MINGGU, 6 APRIL 2025
MINGGU PRAPASKAH V TAHUN C/I
BACAAN: YESAYA 43:16-21; FILIPI 3:8-14; YOHANES 8:1-11
“NEC EGO TE CONDEMNABO”
(AKU PUN TIDAK MENGHUKUM ENGKAU)
Bacaan Injil hari minggu kelima Pra Paskah ini mengenai wanita pendosa, yang menurut hukum Taurat harus dilempari batu (bdk. Im 20:10). Ada dua percakapan Yesus mengenai dosa yaitu yang pertama dengan Ahli Taurat dan orang Farisi (bdk. Yoh.8:7) dan yang kedua dengan si wanita pendosa (bdk.Yoh 8:11). Dua kali pula Yesus bangkit berdiri serta mulai menyapa masing-masing pihak (bdk. Yoh 8:7.10). Ini menunjukkan bahwa Ia memperlakukan sama dua pihak yang terlibat yaitu si perempuan maupun kepada para ahli Taurat dan orang Farisi. Pernyataan Yesus bahwa siapa yang tak berdosa hendaknya melempar batu pertama menghilangkan perbedaan yang ada antara perempuan dengan ahli Taurat dan orang Farisi. Di hadapan Yesus yang sedang mengajar di Bait Allah ini, semua orang sama berdosanya dan semuanya membutuhkan belas kasih dan kerahiman Tuhan.
Yesus meminta ahli Taurat dan orang Farisi untuk melihat apakah mereka sendiri tiada memiliki kedosaan. Mereka perlu memeriksa diri dan menengok ke belakang. Suara hati ahli Taurat dan orang Farisi mengingatkan mereka akan belas kasih Tuhan dan agar membersihkan diri dahulu sebelum mereka melakukan hukuman yang keras. Hukum Taurat yang mereka kuasai mengatur secara rinci dan rumit cara menghukum orang. Aturan itu tidak memudahkan orang untuk bisa dikenai hukuman begitu saja dan pelaksanaan hukuman itu dilakukan dengan tenggang waktu cukup lama agar memungkinkan pengampunan pada hari raya tertentu. Para Nabi Perjanjian Lama berbicara mengenai ketidaksetiaan orang Israel yang seharusnya mendatangkan kehancuran atau hukuman mati bagi Israel. Hal itu tidak terjadi karena belas kasih Tuhan telah menyelamatkan dan membebaskan Israel. Hawa dan Adam juga tidak mati walaupun makan buah pengetahuan. Tuhan berbelaskasihan pada Hawa dan Adam sehingga hukuman mati diubah-Nya menjadi kutuk dan pengusiran (bdk. Kej 3). Tuhan yang baru saja menjatuhkan kutuk dan pengusiran masih mengasihi mereka dengan membuatkan pakaian dari kulit binatang dan mengenakannya kepada mereka (bdk. Kej 3:21).
Yesus memandang si wanita, Ia tidak meminta banyak keterangan. Ia hanya menatap dan menyapa dia ”Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang mengukum engkau?” (Yoh 8:10). Tanggapan Yesus sungguh mengagumkan: “Aku pun tidak mengukum engkau. Pergilah, dan mulai dari sekarang jangan berbuat dosa lagi!” (Yoh 8:11b). Yesus mengasihi manusia namun Ia sangat membenci dosa. Si perempuan ini diajak Yesus untuk melihat ke masa depan, ke suatu jalan baru yang dijanjikan Tuhan sebagaimana dinubuatkan oleh Nabi Yesaya dalam bacaan pertama (bdk. Yes 43:16-21). Paulus, dalam bacaan kedua, bersaksi bahwa setelah ia menemukan Kristus Sang Kebenaran Sejati, ia menganggap semua hal lain tidak banyak artinya lagi. Ia merasa telah ditangkap oleh kebenaran itu. Ia juga telah melupakan yang ada di belakang dan sekarang mau berlomba-lomba mendekat ke hadirat Yang Ilahi (bdk. Fil 3:8-14).
Kita semua bisa melihat bagaimana para ahli Taurat dan orang Farisi maupun perempuan itu sama-sama diajak melepaskan jalan hidup mereka yang lama, yang membebani diri mereka sendiri, agar dapat menempuh arah baru. Perempuan tadi pergi dan berganti cara hidup. Para penuduhnya juga satu demi satu meninggalkan pandangan mereka sendiri. Mereka semua ini telah bertemu dengan Dia sang kebenaran sejati yang menerangi relung-relung gelap dan meluruskan hati. Inilah peristiwa menggembirakan yang boleh diharapkan dalam menyongsong Minggu Suci sepekan lagi.
Marilah kita semua berusaha keras agar mulai dari sekarang tidak berdosa lagi! Marilah kita saling berbelaskasihan! Marilah kita membangun komunitas orang-orang yang saling menyadari kelemahannya dan saling berbelas-kasihan. Mari kita berlomba-lomba mendekat ke hadirat Yang Ilahi!
KESELAMATAN ITU DIBERIKAN, BUKAN DIPEROLEH.
Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo