus seru-serukan, ketika didengarnya bahwa yang lewat itu Yesus dari Nazaret (bdk. Mrk 10:47-48, 52).  Nah,  bagaimana dengan diri kita ketika kita bermasalah berat, menderita sakit yang tak tersembuhkan, dsb.? Aakah kita dengan setia dan penuh iman dan harapan, kita  menunggu dengan sabar kehadiran Yesus untuk menjawab doa-doa atau seruan kita? Jika Tuhan sudah menolong kita, adakah kita seperti Bartimeus, yang kemudian mau  mengikuti kehendak Allah dalam diri Yesus dan mengikutiNya?

Setelah kita fokus pada sikap iman Bartimeus, pesan kedua dari bacaan Injil pada hari ini membawa kita untuk fokus pada diri Yesus, yang diimani oleh Bartimeus. Misi Yesus datang ke dunia adalah  untuk  melaksanakan rencana dan kehendak Allah dengan perbuatan nyata demi keselamatan umat manusia. Tindakan Yesus yang dilakukan pada diri Bartimeus, adalah bagian dari misiNya, yaitu selain mewartakan Kerajaan Allah dan pertobatan, Yesus berbuat baik bagi banyak orang antara lain mengusir roh jahat, menyembuhkan berbagai penyakit seperti kebutaan. Dalam bacaan pertama, Yeremia menggambarkan betapa Allah pun punya misi untuk menyelamatkan   sisa-sisa bangsa Israel dari segala penderitaan yang mereka alami selama di tanah pembuangan. Allah akan mengumpulkan mereka, termasuk yang buta dan lumpuh (bdk. Yer. 31:8), yang itu telah digenapi dalam perbuatan Yesus bagi banyak orang,  seperti pada diri Bartimeus. Yesus telah menjalankan tugas perutusan dari Allah Bapa  itu  dengan segenap jiwa dan ragaNya, bahkan Ia rela mengorbankan diriNya menjadi tebusan dosa manusia lewat penderitaan dan wafatNya di kayu salib. Berkat kesetiaan Yesus, yang telah rela menjalankan misi Allah dengan pengorbanan diriNya itu, maka Allah mengangkat diriNya sebagai Imam Agung, sebagaimana dinyatakan dalam  bacaan kedua, Surat kepada orang Ibrani (bdk. Ibr 5:5-6).  

Dalam perayaan ekaristi hari Minggu Biasa Pekan ke-30  ini  bertepatan dengan Hari Minggu Misi Sedunia ke-95. Tema Minggu Misi Sedunia tahun ini adalah “Kami tidak mungkin untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan kami dengar” (Kis. 4:20). Dengan tema ini, Bapa Suci Fransiskus berpesan kepada kita untuk menyadari bahwa misi merupakan panggilan bagi kita masing-masing untuk memiliki dan membawa kepada orang lain apa yang kita kandung dalam hati kita, sikap keterbukaan hati kita untuk  terus-menerus merangkul semua orang di mana pun. Bersama Kristus kita diajak untuk melihat  bahwa masih ada saudara-saudari kita  yang menderita, tersisihkan dan membutuhkan pertolongan kita. Untuk itu, mari kita tanggapi sabda Tuhan dan seruan atau ajakan Bapa Suci  dengan sikap peduli untuk berbuat baik secara nyata  terhadap situasi di sekitar kita, di mana masih cukup banyak mereka yang  seperti Bartimeus, yang  mengalami kemiskinan dan “kebutaan”. Tentu  yang dimaksudkan kebutaan itu adalah hidup dalam kemuraman, kesuraman atau kegelapan karena kehilangan mata pencaharian, pendapatan keluarga terganggu, usaha yang bangkrut, dsb., akibat pandemi selama ini.  

Sakramen baptis telah menjadikan kita sebagai murid Tuhan. Dan itu menjadi dasar bagi kita untuk menjalankan panggilan ikut ambil bagian dalam misi pewartaan iman dan imamat Yesus melalui perbuatan baik bagi sesama kita. Tentu ada aneka bentuk atau cara yang bisa kita lakukan membantu mereka, baik secara pribadi atau bersama-sama lewat keluarga, lingkungan, wilayah, paroki atau komunitas yang ada.  Semoga di masa pandemi ini maupun kelak walau pandemi berakhir, dengan bantuan Roh Kudus, kita masih dan terus mampu memiliki iman seperti Bartimeus dan semangat membara untuk menjalankan misi Allah bersama Yesus bagi keselamatan umat manusia. Amin.

Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi



Next article Next Post
Previous article Previous Post