Surat Gembala Natal 2025 | Keuskupan Bogor

"KRISTUS, JURUSELAMAT LAHIR DI TENGAH KELUARGA SINODAL YANG BERMISI PENGHARAPAN DAN PERDAMAIAN" (BDK. LUK 2:11) 

Saudara-saudariku yang terkasih: para Imam, Diakon, Biarawan-Biarawati, para Orang Tua, Kaum Muda, Anak-anak, serta seluruh Umat Beriman di Keuskupan Bogor. Shallom.

I. Sukacita Pengharapan di Ambang Fajar Baru 

Salam damai dalam Yesus Kristus, Sang Raja Damai! 

Kita merayakan Natal tahun 2025 ini dengan hati yang meluap oleh rasa syukur dengan menyadari bahwa kita sedang melintasi peziarahan iman yang luar biasa dalam Tahun Yubileum, sebuah tahun rahmat Tuhan di mana kita diingatkan bahwa "Pengharapan tidak mengecewakan" (Spes non Confundit). Di tengah dunia yang sering kali dilanda kecemasan, kita berdiri tegak sebagai Gereja yang berjalan bersama sebuah Gereja Sinodal dan Misioner yang terus belajar mendengarkan, merangkul, dan berpengharapan. 

Warta sukacita malaikat di padang gembala di Betlehem kembali bergema di telinga kita: "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud" (Luk. 2:11). Natal bukan sekadar kenangan sejarah, melainkan peristiwa iman yang terjadi "hari ini" di dalam keluarga-keluarga kita. Kristus tidak memilih lahir di tempat yang megah, melainkan dalam kehangatan sebuah keluarga, menegaskan bahwa keluarga adalah palungan hidup di mana keselamatan Allah bersemi. 

II. Menjadi Keluarga Sinodal yang Bermisi 

1. BELAJAR DARI TAHUN YUBILEUM: GEREJA YANG BERJALAN BERSAMA

Selama tahun 2025 ini, kita telah merayakan identitas kita sebagai "Peziarah Pengharapan". Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium mengingatkan kita bahwa "Sukacita Injil memenuhi hati dan hidup semua orang yang menjumpai Yesus" (EG, 1). Perjumpaan itu paling nyata terjadi dalam kebersamaan kita sebagai umat Allah. Semangat sinodalitas—mendengarkan dan berjalan bersama telah menjadi nafas baru yang menjadikan komunitas kita lebih inklusif. 

2. KELUARGA SEBAGAI FONDASI SINODALITAS

Keluarga adalah unit terkecil dari Gereja Sinodal. Dalam Familiaris Consortio, Santo Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa "Keluarga, yang didasarkan pada cinta kasih serta dihidupkan olehnya merupakan persekutuan pribadi-pribadi: suami dan istri orangtua dan anak-anak, sanak-saudara." (FC, 18). Di sinilah sinodalitas dimulai: ketika ayah, ibu, dan anak saling mendengarkan, saling mengampuni, dan bersama-sama mencari kehendak Allah. 

3. FOKUS PASTORAL 2026: KELUARGA KUDUS SEBAGAI ROLE MODEL

Menatap tahun 2026, Keuskupan Bogor menetapkan fokus pastoral: "Membangun Keluarga Sinodal yang Menciptakan Misi Pengharapan Dan Perdamaian!" (Bdk. Kis. 18:2-3). 

Sebagai kompas perjalanan kita, kita menatap Keluarga Kudus di Nazaret: Yesus, Maria, dan Yusuf. Mereka adalah role model keluarga sinodal. Di Nazaret, kita belajar bahwa sinodalitas berarti ketaatan bersama pada rencana Allah. Yusuf yang melindungi, Maria yang menyimpan segala perkara dalam hatinya, dan Yesus yang taat, menunjukkan bahwa sebuah keluarga menjadi kuat ketika ada komunikasi yang inklusif dan kasih yang melayani. 

Keluarga Kudus adalah keluarga yang bermisi; mereka membawa pengharapan bahkan saat harus mengungsi ke Mesir demi keselamatan Sang Penyelamat. Semangat ini juga terpancar dalam pasangan Akwila dan Priskila (Kis. 18:2-3). Seperti Keluarga Kudus, mereka menjadikan rumah mereka sebagai "Gereja Rumah Tangga" yang terbuka bagi Rasul Paulus dan jemaat. Mereka bekerja bersama sebagai pembuat tenda, melayani bersama, dan menjadi pembawa damai bagi sesama. Inilah visi kita di Bogor: keluarga-keluarga yang tidak eksklusif, melainkan menjadi "tenda pertemuan" yang membawa pengharapan bagi dunia. 

Karena itu, keluarga-keluarga di Keuskupan Bogor dipanggil untuk: 

  • Mendengarkan seperti Maria: Menciptakan dialog yang mendalam di dalam rumah, terutama mendengarkan jeritan hati kaum muda dan anak-anak. 
  • Menjaga seperti Yusuf: Menjadi pelindung bagi yang lemah dan agen perdamaian yang meredam konflik dengan pengampunan. 
  • Berbagi seperti Akwila-Priskila: Terlibat aktif dalam misi Gereja dan peduli pada sesama yang menderita atau mengalami keretakan rumah tangga. 

III. Menjadi Utusan Damai 

Saudara-saudariku yang terkasih, Natal memanggil kita untuk pulang ke kehangatan keluarga, namun juga mengutus kita untuk pergi ke tengah dunia. Sebagaimana para gembala kembali dengan memuliakan Allah, kita pun dipanggil menjadi pewarta. 

  • Kepada para Imam dan Biarawan-biarawati, jadilah pendamping setia yang merangkul keluarga-keluarga dengan kasih kebapaan dan keibuan.
  • Kepada para Orang Tua, jadilah wajah Allah yang penuh kasih dan sabar di dalam rumah.
  • Kepada para Orang Muda dan Anak-anak, kalian adalah masa depan sekaligus energi pengharapan Gereja masa kini. 

Marilah kita masuki tahun 2026 dengan meneladani Keluarga Kudus di Nazaret dan semangat pelayanan Akwila-Priskila. Jadikanlah setiap rumah di Keuskupan Bogor sebagai tempat di mana Kristus benar-benar lahir dan memerintah sebagai Raja Damai. Marilah menjadi keluarga yang sinodal, penuh pengharapan dan bersemangat misioner. 

Selamat Natal 2025 dan Selamat Menyongsong Tahun Baru 2026. Semoga berkat Tuhan melimpahi kita semua. 

Bogor, 21 Desember 2025 

(Tanda Tangan)

Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM Uskup Keuskupan Bogor