Melihat banyaknya peserta yang hadir pada acara pembekalan hari Minggu lalu, seolah mengirimkan signal bahwa pengurus baru ini siap belajar, menerima pembekalan dan menerapkan pada wilayah dan lingkungannya masing-masing.
Acara ini diawali dengan menyanyikan Hymne Keuskupan Bogor. Lagu ini tentu tidak semua peserta pernah mendengarkannya dan mengetahui nadanya, sehingga tampak ada peserta yang diam hanya melihat teks pada slide, dan peserta yang lain yang sudah beberapa kali mendengar nampak mantap menyanyikan. Sedikit banyak lagu ini memberi semangat pada para peserta yang hadir.
𝐏𝐞𝐦𝐛𝐮𝐤𝐚𝐚𝐧 𝐑𝐨𝐦𝐨 𝐁𝐨𝐧𝐢
Mengawali pembukaannya romo mengutip konseli vatikan II : “𝐆𝐞𝐫𝐞𝐣𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐔𝐦𝐚𝐭 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐊𝐫𝐢𝐬𝐭𝐮𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐑𝐨𝐡 𝐊𝐮𝐝𝐮𝐬. 𝐔𝐦𝐚𝐭 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐝𝐢𝐩𝐚𝐧𝐠𝐠𝐢𝐥 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐬𝐚𝐤𝐫𝐚𝐦𝐞𝐧 𝐲𝐚𝐤𝐧𝐢 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐊𝐫𝐢𝐬𝐭𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐓𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐬𝐫𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐭𝐮𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐮𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚“ dan ditegaskan pula bahwa Otoritas “𝐆𝐞𝐫𝐞𝐣𝐚/𝐇𝐢𝐫𝐚𝐫𝐤𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧.
Romo yang memberi tema pembukaannya “𝐁𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐊𝐞𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐧𝐢 𝐃𝐢𝐩𝐚𝐧𝐠𝐠𝐢𝐥 𝐬𝐞𝐫𝐭𝐚 𝐝𝐢𝐮𝐭𝐮𝐬 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐆𝐞𝐫𝐞𝐣𝐚.“
Menegaskan kata 𝐁𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚, yang berarti dirinya tidak bisa bekerja sendiri tetapi tentu memerlukan kerjasama dari DPP, DKP, Wilayah, Lingkungan dan Umatnya.
Lebih lanjut diungkapkan sebuah pertanyaan, Apa yg sudah kita buat sebagai pengurus gereja untuk keberlangsungan dan perkembangan gereja?
Romo mengambil perbandingan, Belanda sudah meninggalkan gereja dari 56 tinggal 28. Bagaimana dengan
Indonesia kedepannya, ditangan kita semualah perkembangan gereja bisa terjadi.
Ada juga ungkapan lucu yang didengarnya dari salah seorang ketua lingkungan yang mengatakan saat pendalaman iman, dengan umat yang lebih dari 200 KK, yang hadir PI sangat terbatas begitu dikatakan kurang dari 40 mendapat seruan “Huuuu“ dari peserta yang hadir, yang maksudnya jauh lebih kecil dari angka itu.
Dari uraian selanjutnya dikatakan ada penambahan signifikan umat MBSB yang sekarang sudah mecapai 12 ribu lebih, bahkan ada pemekaran wilayah. Hal ini mengindikasikan perkembangan gereja di Indonesia paling tidak saat ini tidak mengkuatirkan seperti Belanda.
𝐏𝐞𝐦𝐛𝐞𝐤𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐑𝐨𝐦𝐨 𝐕𝐢𝐤𝐣𝐞𝐧 𝐘𝐨𝐡𝐚𝐧𝐞𝐬 𝐒𝐮𝐩𝐚𝐫𝐭𝐨
Romo Vikjen yang kerap disapa Romo Parto ini mengawali pembekalannya dengan kisah lucu yang “mengancam“😊. Suatu hari dalam Kisah Para Rasul, Santo Petrus berkotbah ada umat yang ngantuk jatuh meninggal. Seolah-olah hal ini mengingatkan peserta yang saat itu belum lama selesai makan siang itu untuk fokus dan tidak tertidur.
Dalam uraiannya Romo mengatakan lingkungan dan wilayah menghadirkan gereja. Gereja ada di lngkungan dan wilayah.
Umat lingkungan yang rukun membuat gereja rukun.
Pengurus lingkungan yang susah dan banyak masalah mengakibatkan tidak ada yg mau jadi pengurus.
Gereja mau dikenal sebagai apa dan bagaimana tergantung lingkungannya.
Gereja adalah tanggung jawab orang yang dibaptis dan Gereja sinodal gereja yang berjalan bersama, dengan Kristus sebagai Kepala.
Disinggung juga bahwa ada sebagian Kawil dan Kaling menjadi pengurus karena terpaksa, ketika romo menjelaskan hal 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 ini, sahabat lama yang duduk disebelah saya dan pernah satu lingkungan menyatakan sependapat, karena percaya roh kudus membimbingnya ia pun siap, dan menunjukkan saya grup wa yang baru dibentuknya dengan nama grup “melayani“.
Lebih lanjut Romo Vikjen ini mengungkapkan, apakah dirinya menjadi Vikjen bukan keterpaksaan, kalau mau diberikan alasan tentu banyak, tapi dirinya Taat, dan ketaatan serta kepercayaan inilah memberi banyak kebaikan bagi dirinya.
Dibagian akhir bicaranya Vikjen mengungkapkan perkataan Nabi Yesaya “Ecce Ego, Domine, mitte me“ (Yes 6,8)“ - Ini Aku , Tuhan, Utuslah Aku.
𝐌𝐢𝐬𝐚 𝐏𝐞𝐥𝐚𝐧𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐮𝐫𝐮𝐬
Keseluruhan acara ini diakhiri dengan misa pelantikan para pengurus wilayah dan lingkungan.
Misa konselebrasi dihadiri oleh Romo Parto, Romo Boni dan Romo Dedi, dengan Romo Parto sebagai konselebran utamanya.
Pada homilinya Romo Parto mengisahkan pembagian 5 roti dan 2 ikan dari seorang anak kecil, dirinya menjelaskan Fokus perhatian Yesus bukan pada mujizatnya, tetapi pada pembagian roti dan ikan bagi banyak orang, yang dari jumlah banyak orang masih menyisahkan banyak roti dan ikan.
Pada bagian akhir homilinya Romo Parto mengharapkan, Semoga kesediaan para pengurus wilayah dan lingkungan yang bersedia melayani, menjadi berkat dan penyelamat bagi orang lain.
Kowis - MBSB 30 Juli 2024
HC/ Komsos