RENDAH HATI DAN LEMAH LEMBUT SEPERTI YESUS

author photo July 03, 2020
Minggu Biasa XIV
Bacaan: Za. 9:9-10; Rm 8:9,11-13; Mat. 11:25-30

Dalam retret, umumnya ada sesi "Who am I?" yang mengajak peserta untuk mengetahui jati dirinya sendiri. Tak mudah bagi kita untuk mengerti secara jujur tentang "siapa aku, menurut diriku sendiri". Umumnya, kita tahu diri pribadi kita atas dasar penilaian atau menurut anggapan dari orang lain. Mengakui diri sendiri dibutuhkan kejujuran dan keterbukaan diri. Kita sering munafik, tidak mau terbuka hati mengakui dan menerima diri pribadinya sendiri.

Bacaan Kitab Suci pada hari Minggu ini berkisar tentang pengakuan akan jatidiri dan karakter khas dari Yesus, sang Mesias. Kalau kita baca bacaan harian beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Senin, 29 Juni, Matius Penginjil mengisahkan setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Dan kemudian kepada muridNya muridNya, Yesus bertanya lagi: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?". Pertanyaan itu dijawab oleh Petrus : "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (bdk. Mat 16:13-19). Para rasul selalu bersama dengan Yesus. Mereka tidak saja mengikuti pengajaranNya, tetapi juga melihat dan mengalami secara langsung pekerjaan yang Yesus perbuat bagi banyak orang. Pertanyaan Yesus itu untuk menguji seberapa dekat para rasul mengenal diri dan karakter pribadi Yesus. Dekat dalam artian sungguh mengenal, mengakui dan mengimani DiriNya. Dan jawaban Petrus menunjukkan ketegasan pernyataan iman mereka akan Yesus.

Dalam Injil pada  hari ini, Yesus menyatakan jati diri dan  pekerjaanNya secara terbuka kepada Allah Bapa. Di hadapan Allah BapaNya, Yesus menyatakan siapa diriNya yang sebenarnya. Pengakuan akan jatidiriNya dan pekerjaanNya  diungkapkan dengan penuh rasa syukur kepada Allah Bapa. Kita tahu bahwa tugas pekerjaan Yesus adalah mewartakan Kerajaan Allah, mengajar,  menyembuhkan orang sakit, mengusir banyak roh jahat, dll., yang Yesus lakukan agar banyak orang dari berbagai lapisan mau mengenal Allah dan mengenal diriNya sebagai utusan Allah, yang menyelamatkan manusia.

Dalam menjalankan tugas pekerjaanNya itu, Yesus banyak mendapat perlawanan dari para cerdik pandai, para imam dan ahli Taurat. Walau Yesus telah memberi penjelasan, namun mereka tetap tidak mempercayai siapa diri Yesus itu. Sebaliknya, Yesus justru diikuti dan dipercayai oleh orang-orang kecil. Yesus bersyukur kepada Allah BapaNya, bahwa orang-orang kecil yang justru mengerti dan menerima pewartaan serta percaya akan diriNya, bukan mereka kaum cerdik pandai" (Mat 11:25). Orang kecil yang dimaksudkan Yesus adalah orang yang  sederhana dan hidupnya terbuka akan bimbingan Roh Allah sehingga mereka mau menerima pewartaan dan diriNya sebagai Mesias, yang diutus oleh Allah.

Tidak seperti kaum cerdik pandai, yang sering banyak pertimbangan dan merasa dirinya benar, sehingga mereka sulit dan tidak mau mengakui Yesus. Sebaliknya, orang-orang kecil lebih cepat dan mudah dalam menerima percaya kepada diri Yesus, karena cara pewartaan Yesus tentang diriNya, dilakukanNya dengan pendekatan lemah lembut, perbuatan nyata yang penuh kasih. Selain itu, orang kecil atau sederhana tidak neko-neko, mudah percaya. Perihal  pribadi dan karakter khas dari Yesus itu sudah dinubuatkan dalam kitab Zakharia. Bahwa kedatangan Mesias ke dunia  bukan dengan kemegahan seorang raja tetapi dengan kerendahan hati, Ia naik di atas keledai (bdk. Za. 9:9). Nubuatan nabi Zakharia itu tidak lain adalah tentang pribadi Yesus.

Lewat bacaan Kitab Suci pada hari ini, Tuhan menghendaki kita untuk menjadi orang kecil, yakni orang yang hidupnya selalu mau diperbarui secara terus menerus lewat terang sabda dan Roh Tuhan, agar kita semakin percaya akan Yesus, Juruselamat kita. Jangan kita menjadi seperti orang cerdik pandai, yang mengandalkan pada kemampuan diri, yang menyebabkan kita dikuasai kesombongan diri atau hidup dalam roh kedagingan. Rasul Paulus mengajak kita untuk tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh Kristus. Jika kita tidak memiliki Roh Kristus, maka kita bukanlah milik Kristus (bdk. Rom 8:9). Orang yang memiliki Roh Kristus adalah orang yang memiliki karakter seperti Kristus sendiri, yakni rendah hati dan lemah lembut (bdk. Mat 11:29). Sebagai murid dan pengikut Yesus, semoga kita mampu menjadi orang beriman, yang rendah hati dan lemah lembut.

Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi

 
Next article Next Post
Previous article Previous Post