Minggu, 23 Mei 2021
Hari Raya Pentakosta
Bacaan: Kis.2:1-11, Gal.5:16-25, Yoh.15:26-27. 16:12-15
Hari ini kita merayakan Pentakosta, hari raya turunnya Roh Kudus bagi seluruh umat beriman. Pentakosta adalah bukti nyata dari janji Yesus bagi para rasulNya. Roh Kudus yang dikaruniakan atas diri para rasul bukanlah untuk kepentingan pribadi dari rasul-rasul itu, melainkan untuk kepentingan membangun tatanan dunia baru, sebagaimana yang dikehendaki oleh Yesus lewat Petrus “di atas batu karang ini akan Aku akan mendirikan jemaatKu” (bdk. Mts. 16:18). Pernyataan Yesus itu, yang kemudian kita sebut dengan Gereja, yakni kumpulan orang yang percaya kepadaNya.
Dalam suatu kesempatan homilinya (4 Juni 2017), Bapa Suci Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa Pentakosta adalah turunnya Roh Pencipta, Roh yang selalu menyebabkan hal-hal baru dalam dunia kita ini. Seperti yang kita dengarkan dalam bacaan pertama (Kis 2:1-11), Roh Kudus telah menjadikan para murid menjadi “umat” yang baru, dan mereka selanjutnya membentuk umat baru pula, yang berasal dari berbagai daerah dan bahasa. Merekalah yang kemudian kita kenal dengan sebutan Gereja Perdana. Setelah para rasul menerima Roh Kudus, mereka lalu memberitakan kepada banyak orang, dalam bahasa-bahasa yang diberikan oleh Roh itu, tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Perkataan para rasul membuat heran banyak orang, yang berasal dari aneka daerah, yang tidak sebahasa dengan para rasul. Roh Kudus telah menyebabkan perubahan dalam diri para rasul. Mereka menjadi berani dalam pewartaan dan menyebabkan pemikiran atau pandangan baru dari mereka yang mengerumuni para rasul.
Apa yang dialami oleh para rasul, juga kita alami di masa sekarang ini. Roh Kudus yang dianugerahkan kepada para rasul pada hari Pentakosta, juga dianugerahkan kepada kita umat beriman, lewat sakramen baptis dan krisma. Roh yang sama itu adalah Roh yang membimbing dan menguatkan kita, agar kita mampu menjadi murid-murid Tuhan. Roh itulah yang menciptakan hal-hal baru dalam diri kita juga. Roh itu yang memperbaharui kehidupan kita. Jika kita dikuasai oleh Roh, maka kita harus ada perubahan sikap hidup, yang oleh rasul Paulus, dalam bacaan kedua katakan, yakni hidup dalam kepenuhan akan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri (bdk. Gal 5:22).
Peristiwa Pentakosta tidak berhenti atau berakhir pada peristiwa di jaman para rasul. Seperti yang disabdakan oleh Yesus, dalam bacaan Injil pada hari ini, bahwa Roh Kudus adalah tanda kehadiran Allah secara terus-menerus untuk menyertai dan berkarya di dalam kehidupan kita sebagai umat yang dikasihiNya (bdk. Yoh 15:15). Roh Kudus itulah yang akan membimbing kehidupan kita dengan nilai-nilai kebenaran dan kasih yang berasal dari Allah sendiri (bdk. Yoh 15:26). Jika kepada para rasul, Roh Kudus menciptakan hati dan semangat yang baru, maka Roh yang sama juga memberi kita hati dan semangat baru untuk hidup baru dalam Roh. Rasul Paulus mengajak jemaatnya, dan juga kita semua, untuk mau mengalami menjadi “ciptaan baru”, melalui perubahan (transformasi) cara hidup dengan meninggalkan cara-cara lama yang dipenuhi dengan hal-hal duniawi, untuk beralih ke dalam hidup yang dihidupi dan dipimpin oleh Roh, agar kita mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Nah, pertanyaannya adalah apakah sebagai orang beriman ini, kita yang selalu berdoa mohon datangnya dan bimbingan Roh Kudus, sudah mengalami perubahan menjadi manusia baru?
Semoga melalui perayaan Pentakosta ini, kita seperti para rasul, senantiasa diperbaharui hidup kita dalam terang Roh Kudus. Sehingga hati dan semangat kita berkobar-kobar untuk berani mewartakan kebaikan kasih dan perbuatan-perbuatan baik dari Allah. Di sisi lain, dengan kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita, semoga kita dimampukan dalam melawan keinginan-keinginan daging dan diubah oleh Roh untuk menjadi orang yang hidup dalam kebenaran sejati, sebagaimana Kristus kehendaki.
Semoga dengan penyertaan Roh Kudus, kita semakin dimampukan untuk menjalankan tugas perutusan Tuhan dan GerejaNya, termasuk di dalamnya untuk terus menjadi pelopor dalam kesetiaan menjalankan protokol kesehatan, dengan rajin memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak saat berhadapan dengan orang lain, menjauhi kerumunan, menghindari bepergian yang tidak perlu. Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.
Antonius Purbiatmadi