BE MORE FRUITFUL - BERBUAHLAH LEBIH BANYAK

author photo May 01, 2021
Minggu, 2 Mei 2021
Hari Minggu Biasa V

Bacaan: Kis.9:26-31; 1Yoh.3:18-24; Yoh.15:1-8.

 
Kalau kita menanam pepohonan buah, tentu yang kita harapkan ya buahnya. Agar bisa menghasilkan buah yang ranum, tentu selain dirawat dengan pemupukan, penyiraman, juga perlu dilakukan pruning atau pemangkasan ranting-rantingnya. Tujuan pemangkasan atau pemotongan dahan-dahan kecil (ranting) dimaksudkan agar posisi cabang pohon lebih tertata sehingga dapat menerima asupan sinar matahari secara optimal, yang itu penting bagi proses pertumbuhannya. Pemangkasan ranting juga untuk menghindari serangan hama atau organisme pengganggu, dan tentu saja kita memangkas ranting adalah untuk merangsang proses pertumbuhan dahan baru, pembungaan dan pembuahan.

 
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu ini mengajarkan tentang sikap iman yang diharapkan berbuah. Seperti dalam bacaan pertama digambarkan  sikap keberanian Saulus dalam menunjukkan imannya lewat pewartaan tentang diri Yesus. Dan buah dari sikap berimannya itu membuat banyak orang percaya dan terjadi pertambahan jumlah dari mereka yang percaya kepada Kristus (bdk. Kis 9:31). Sedangkan menurut Rasul Yohanes, dalam bacaan kedua, dikatakan bahwa beriman itu tidak sekedar diomongkan, melainkan harus terwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa hidup beriman seperti sikap mengasihi bukan dengan berteori, melainkan diwujudkan dengan perbuatan yang nyata. Rasul Yohanes menegaskan bahwa barangsiapa menuruti perintah Tuhan itu, yakni mewujudkan sikap iman dalam perbuatan yang nyata, maka buah beriman itu adalah kita akan diam di dalam Allah dan Allah bersama kita (bdk. 1 Yoh 3:18, 24). Sikap beriman dari Saulus dan Rasul Yohanes itu dapat menghasilkan buah-buah iman, karena mereka percaya akan Yesus. Mereka menyatukan hidupnya dalam sikap percaya penuh pada diri Yesus.

 
Dalam bacaan Injil pada hari ini, melalui perumpamaan pohon anggur, Yesus berharap kepada para muridNya, dan kita semua, untuk berbuah, yakni beriman yang nyata. Yesus menggunakan pengajaranNya dengan metafora analogi  pohon anggur dan  pemilik kebun anggur, yang dalam bacaan Injil dikatakan Allah adalah  pemilik kebun anggur dan Yesus sendiri adalah pokok anggur yang sejati. Yesus mengajarkan sikap beriman, bahwa jika mengikuti sebagai murid Tuhan, maka kita pun harus mampu untuk menghasilkan buah-buah iman. Kalau kita tidak mampu berbuah, seperti ranting-ranting pohon anggur, maka akan dipangkas, dibuang lalu dibakar.

Bagaimana iman kita harus berbuah?


