RINDU AKAN KOMUNI KUDUS

author photo June 05, 2021
Minggu, 6 Juni 2021
HARI RAYA TUBUH & DARAH KRISTUS 
Bacaan: Kel.24:3-8; Ibr.9:11-15; Mrk.14:12-16.22-26


Lewat medsos kita sering mendapat berita permintaan "darah" untuk membantu anggota keluarga atau kerabat yang butuh kecukupan darah dalam tubuhnya. Setetes darah  kita  dapat membantu menyelamatkan orang lain. Jika tubuh (daging) kita yang tidak tercukupi dengan darah, maka kita akan terlihat pucat, lemas dan mudah terserang sakit penyakit. Betapa darah sangat berarti dan dibutuhkan oleh tubuh (daging) kita.   


Pada hari ini Gereja merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Dengan perayaan ini,  sebagai orang beriman kita diingatkan untuk selalu menerima dan menyantap tubuh dan darah Kristus melalui perjamuan ekaristi. Kita menyantap tubuh dan minum darah Kristus, bukan dalam artian daging atau tubuh fisik, seperti kita makan saksang (olahan darah binatang sembelihan). Kalau kita makan daging atau minum darah manusia, maka kita ini adalah golongan kanibal. Menyantap tubuh dan darah Kristus adalah ungkapan iman, yang menggambarkan bahwa tubuh rohani kita pun harus sehat dan membutuhkan makanan dan minuman rohani yang bernutrisi imani. Seperti tubuh jasmani kita yang sering mengalami sakit penyakit, demikian halnya tubuh rohani kita juga mengalami sakit.  Karena keberdosaan,  tubuh rohani bisa  mengalami  kekosongan jiwa, ketidakbahagiaan, dsb. Supaya tubuh tidak mengalami anemia atau kurang darah, maka kita perlu protein atau vitamin untuk tambah darah. Demikian halnya rohani atau iman kita yang mengalami kelesuan, maka juga butuh tambah daging dan darah rohani. Dalam bahasa iman, yang kita maksudkan itu adalah tubuh dan darah Kristus, yakni sakramen EkaristiNya, yang membuat tubuh rohani atau iman kita menjadi sehat.


Melalui perayaan Ekaristi, kita diingatkan akan kurban Kristus, yang menebus dosa kita. Perayaan ekaristi, yang selalu kita kenang dan lakukan adalah sarana bagi kita untuk ingat akan kasih Allah, yang merelakan Yesus PutraNya, menjadi korban tebusan bagi dosa kita. Dalam bacaan pertama, tersiratkan gambaran korban darah yang dipersembahkan Musa di mesbah, adalah melambangkan korban Kristus di kayu salib, yang memperdamaikan Allah dengan setiap orang yang percaya. Kristus adalah Pengantara  dari Allah, yang menjanjikan penebusan dan keselamatan kekal bagi kita, seperti yang dinyatakan juga dalam bacaan kedua. Dengan darah Kristus, yang menguduskan kita sebagai persembahan yang tak bercacat, untuk supaya kita dapat hidup kekal di hadapan Allah (bdk. Ibr 9:14-15). Dan sebaliknya, melalui perayaan ekaristi, kita diundang  melalui santapan roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah Kristus, untuk selalu memperbaharui iman  kesetiaan dan ketaatan kita kepada Allah dalam diri Yesus, yang sudah lebih dahulu setia dan mengasihi kita.


Situsasi pandemi tentu membuat kita rindu untuk hadir dalam perayaan ekaristi secara langsung, sehingga kita dapat menyambut komuni kudus. Namun demikian, meski masih dalam masa pandemi, semoga dengan peringatan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, kita tetap setia untuk selalu menyambutNya, meski secara rohani. Sebagai orang beriman, kita percaya bahwa Yesus tetap sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Karena kita tidak bisa menyambutNya dalam perayaan ekaristi, kita berharap Yesus terus datang secara rohani ke dalam diri kita, sehingga kita pun tetap dalam dekapanNya agar kita tidak terpisah daripadaNya. 


Antonius Purbiatmadi




Next article Next Post
Previous article Previous Post