BERTRANSFORMASI DALAM IMAN

author photo February 27, 2021
Minggu, 28 Februari 2021
Minggu Prapaskah II
Bacaan: Kej. 22:1-2.9a.10-13.15-18; Rm. 8:31b-34; Mrk.9:2-10

Bacaan Injil pada hari ini tentang peristiwa Yesus dimuliakan di atas gunung.
Peristiwa yang terjadi di hadapan Petrus dan kedua murid lainnya, hendak menunjukkan bahwa “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia (bdk. Mar. 9:7), mengajak mereka dan kita umat Allah untuk percaya akan keilahian Yesus, Sang Mesias. Penampakan transfigurasi atau perubahan kemanusiaan Yesus ke keilahianNya, menunjukkan kepada kita bahwa Yesus sungguh Allah, sungguh Manusia. Suara  “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia” adalah pernyataan dari sikap Allah kepada kita, bahwa hendaknya kita memiliki keyakinan iman untuk percaya dan taat pada Yesus, Dialah Sang Mesias, yang menyelamatkan hidup kita dari keberdosaan.

Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus mengatakan bahwa dengan memiliki keyakinan iman, maka kita akan memperoleh jaminan keselamatan hidup kekal. Bahwa orang yang percaya penuh iman kepada Allah, dalam diri Yesus, maka akan dilindungi sepenuhnya oleh Allah. Rasul Paulus mengajak kita untuk mengerti  bahwa Allah sungguh mengasihi kita, sebagaimana Allah mengasihi Yesus. Allah tidak menyayangkan AnakNya sendiri, Anak TunggalNya, tetapi justru Allah menyerahkan Anak TunggalNya itu untuk kita, sebagai jaminan keselamatan hidup kekal kita.

Melakukan transformasi atau membangun hidup lebih beriman kepada Tuhan memang tidak mudah. Kita sering kali mengalami kesulitan atau tantangan dalam hidup beriman. Dalam bacaan pertama dapat kita memahami bahwa Abraham pun mengalami ujian ketaatan imannya. Abraham sudah belajar dan melakukan untuk menaati banyak perintah Allah. Meski Abraham sendiri sebenarnya tidak tahu maksud dan kehendak Allah, namun ia taat dan melakukan apa yang dikehendaki Allah dengan penuh iman. Abraham mampu untuk melakukan transformasi dalam berimannya dengan menunjukkan sikap percaya dan taat akan perintah Allah. Karena Allah melihat iman Abraham, iman yang takut akan Allah dan Abraham tidak segan-segannya menyerahkan, Iskak,  anaknya yang tunggal kepada Allah untuk dikorbankan  (Kej. 22:12), maka Allah pun mengasihi Abraham dan memberinya kelimpahan berkat.

Seandainya hal itu terjadi pada diri kita, apakah kita sungguh mengerti maksud Allah dan mau menjalankan perintah Allah semacam itu? Dari contoh sikap  iman Abraham dalam mempersembahkan Ishak, anak tunggalnya, kita mendapatkan suatu  gambaran yang mau mengajak kita, apakah kita mau mempersembahkan yang terbaik, yang paling berharga dari hidup dan milik kita untuk Tuhan? Apakah kita  rela atau tidak menyayangkan, jika dari anak-anak kita  dipanggil untuk menjadi imam, biarawan atau biarawati? Bertransformasi dalam beriman adalah sikap untuk mengerti kehendak Allah dan mampu untuk mewujudkan kehendak Allah itu dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Semoga firman Tuhan pada  hari ini meneguhkan kita dalam bertransformasi iman, membangun sikap beriman yang benar, yakni memiliki sikap lebih percaya dan lebih taat kepada Allah, sikap rela, tidak menyayangkan yang paling berharga, menyerahkannya untuk Allah. Semoga di masa Prapaskah ini, kita mampu untuk melakukan olah iman atau bertransformasi dalam beriman, yakni mengubah sikap iman kita ke arah sikap mau memberikan yang terbaik atau berharga dari diri kita untuk Allah secara rela hati. Semoga di masa Retret Agung Prapaskah ini, kita mau untuk meningkatkan diri dalam olah tobat, yakni memperbaiki sikap hidup beriman kita seturut kehendak Allah. Semoga Roh Kudus membantu kita untuk membuat kita mampu melakukan perubahan sikap beriman dan membangun kedekatan diri dengan Allah. Semoga Tuhan memberkati kita. Amin.

Ingat untuk tetap setia dan mengikuti perintah protokol kesehatan, yakni selalu bermasker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak saat berhadapan dengan orang lain, hindari kerumunan orang banyak dan hindari bepergian yang tidak penting. Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi



Next article Next Post
Previous article Previous Post