Adalah kehendak Tuhan bahwa setiap anak-anaknya berbuah bagi Kristus. Sebagai murid Kristus, kita semua  dipanggil beriman untuk berbuah. Melalui perumpamaan pokok anggur ini, Yesus mengajarkan keutamaan-keutamaan hidup beriman, yang menghasilkan buah-buah iman, yakni dengan cara : (1) Kesadaran diri untuk tetap tinggal di dalam kesatuan bersama Yesus (bdk. Yoh. 15:4). Dalam kehidupan konkret, itu dapat kita wujudkan antara lain dengan sikap selalu bersyukur dalam segala hal, rajin membaca Kitab Suci, doa pribadi, mengikuti perayaan Ekaristi walau pun dengan online atau streaming live, kelak kalau pandemi berhenti, rajinlah untuk hadir dalam perayaan ekaristi atau ibadat di lingkungan, komunitas kategorial, beramal bakti, dsb. Yesus telah mengingatkan bahwa jika  kita hidup tanpa kesatuan denganNya, tanpa kedekatan relasi pribadi denganNya, maka hidup iman  kita akan mengalami  kekeringan atau kehampaan hidup, walau pun kita berkelimpahan harta duniawi (bdk. Yoh. 15:6).; (2) Kesadaran diri bahwa Yesus adalah pokok kekuatan utama yang memungkinkan kita bisa hidup penuh berkatNya. Karena itu, jika kita bersamaNya, maka kita akan berhasil dalam doa kita, apa saja yang kita kehendaki, kita akan menerima berkat dari Tuhan  (bdk. Yoh 15:7) dan sukacita menjadi penuh (bdk. Yoh 15:11). Hal-hal ini dapat kita alami atau peroleh lewat kecukupan rejeki, selalu mendapatkan pertolongan di saat kita mengalami kesulitan atau masalah, dsb.; (3) Kesadaran iman bahwa Allah Bapa, pemilik kebun anggur, adalah sumber utama kehidupan itu sendiri (bdk. Yoh 15:1). Pohon tidak akan mampu tumbuh berkembang, kalau tidak ada yang merawatnya. Meski, pohon itu hidup di tengah hutan, pohon itu tetap mampu tumbuh dan berbuah, karena Allah sendiri yang merawat dan memberi pertumbuhan. Terhadap pepohonan saja Allah memperhatikannya, apalagi kita, yang adalah ciptaanNya, yang sewajah dengan wajah Allah sendiri.

 
Sebagaimana Yesus tegaskan bahwa sebagai murid Tuhan, maka kita harus menyatukan hidup beriman kita dalam kesatuan denganNya dan mempercayakan diri pada  Allah, sang pemilik kehidupan. Jika, kita sebagai murid Tuhan, yang hidupnya menyatu dengan diriNya dan mampu mewujudkan buah-buah iman secara nyata, maka dalam Yesus Kristus, kita turut mempermuliakan Allah Bapa.

 
Sementara itu, di bagian lain dari sabda Yesus pada hari ini, Yesus mengingatkan kita bahwa jika kita  tidak hidup bersatu dengan Yesus, maka yang  akan muncul adalah ketidakmampuan kita untuk berbuah (bdk. Yoh 15:4-5). Seperti kita, kalau memiliki tanaman, di mana ada ranting-rantingnya  yang kering dan tidak mampu menghasilkan bunga atau buah, maka kita pasti  akan memotongnya. Demikian halnya dalam hidup beriman kita. Jika kita tidak mampu menghasilkan buah-buah iman seperti pertobatan, kasih, sikap murah hati, rasa bersyukur, atau sikap peduli terhadap sesama yang menderita, dsb., tentu Allah, sebagai pemilik kebun anggur, akan membuang  kita dari kesatuan dengan Yesus dan kita akan mengalami  kebinasaan yang kekal (bdk. Yoh 15:2,6).

 
Kita menyadari bahwa resiko untuk menjadi ranting yang kering dapat berasal dari diri sendiri, misalnya seperti sikap tidak mau bersyukur, malas berdoa, malas membaca Kitab Suci, egois, perbuatan keberdosaan, dsb., sehingga kita tertutup dalam menerima asupan nutrisi rohani  atau bimbingan dari Roh Tuhan.  Sementara itu, hidup kita pun bisa menjadi kering karena pengaruh dari luar, seperti godaan-godaan duniawi. Sebagai orang beriman, tentu kita berharap dapat hidup kekal bersama Yesus, untuk melihat wajah kemuliaan Allah. Semoga dengan sabda Tuhan hari ini, kita terdorong untuk berusaha menjadi orang yang sungguh beriman dan mampu mewujudkan sikap beriman itu dengan nyata sehingga menghasilkan buah-buah iman bagi kemuliaan Allah. Amin.


Sebagai murid Tuhan, mari kita terus menjadi pelopor dalam kesetiaan menjalankan protokol kesehatan, dengan rajin memakai masker, mencuci tangan,  menjaga jarak saat berhadapan dengan orang lain, menjauhi kerumunan, menghindari bepergian yang tidak perlu. Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.
 
Antonius Purbiatmadi
 






Next article Next Post
Previous article Previous Post