DIPANGGIL UNTUK TUGAS KENABIAN

author photo July 03, 2021
Minggu, 4 Juli 2021
Minggu Biasa XIV
Bacaan: Yeh. 2:2-5; 2Kor. 12:7-10; Mrk. 6:1-6.

Beberapa waktu yang lalu viral tentang pengakuan seseorang sebagai nabi yang ke-26. Peristiwa pengakuan sebagai nabi itu pun ditanggapi dengan aneka reaksi. Ada yang membawanya ke pihak kepolisian karena pengakuannya itu dianggap perbuatan yang menistakan agama. Ada juga yang mempertanyakannya apakah orang tersebut adalah sungguh seorang nabi atau gelandangan rohani? Kalau disebut nabi, apakah orang itu sesuai dengan kaidah-kaidah kenabian, sebagaimana yang kita ketahui dalam kisah hidup dan tata cara kenabian di dalam Kitab Suci?

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu Biasa Pekan XIV ini berbicara tentang penolakan terhadap kehadiran nabi. Namun, di sisi lain kita diajak menanggapi panggilan Tuhan untuk menjalankan tugas kenabian, terutama di jaman milenial ini. Ada tiga tokoh utama yang dapat kita jadikan sebagai sumber inspirasi atau role model atau panutan bagi kita dalam menjalankan tugas kenabian. Tokoh pertama, dari bacaan pertama, kita belajar dari Yehezkiel. Sebagaimana para nabi lain sebelum atau sesudah jaman Yehezkiel, tugas seorang nabi adalah menjadi  utusan Allah, yakni menegur atau mengingatkan bangsa Israel akan dosanya, mengecam kejahatan yang dilakukan, dan menyerukan ganjaran dari Allah, jika mereka melakukan pertobatan (bdk. Yeh. 2:3-4).
 
Tokoh kedua adalah Rasul Paulus. Inspirasi hidupya dapat kita peroleh  dari bacaan kedua, tentang pengalaman Rasul Paulus dalam memberitakan Injil. Kita tahu sepanjang hidup Rasul Paulus dalam melakukan pewartaan Injil, ia mengalami banyak penolakan dan bahkan, penganiayaan. Pengalaman akan penderitaan dalam pewartaannya menjadikan Rasul Paulus justru semakin kuat dan hidup imannya sangat berakar pada diri Kristus. Penolakan dan penderitaan yang dialami Rasul Paulus itu justru menjadi daya dorong bagi dia untuk semakin terus mewartakan Injil Tuhan ke banyak orang dan di berbagai daerah, sehingga banyak orang menjadi percaya akan Yesus. Meskipun dipandang berhasil, namun Rasul Paulus  tetap bersikap rendah hati, untuk menjaga supaya dirinya jangan sampai merasa tinggikan (bdk. 2Kor. 12:7).

Tokoh yang ketiga, dan ini yang  utama, tentu saja Yesus Kristus. Seperti nabi Yehezkiel dan para nabi lain di masa Perjanjian Lama, maupun Rasul Paulus, Yesus pun dalam menjalankan tugas kenabianNya, Ia mengalami juga banyak penolakan, pertentangan dan bahkan ancaman  pembunuhan dari berbagai pihak. Di hadapan para murid dan banyak orang, Yesus  sering kali dengan berani melakukan kritik-kritik terhadap para  pemuka agama, ahli Kitab, orang Farisi, dll. Karena, mereka menjalankan praktek hidup keagamaan mereka yang tidak benar, penuh kemunafikan, dll. Dalam bacaan Injil hari Minggu ini kita diperdengarkan  tentang  Yesus yang ditolak oleh orang-orang dari kampung halamannya sendiri. Walaupun Yesus ditolak, Yesus tidak marah. Yesus tetap terus pergi ke kota-kota lain untuk menjalankan tugas misi perutusanNya, yakni memberitakan Kabar Gembira dan seruan pertobatan, sebab Kerajaan Allah sudah dekat.

Walau kita ini bukan nabi yang ke sekian, namun kita semua sama dipanggil untuk seperti nabi Yehezkiel, Rasul Paulus maupun Yesus. Berkat sakramen baptis, kita dipanggil untuk menjalankan peran dan tugas kenabian kita. Namun sejujurnya saja, tidak sedikit dari kita yang sering menolak untuk menjalankan tugas kenabian, karena merasa tidak mampu atau tidak memiliki pengetahuan dan merasa lemah diri. Merasa lemah atau tidak mampu sering kali membuat kita justru menjadi orang yang  terpuruk. Rasul Paulus, kepada jemaatnya di Korintus, dan hari ini kepada kita umat beriman, mengatakan bahwa “justru dalam kelemahan diri kita, maka kuasa Allah menjadi sempurna” dan “jika aku lemah, maka aku kuat” (bdk. 2Kor. 12:9-10). Kita diajak untuk percaya akan penyertaan Tuhan dalam setiap pewartaan maupun peran kenabian kita.

Bentuk-bentuk kenabian yang dapat kita lakukan sangat beraneka ragam bentuk dan caranya. Seperti contoh, di masa milenial ini, yang semuanya serba digital, informasi begitu bersliweran, hampir serupa dan tidak jelas mana yang benar, mana yang salah. Mungkin hampir setiap saat kita menerima berita atau informasi hoax, atau yang sifatnya intoleran, memfitnah, dsb. Dalam menghadapi situasi yang demikian, kita bisa menjalankan tugas kenabian kita. Dalam group medsos atau WA group, misalnya, jika ada berita atau informasi yang tidak benar, menyesatkan atau menimbulkan intoleransi, maka kita dapat memberikan tanggapan yang sifatnya mengingatkan, menegur atau memberikan informasi yang benar. Meskipun nantinya ada komentar yang miring, berbeda atau bahkan penolakan, tetapi tugas kenabian kita tetap harus terus dilakukan. Sebagai orang beriman, jika kita percaya akan penyertaan Roh Tuhan, maka tugas kenabian kita akan membuahkan hasil yang benar. Meski pun itu kita lakukan di dalam lingkup kecil di dalam medsos atau group WA, Roh Tuhan itu sendiri yang nanti akan menyapa pikiran dan hati setiap orang yang mendengar atau membacanya sehingga akan melakukan, merasakan mana yang benar. 

Semoga sabda Tuhan hari ini dapat kita jadikan sebagai sumber inspirasi dan kekuatan kita dalam menjalankan tugas panggilan kenabian kita. Nabi Yehezkiel, Rasul Paulus dan Yesus saja banyak mengalami rintangan, tantangan, penolakan, dan bahkan ancaman, namun mereka tetap terus menjalankannya. Demikian halnya kita, semoga kita  memiliki semangat seperti mereka untuk terus menyuarakan kebenaran sesuai panggilan hidup kita masing-masing. Dan kebetulan saat ini begitu banyak informasi tentang merebaknya varian baru Covid-19 yang lebih membahayakan dan mencemaskan, mari kita dengan cara yang sederhana, sopan dan seefektif mungkin untuk menegur, mengingatkan anggota keluarga, teman dekat, warga lingkungan, rekan kerja kita untuk terus mentaati protokol kesehatan demi kebaikan bersama. Semoga kita mampu menjalankan tugas kenabian kita di tengah masyarakat di dalam penyertaan Tuhan. Amin. Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi



Next article Next Post
Previous article Previous Post