“Coepit eos mittere binos” (Ia mulai mengutus mereka berdua-dua)

author photo July 14, 2024
MINGGU, 14 JULI 2024
HARI MINGGU BIASA KE-15 TAHUN B/II
BACAAN: Amsal 7:12-15; Efesus 1:3-14; Markus 6:7-13

Dalam rangka kunjungan ke kawasan Asia Pasifik, Indonesia akan menjadi negara pertama yang akan dikunjungi Bapa Paus Fransiskus. Sebagai persiapan kunjungan ke Indonesia, utusan Bapa Suci melakukan beberapa kali survey ke Indonesia untuk melihat lokasi yang hendak dikunjungi. Selain lokasi, mereka juga melakukan pembicaraan dengan Pemerintah Indonesia tentang agenda dan program perjalanan Bapa Paus. Utusan inilah yang akan memastikan segala hal yang diperlukan untuk kunjungan tersebut sudah tersiapkan dengan apik sehingga kunjungan Bapa Paus di tanggal 3-6 September 2024 ke Indonesia akan bisa berjalan lancar.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan mengutus mereka untuk pergi berdua-dua. Mereka tidak diperkenankan membawa apa-apa selama perjalanan dan membekali mereka dengan kuasa atas roh-roh jahat. Mereka hanya boleh tinggal di tempat yang menerima mereka dan mengebaskan debu dari suatu tempat yang menolak mereka. Dengan segala instruksi tersebut, pergilah para murid untuk memberitakan agar orang bertobat, mengusir banyak setan dan menyembuhkan banyak orang. (`bdk. Mrk 6:7-13). 

Bagi umat jaman Yesus maupun umat sekarang ini, bepergian tanpa membawa bekal apapun bukanlah sesuatu yang biasa. Dengan perintah ini, Yesus meminta para murid untuk menyerahkan tugas perutusan yang mereka terima kepada Allah. Mereka diajak Yesus untuk percaya bahwa bibit Iman yang telah disebarkan oleh Yesus telah mulai bersemi di tempat-tempat yang mereka kunjungi. Allah telah mulai bekerja di sana sehingga mereka tidak perlu khawatir bahwa mereka akan berkekurangan. Segala kebutuhan mereka dari baju, makanan bahkan tempat untuk berteduh dan beristirahat pasti akan tersedia bagi mereka. Allah pasti dan akan menyiapkan segala sesuatunya bagi mereka.

Selain percaya pada penyelenggaraan Illahi, dengan tanpa membawa bekal apapun, para murid juga diminta Yesus untuk fokus pada tugas perutusan mereka. Mereka dibekali Yesus suatu kuasa atas roh-roh jahat. Dengan bekal itu, mereka diminta Yesus untuk fokus pada tugas untuk menjauhkan manusia dari segala pengaruh jahat yang membuat manusia menjauh dari Allah. Dengan membawa manusia dekat kembali kepada Allah, maka damai sejahtera sebagai perwujudan kerajaan Allah akan tercipta. Martabat manusia akan kembali dipulihkan dan Allah akan kembali meraja atas manusia. 

Tidak semua manusia bisa menerima dan menumbuhkan benih iman yang mulai tersebar berkat pewartaan Yesus. Mereka juga mesti siap untuk diterima dan ditolak. Baik diterima maupun ditolak mesti disyukuri. Ini juga membawa wacana baru sebagai seorang utusan untuk bisa selalu bersyukur dalam situasi apapun. Bila diterima, mereka akan disuguhi makanan dan tempat untuk beristirahat. Bila ditolak, mereka tidak boleh mendendam. Mereka mesti segera meninggalkan tempat itu dan mengebaskan debu dari kaki. Mengebaskan debu dari kaki bukanlah pertanda kutuk atau mengucilkan tempat atau orang yang menolak mereka. Ini mengajarkan kepada para murid agar mereka mereka mengampuni tempat dan orang yang menolak mereka. Mengebaskan debu dari kaki mereka sebagai suatu pertanda bahwa mereka belum mengunjungi tempat tersebut. Buktinya adalah tidak ada debu tanah di kaki mereka sehingga di lain waktu mereka masih bisa mengunjungi tempat itu dan mewartakan kabar gembira dan pertobatan. 

Warta pertobatan yang diwartakan para Rasul tidak hanya ditujukan bagi mereka yang tidak percaya saja. Mereka yang percaya pun mesti juga selalu bertobat. Bertobat tidak hanya berani mengakui kesalahan namun juga mesti berani untuk berubah menjadi lebih baik. Sikap pertobatan dengan selalu menjadi lebih baik akan membawa orang untuk siap masuk dan mewujudkan kerajaan Allah. Ini menjadi tugas juga bagi mereka yang sudah percaya. Dengan bertobat dan menyerahkan diri pada pertolongan Allah, mereka akan bisa memperbaiki segala penyakit yang terjadi di masyarakat seperti ketidakadilan, korupsi, kemiskinan dan lain sebagainya. 

Menjadi permenungan kita di minggu ini: 
  • Siapkah diri kita untuk menjadi utusan yang akan selalu membawa kabar baik, membawa orang lain selalu dekat pada Allah sehingga bisa terwujud damai sejahtera di masyarakat?
  • Siapkah diri kita untuk ditolak dan mau mengampuni mereka yang menolak kabar baik yang kita sampaikan?
  • Beranikah kita mewujudkan sikap pertobatan kita dengan menghilangkan segala penyakit di masyarakat  berupa ketidakadilan, korupsi, kemiskinan dan lain sebagainya?

Semoga pesan Injil yang diwartakan dalam bacaan minggu ini akan bisa membantu kita untuk selalu memperbaiki sikap dan perbuatan kita sehingga perwujudan kerajaan Allah di muka bumi ini akan semakin nyata dan dirasakan oleh semua orang. 

Selamat merayakan hari Minggu Biasa ke-15.
Pergilah, kita semua diutus.
 
Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – Maria Bunda Segala Bangsa


Sumber Ilustrasi: freebibleimages


Next article Next Post
Previous article Previous Post