TAAT PADA TUHAN DAN NEGARA

author photo October 17, 2020

Minggu Biasa XXIX
Bacaan: Yes. 45:1,4-6; 1Tes. 1:1-5b; Mat. 22:15-21

Sebagai orang Katolik tentu kita sudah familiar dengan semboyan “Pro Ecclesia et Patria” dan “Seratus Persen Katolik Seratus Persen Indonesia”. Lewat semboyan tersebut, kita diajak untuk menunjukkan kualitas hidup iman Katolik.   Perwujudan kualitas  iman tidak saja dalam bentuk ketaatan membangun relasi pribadi dengan Tuhan, misalnya berdoa, membaca Kitab Suci, ekaristi, dll., melainkan juga relasi dengan sesama. Secara kuantitas jumlah warga negara yang beragama Katolik itu kecil jumlahnya, yakni sekitar 3 % dari jumlah penduduk Indonesia. Walau secara kuantitas jumlah umat Katolik itu sedikit, namun kualitas hidup Kristiani yang lebih baik harus kita tonjolkan. Misalnya, partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang bisa dilakukan dalam aneka bentuk pengabdian sesuai minat dan panggilannya masing-masing, mulai dari tingkat RT/RW, posyandu, PKK, dan sebagainya.  

Tuhan memanggil kita untuk hidup taat. Panggilan ketaatan tidak saja dalam bentuk kerohanian saja. Seperti penegasan dari Rasul Paulus, bahwa kita  dipanggil untuk taat atau patuh juga  kepada pemerintahan dunia. Pemerintah yang ada itu ditetapkan oleh Allah. Pemerintah adalah hamba Allah, yang mengurus banyak hal untuk kebaikan kita. Karenanya, haruslah kita membayar pajak untuk mereka (bdk. Rom 13:1-7). Dalam bacaan Injil pada hari ini Yesus  mengajar tentang sikap dasar hidup beriman yang diwujudkan  dalam ketaatan diri terhadap Allah dan terhadap negara. Atas jebakan pertanyaan dari kaum Farisi terhadap Yesus, "Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" (bdk. Mat 22:17), Yesus menegaskan bahwa apa yang menjadi hak kaisar atau negara, haruslah ditaati oleh warganya. Jawaban Yesus itu sangat tegas, karena Yesus sendiri sudah melakukan kewajibanNya sebagai warga dalam hal membayar pajak kepada pemerintah. Ini dapat kita temukan dalam bagian lain dari Injil Matius, tentang Yesus yang menyuruh Petrus untuk membayar pajak kepada penguasa atau pemerintah (bdk. Mat 17:27).

Melalui pengajaranNya hari ini, Yesus hendak menegaskan kepada kita agar kita  berperan aktif sebagai warga Gereja dan warga negara. Hidup kita tidak dapat terlepas dari tatanan kehidupan bernegara. Kita tahu bahwa tugas negara memang untuk kepentingan pemenuhan hak warga negaranya. Sebaliknya, dinamika pemerintahan atau bernegara dapat berfungsi jika warganya juga ikut  berkontribusi secara aktif. Misalnya saja membayar pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak kendaraan, atau pajak-pajak lainnya. Pajak-pajak yang dipungut oleh negara kepada warganya adalah untuk keperluan pemenuhan kebutuhan warganya  kembali seperti penyediaan sarana prasarana, infrastruktur, pelayanan publik, dsb.

Sebagai umat beriman, kita harus menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ketaatan kepada Allah ke dalam hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum yang diatur oleh negara. Esensi atau inti dari jawaban Yesus kepada orang Farisi dan Herodian, seperti kita baca  dalam bacaan Injil hari ini, adalah bahwa  hendaknya kita sebagai orang Katolik itu memiliki integritas diri dalam hidup beriman dan bernegara. Dua hal itu memang berbeda, namun saling melengkapi satu sama lain, yang itu harus kita wujudkannya dengan  benar dan utuh!

Melalui Gereja kita menerima sakramen, yang adalah tanda pengurapan dari Tuhan bagi  kita untuk tugas perutusan kita. Dengan pengurapan sakramentali, kita mendapat tugas perutusan menjadi  alat Tuhan dalam pembaharuan sikap hidup manusia untuk taat dan percaya pada Allah serta taat dan hormat pada negara. Seperti, dalam bacaan pertama, nabi Yesaya menggambarkan Allah yang  mengurapi Koresy untuk menjadi alat Tuhan. Melalui tangan dan kekuasaan Koresy, bangsa-bangsa lain bisa mengenal dan mengakui bahwa satu-satunya Tuhan yang berkuasa dan berdaulat adalah Allah Israel, Allah Ishak dan Allah Yakub, dan tidak ada Allah yang lain (bdk. Yes 45:1, 5). Tuhan menjadikan seorang pemimpin kerajaan sebagai alatNya  untuk membawa rakyatnya hidup beriman.

Hari Minggu ini juga sekaligus sebagai Hari Minggu Misi (Evangelisasi). Semoga melalui sabda Tuhan hari ini, kita memperoleh semangat baru untuk menjalankan tugas misi atau evangelisasi akan kebenaran Injil dan ajaran Tuhan, dengan melaksanakan seluruh kewajiban kita bagi negara dan  kepada Tuhan. Sebagai warga negara, kita wajib taat untuk ikut ambil bagian dalam membangun negara, antara lain dengan menunaikan kewajiban membayar pajak untuk negara. Adakah sampai hari ini sudah membayar kewajiban kepada negara seperti iuran RT/RW, pajak bumi dan bangunan (PBB) atau pajak-pajak lainnya? Sementara itu, sebagai warga Gereja, kita pun harus taat untuk ikut ambil bagian dalam hidup menggereja. Dalam rangka pengembangan misi Gereja, adakah sudah ikut membantu dengan memberi derma bagi karya-karya misi Gereja? Berikan kepada Kaisar apa yang wajib kita berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kita berikan kepada Allah. Yesus saja taat kepada pemerintah dengan membayar pajak (bdk. Mat 17:27) dan taat kepada Allah sampai wafatNya di salib. Bagaimana dengan diri kita? 

Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi

 


 

Next article Next Post
Previous article Previous Post