“Quae est mater mea et fratres mei?” (Siapakah ibuku dan saudara-sadaraku ?)

author photo June 09, 2024
MINGGU, 09 JUNI 2024
HARI MINGGU BIASA KE-10 TAHUN B/II
BACAAN: Kejadian 3: 9-15; 2Korintus 4: 13 – 5:1; Markus 3: 20-35

Dahulu kala ada seekor monyet yang hidup di atas pohon di pinggir sungai dan ia bersahabat dengan seekor ikan yang hidup di sungai tersebut. Mereka saling membantu dan berbagi cerita. Pada suatu sore, terlihatlan awan gelap di langit dan menunjukkan tanda-tanda akan adanya hujan badai. Sang monyet khawatir bahwa hujan badai ini nantinya akan menimbulkan banjir besar dan akan membuat sahabatnya, ikan, terluka. Maka saat hujan deras mulai turun, sang monyet segera membawa ikan itu ke atas pohon untuk menyelamatkannya. Tindakan sang monyet ini membuat ikan susah bernafas bahkan hampir membunuhnya. Untungnya sang monyet menyadari hal ini dan ia segera mengembalikan sang ikan ini ke sungai. Kadangkala kita melakukan tindakan yang menurut kita baik, namun tidak baik untuk orang lain.

Bacaan Injil hari ini berkisah tentang Yesus yang memasuki sebuah rumah di daerah Galilea di utara Tanah Suci dan orang banyak datang mengerumuni-Nya. Dengan segala macam penyembuhan dan pengajaran, Yesus menjadi sangat terkenal sehingga kemana pun Yesus pergi, Ia selalu diikuti orang banyak. Kali ini, Ia tidak sempat untuk makan (bdk. Mrk.3:20). Menyaksikan kehebohan yang terjadi, keluarga Yesus datang untuk mengambil-Nya karena menurut mereka Yesus sudah tidak waras lagi (bdk. Mrk 3: 21). Selanjutnya, Ibu-Nya sendiri datang untuk menemui-Nya di luar rumah (bdk. Mrk 3:31-32). 

Tentunya keluarga Yesus khawatir dengan kehebohan yang terjadi serta kondisi Yesus yang tidak sempat makan sehingga mereka menjemput-Nya. Ini adalah niat baik yang dilakukan oleh keluarga-Nya. Mereka bertindak untuk melindungi Yesus agar tidak berlebih-lebihan bersama orang banyak sampai Ia sendiri tidak sempat makan. Maksud mereka sangat baik namun salah arah. Mereka tidak menyadari bahwa Yesus membiarkan diri-Nya untuk tidak sempat makan adalah salah satu bentuk penyerahan diri Yesus seutuhnya kepada orang-orang yang mengikuti-Nya. Mereka semua membutuhkan tuntutan batin agar mereka bisa menemukan kehendak Allah. Yesus tidak hendak meninggalkan mereka hanya untuk urusan makan, karena Ia sadar bahwa orang-orang ini perlu dituntun untuk melaksanakan kehendak Bapa. Ini ditegaskan oleh Yesus bahwa yang melakukan kehendak Allah adalah Ibu dan saudara laki-laki-Nya (bdk. Mrk 3: 35). 

Semua orang yang berkehendak baik memiliki suara hati terdalam yang merupakan arahan kehendak Allah. Meskipun demikian, mereka masih memerlukan tuntunan orang yang dekat dengan Allah. Orang yang dekat dengan Allah tentunya hanya Yesus sendiri. Ia adalah pribadi yang dekat dengan-Nya dan memiliki hubungan Bapak dan Anak. Mengenali dan menjalankan Sabda Yesus yang tertuang dalam kitab suci menjadikan kita sebagai saudara laki-laki dan perempuan-Nya. 

Permenungan bagi kita dari bacaan Injil hari ini: 
  • Sudahkan aku selalu mencari kehendak Allah setiap harinya dengan selalu membaca dan bertekun pada Kitab Suci, patuh pada ajaran Gereja dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari? 
  • Apakah nasehat yang aku berikan kepada orang lain sudah membuat mereka untuk selalu mendekat kepada Yesus? 

Hal ini memang tidak mudah namun kita tidak perlu takut karena sesuai janji-Nya, Yesus sendiri akan selalu menyertai kita.

Selamat merayakan Hari Minggu Biasa ke-10.
Pergilah, kita semua diutus!

Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – Maria Bunda Segala Bangsa

Sumber Ilustrasi: https://mjdasma.blogspot.com/2021/01/reflection-for-january-23-saturday-of.html


Next article Next Post
Previous article Previous Post