APA MOTIVASIMU IKUT YESUS?

author photo September 18, 2021
Minggu, 19 September 2021
Minggu Biasa XXV
Bacaan: Keb. 2:12.17-20, Yak. 3:16-4:3, Mrk. 9:30-37.
 
Siapa di antara kita yang tidak ingin jadi pimpinan, orang penting atau terpandang? Dalam dunia kerja atau organisasi pasti ada sikap iri hati, persaingan, saling jegal atau perebutan posisi untuk menjadi pimpinan. Dan itu sering terjadi. Dalam sikap yang demikian itu, orang akan lebih berpikir tentang kepentingan diri sendiri. Rasul Yakobus, dalam bacaan kedua, mengingatkan kita bahwa sikap iri hati dan mementingkan diri sendiri itu adalah sumber kekacauan dan segala macam perbuatan jahat, seperti persengketaan, pertengkaran, pembunuhan, dsb (bdk. Yak 3:16). Untuk itu, sebagai orang beriman mari kita buang sikap-sikap yang demikian itu.  

Bacaan Injil pada hari Minggu Biasa Pekan XXV ini memperdengarkan kepada kita dua hal pokok, yaitu pertama tentang  pernyataan yang kedua kalinya dari Yesus kepada para muridnya mengenai kesengsaraan, kematian dan kebangkitanNya. Lalu, yang kedua, pengajaran Yesus tentang kemuridan. Bahwa untuk menjadi murid Yesus, hendaknya mereka tidak memikirkan pangkat, jabatan atau kedudukan duniawi. Yesus menyampaikan ke dua hal tersebut, karena Yesus melihat gelagat tidak baik dari sikap para muridNya, yaitu ternyata para murid memiliki motivasi atau persepsi yang salah terhadap keikutsertaannya menjadi murid Yesus. Mereka berpikiran tentang jabatan atau kedudukan penting, jika Yesus itu menjadi raja duniawi (bdk. Mrk. 9:34).

Dengan memberitahukan untuk yang kedua kalinya tentang kesengsaraanNya, Yesus hendak memurnikan kembali motivasi dasar mereka menjadi muridNya. Menjadi murid Yesus bukan untuk kepentingan diri sendiri dan duniawi. Bahwa melalui pemberitahuan kedua tentang penderitaanNya, Yesus mau menunjukkan bahwa tujuannya adalah untuk melaksanakan kehendak Allah, yakni menyelamatkan manusia dari keberdosaan. Dengan penderitaan dan wafatNya di kayu salib, supaya manusia memperoleh keselamatan kekal dalam Kerajaan Allah. Dan sebagai muridNya, hendaknya mereka pun mau memiliki sikap kerendahan hati seperti anak kecil, mau menjadi pelayan bagi yang lain dan mau mengalami penderitaan seperti diriNya dengan memikul salib, mau berkorban atau bahkan berani menyerahkan nyawanya demi orang lain.

Semoga sabda Tuhan hari ini merupakan teguran bagi  kita juga. Bahwa jika kita orang Katolik dan sungguh murid Tuhan, maka motivasi dasar kita untuk menjadi terbesar dan memiliki hal-hal duniawi, hendaknya kita buang dari pikiran atau sikap perilaku kita. Kalaulah di antara kita ada yang aktif dalam berbagai pelayanan atau pekerjaan, hendaknya tidak didasari motivasi untuk kepentingan diri sendiri, melainkan sungguh untuk pekerjaan Tuhan lewat perhatian dan tindakan nyata bagi sesama kita. Memang tidak mudah untuk memiliki pikiran, kehendak atau sikap hati seperti yang diharapkan oleh Yesus pada hari ini. Semoga dengan sabda Tuhan hari ini, kita memiliki pemahaman yang benar tentang motivasi dasar menjadi pengikut Yesus. Untuk itu mari kita selalu mohon bimbingan Roh Kudus, agar kita bisa menjadi seperti Raja Salomo, yang tidak mementingkan hal kedudukan atau harta duniawi, tetapi mengutamakan hikmat untuk mengerti dan mampu melaksanakan kehendak Allah.   Sebagaimana seluruh hidup Yesus telah ditujukan untuk mewujudkan kehendak Allah sampai wafatnya di kayu salib demi keselamatan umat manusia, maka sebagai pengikut Yesus semoga kita pun mampu untuk berbuat seperti yang Yesus lakukan. Amin.

Antonius Purbiatmadi
 

 
Next article Next Post
Previous article Previous Post