NATAL: MEMBANGUN PARADIGMA BARU AKAN KESELAMATAN HIDUP

author photo December 24, 2020

Jumat, 25 Desember 2020
Hari Raya Natal

Bacaan: Yes. 52:7-10;  Ibr. 1:1-6; Yoh. 1:1-18

Suasana pandemi Covid-19 ini seperti membuat kita hidup dalam “kegelapan”, yang dimaksudkan adalah situasi  ketakutan, kecemasan, hilang harapan, rasa putus asa, dsb, sehingga kita seperti berjalan tidak jelas arahnya karena gelap. Kita semua pasti tidak suka berada di dalam situasi kegelapan. Ibarat tidak ada lampu penerang, dengan segala upaya, kita semua berusaha untuk menemukan dan menyalakan lampu penerang, yakni vaksin. Saat ini kita semua membutuhkan vaksin yang dapat menghilangkan virus Covid-19. Vaksi itu memang kita sungguh  perlukan, seperti  cahaya penerang, yang jika ada cahaya terang kita akan merasa nyaman dan tenang, dibandingkan dalam situasi kegelapan.

Di masa pandemi ini tentunya kita ingin segera mendapatkan kabar kepastian akan ketersediaan vaksin. Kita berharap bahwa kepastian  adanya vaksin akan membuat kita lega hati, sehingga tidak lagi hidup dalam kecemasan atau ketakutan. Sementara para ahli berusaha membuat vaksin yang dimaksud, tentunya kita harus terus menerus taati protokol kesehatan serta  berdoa kepada Allah. Sebab, kita hanya mampu berusaha dan hanya kepada Allah kita bersandar. Percaya kepada Allah adalah dasar iman kita. Keselamatan hidup kita tetap berada di dalam kuasaNya. Oleh karenanya, sebagai orang beriman tentu tidak ada sikap lain kecuali kita hanya beriman kepadaNya. Kita sandarkan seluruh hidup kita kepada Allah. Hanya kepada Allah saja kita jaminkan hidup kita.

Kebutuhan “alat penerang” tidak hanya untuk yang lahiriah saja tetapi juga hidup rohani kita. Tentu kita menyadari bahwa hidup kita dalam kegelapan atau keberdosaan. Sebagai orang beriman, kita membutuhkan penerang agar hidup kita tidak terus dalam kegelapan dosa. Tanpa cahaya terang, kita akan berjalan di dalam kegelapan, yang tentu saja membuat kita mengalami kesulitan atau  bahkan menderita. Dalam bacaan Injil hari ini, Yohanes Penginjil mewartakan bahwa terang itu telah datang untuk menghilangkan kegelapan hidup keberdosaan kita. Melalui Firman, kita  beroleh hidup dan terang. Jika ada cahaya terang, tentu saja tidak ada kegelapan dan kegelapan tidak dapat menguasai terang (bdk. Yoh. 1: 4-5). Dengan cahaya terang, kita dapat menyelamatkan hidup dari  hal-hal yang tidak  kelihatan seperti  kecemasan, ketakutan, keputusasaan, dll. Melalui Injil hari ini, Yohanes Penginjil hendak menunjukkan kepada kita bahwa  terang itu adalah  Yesus (bdk. Yoh. 1:14). KedatanganNya sebagai cahaya terang, yang  memberi terang bagi jalan hidup kita, membimbing dan bahkan  membebaskan kita dari kematian kekal karena keberdosaan kita. Hidup dalam terangNya menghantar kita untuk hidup selaras dengan kehendak Allah. Dengan TerangNya kita memiliki cara pandang (paradigma) baru akan keselamatan hidup.

Hari ini kita merayakan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Natal adalah tanda bagi kita untuk mengingat akan kehadiran Sang Terang itu ke dalam dunia. Seperti dalam bacaan kedua, Terang yang dimaksudkan adalah Ia, yang adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah (bdk. Ibr. 1:3). Karenanya, jika kita merayakan Natal, maka kita tidak hanya  menyambut Yesus, Sang Terang, yang memberikan diriNya untuk kita, tetapi menyambut pribadi Allah sendiri. Jika kita menerimaNya sebagai terang hidup kita, maka  diharapkan kita tidak akan lagi  berjalan di dalam kegelapan, melainkan menuju kepada keselamatan hidup. Jika kita memiliki Dia, sebagai Penerang, maka hendaknya kita membiarkan Tuhan menerangi dan mengarahkan hidup kita sesuai dengan rencana atau kehendakNya.

Merayakan Natal tidak saja menyangkut hal yang lahiriah atau rohani diri sendiri, melainkan juga berkaitan dengan interaksi sesama kita. Dengan kata lain, Terang tidak hanya menerangi jalan kita kepada Tuhan, tetapi juga menuntun kita membangun relasi dengan sesama kita. Karenanya, Terang itu harus kita bagikan atau sebarkan ke seluruh penjuru agar setiap orang menikmati keselamatan dari Allah. Seperti dalam bacaan pertama, dengan Terang itu, maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita (bdk. Yes 52:10). Oleh karena itu,  marilah kita berbagi kebahagiaan dan kasih Allah, terutama kepada mereka yang sangat membutuhkan perhatian atau kepedulian kita. Dengan demikian, Sukacita Natal semakin dapat dirasakan oleh banyak orang.

Selaras dengan tema AAP Keuskupan Bogor tahun 2020 ini, semoga   setelah melewati masa Adven ini kita memiliki  sudut  pandang  baru terhadap cara pengelolaan makanan dan rasa optimisme yang membawa dalam menyikapi pandemi Covid-19. Semoga masa Adven, yang merupakan masa pemurnian (purifikasi) hidup beriman kita, membuat kita  untuk mampu mewujudkan harapan Keuskupan Bogor dalam   kepedulian kita terhadap sesama melalui makanan. Semoga kita  semakin mampu untuk menghargai makanan dengan melalui kelahiran paradigma baru, sehingga makanan tidak kita sia-siakan, makanan tidak mudah menjadi sampah. Dengan memiliki paradigma baru tersebut,  berarti kita menghargai Allah, Sang Pemberi makanan bagi semua makhluk ciptaanNya, bukan hanya diri kita saja.

Selamat Merayakan Hari Natal. Semoga damai sejahtera Tuhan menyertai kita semua. Amin. 

Antonius Purbiatmadi

 


 

Next article Next Post
Previous article Previous Post