MENGELOLA IMAN DENGAN CAKAP DAN BERTANGGUNGJAWAB

author photo November 14, 2020

Minggu Biasa XXXIII
Bacaan: Ams. 31:10-13.19-20.30-31, 1Tes 5:1-6, Mat 25:14-30

Tuhan menganugerahkan bakat, kemampuan, kecakapan atau talenta kepada kita masing-masing sesuai rencana atau kehendakNya. Talenta itu Tuhan berikan baik kepada orang yang fisiknya normal atau pun yang dalam keterbatasan fisik. Ada yang memiliki keterbatasan fisik, namun kecakapan atau talentanya luar biasa dibandingkan yang fisiknya normal.

Apakah talenta itu? Secara umum talenta adalah kemampuan, kecakapan, sumber daya atau kesempatan yang kita gunakan untuk keperluan Tuhan, sesama dan alam semesta. Dalam bacaan Injil pada hari ini,  Yesus yang mengajar tentang Kerajaan Allah dan talenta. Yesus mengumpamakan hal Kerajaan Allah dengan harta milik orang kaya, yang dititipkan kepada hamba-hambanya. Para hamba itu memiliki kemampuan mengelola sesuai dengan kecakapan atau talenta masing-masing. Yang jelas bahwa pada saat tuan mereka pulang, mereka mampu untuk mempertanggungjawabkan  harta milik tuannya yang dipercayakan kepada mereka. Ketika tuannya pulang dan mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya, tuannya bergembira melihat dua hambanya yang cakap dalam memberikan hasil baik atas harta titipannya. Maka dua hamba itu menerima ganjaran untuk turut dalam kegembiraan tuannya. Sebaliknya, ketika tuannya kecewa atas hamba yang jahat dan malas dalam mengelola hanya satu talenta saja, hamba itu memperoleh hukuman.

Perumpamaan Yesus tentang harta titipan milik orang kaya tersebut adalah gambaran tentang iman atau suatu harta kekayaan sorgawi yang Tuhan titipkan  kepada kita. Tuhan berharap harta iman itu dapat bertambah atau berkembang. Sedangkan talenta adalah kreativitas, kemampuan, kecakapan atau tanggungjawab kita dalam mengembangkan, memperbanyak harta iman itu.   Kelak jika Tuhan datang kembali untuk mengambil titipanNya itu, kita dapat memberikan kembali dengan penuh tanggung jawab.  

Sementara perihal tuan pemilik harta yang bepergian ke luar negeri dan tidak jelas kapan waktu pulangnya kembali, itu adalah gambaran tentang kedatangan kembali Yesus sendiri kelak, yang juga tidak tahu jadwalnya. Selama waktu menunggu kedatangan Tuhan, yang tidak tahu kapan waktu datangNya itu, maka dengan talenta, daya kemampuan atau kreativitas kita, kita berusaha untuk mengembangkan harta iman itu. Rentang waktu "menunggu" kedatanganNya itulah merupakan masa kita berjaga-jaga, waspada akan sikap atau tanggapan Tuhan terhadap harta milikNya, yang dititipkan pada kita. Seperti dalam bacaan Injil hari Minggu yang lalu tentang perumpamaan lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh, kita diajak juga untuk memiliki sikap waspada, berjaga-jaga untuk menunggu kedatangan Tuan yang memiliki harta titipan itu.  

Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus mengingatkan untuk sikap berjaga-jaga, waspada dan sadar diri jangan sampai kita hidup dalam kegelapan, supaya harta titipan Tuhan itu tidak dicuri. Harta iman, yang milik Tuhan dan dititipkan kepada kita, adalah harta yang lebih berharga dari pada permata. Karenanya, kita harus menjaga dan memeliharanya dengan sungguh-sungguh, ibarat seorang ibu atau istri yang cakap mengelola rumah tangganya. Jika ibu atau istri cakap mengelola keluarga dengan baik bagi suami atau anggota keluarganya, maka akan menimbulkan kebahagiaan dalam keluarga. Tindakan istri yang cakap akan mendatangkan pujian dan kasih sayang dari suami dan anak-anaknya. Itulah yang digambarkan dalam bacaan pertama tentang bagaimana mengelola suatu kehidupan dengan cakap dan penuh tanggung jawab. Demikian halnya dalam hal mengelola iman, yaitu harta milik Tuhan yang dititipkan kepada kita, hendaknya juga kita kelola dengan daya kreativitas, kecakapan atau talenta  kita. Jika kelak saat Tuhan datang kembali dan mengadakan perhitungan dengan kita, maka kita pun dapat mempertanggungjawabkan harta milik Tuhan  itu. Jika Tuhan menilai baik akan perbuatan kita dalam mengembangkan iman kita, maka bersiaplah untuk masuk dan turut dalam kebahagiaan sorgawi bersama Tuhan. Jika Tuhan menilai iman kita tidak ada perkembangannya, maka bersiap-siaplah untuk menerima hukuman sebagai orang yang tidak berguna, seperti hamba yang bertalenta satu.

Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk jangan mengubur talenta yang Tuhan berikan dan jangan takut untuk melakukan hal-hal yang sifatnya kreatif dalam menumbuh-kembangkan iman kita. Semoga dalam masa hidup kita di dunia saat ini, kita dapat memanfaatkan untuk berjaga-jaga dalam menunggu kedatangan kembali Tuhan, dengan mengelola iman, yakni harta sorgawi milik Tuhan, secara cerdas dan bertanggungjawab. Misalnya saja dengan semakin rajin berdoa, mendalami Kitab Suci, berbuat baik atau beramal bagi sesama dan alam semesta. Semoga kita mampu mempertanggungjawabkan hidup iman kita di hadapan Tuhan. Amin. 

Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi



Next article Next Post
Previous article Previous Post