“Noli timere, tantummodo crede!” (Jangan Takut, Percaya Saja!)

author photo June 30, 2024
MINGGU, 30 JUNI 2024
HARI MINGGU BIASA KE-13 TAHUN B/II
BACAAN: Kebijaksanaan 1:13-15.2:23-24; 2Korintus 8:7.9.13-15; 5:21-24.35-43

Tanggal 24 November 2018, setelah berlayar selama dua hari satu malam, KM Multi Prima 01 yang berangkat dari Surabaya menuju Waingapu, Sumba Timur, NTT tenggelam di perairan Sumbawa, NTB. Salah seorang awak kapal, yang bernama Nahum Naibahas ditemukan enam hari kemudian dalam keadaan selamat. Ia berkisah sebelum menyelamatkan diri, ia sempat masuk kamar dan berdoa. Setelah mengikatkan Alkitab di badan, ia mengenakan pelampung dan terjun ke laut bersama awak kapal lainnya. Enam hari lamanya, ia mengapung seorang diri dengan hanya memakai pelampung dan kasur spon. Saat terjun, ia tidak membawa makanan dan minuman. Yang membuat ia terus bertahan hidup adalah harapan dan keyakinan yang kuat bahwa Tuhan menghendaki ia terus hidup. Akhirnya sebuah kapal yang kebetulan lewat di sebelahnya menyelamatkannya. Ia sangat percaya bahwa hal ini adalah mukjijat Tuhan.

Dalam bacaan injil kali ini, Yesus menghidupkan kembali anak Yairus yang berusia dua belas tahun (bdk. Mrk 5:21-24, 35-43). Yairus adalah seorang kepala rumah ibadat. Saat itu banyak orang mengerumuni Yesus, meskipun begitu, hal ini tidak menghalangi Yairus untuk mendekat dan bersujud di depan kaki-Nya. Ia memohon agar Yesus mau menumpangkan tangan ke anak perempuannya yang sedang sakit agar ia selamat dan tetap hidup. Tidak lama kemudian datanglah orang dari keluarganya dan mengabarkan bahwa anaknya sudah meninggal. Mengetahui hal ini Yesus mengatakan kepada Yairus agar tidak usah takut dan tetap percaya kepada-Nya. Yesus kemudian pergi ke rumah Yairus dengan ditemani Petrus, Yakobus dan Yohanes. Setelah menyuruh semua orang keluar dari rumah, Ia, dengan ditemani murid-Nya, ayah dan ibu anak itu, masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar sambil memegang tangan anak itu, Ia berkata “Talita kum” dan seketika itu juga anak itu berdiri tegak dan berjalan. 

Dari peristiwa ini, kita bisa belajar dari Yairus tentang kerendahan hati, harapan dan iman yang kuat. Inilah yang menggerakan hati Yesus untuk mau menyelamatkan dan tetap membuat anaknya hidup. Sebagai kepala rumah ibadat, Yairus adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang. Mestinya, Ia bisa menyuruh orang untuk memanggil Yesus agar datang ke rumahnya. Namun hal ini tidak dilakukannya. Ia sendiri datang, berdesak-desakkan dengan orang banyak untuk datang ke hadapan Yesus dan bersujud. Ini menunjukkan kerendahan hatinya. Ia orang terpandang namun mau melakukan  penghormatan yang luar biasa kepada Yesus dengan bersujud di kaki-Nya. 

Setelah bersujud, Yairus meminta dengan sangat agar Yesus mau menumpangkan tangan pada anak perempuannya. Ia sangat berharap Yesus mau melakukan hal ini karena ia sangat percaya bahwa dengan tindakan Yesus itu anak perempuannya yang sakit pasti akan selamat dan tetap hidup. Sepertinya ia sudah melakukan banyak hal agar anaknya sembuh dari penyakitnya namun semuanya tidak membuahkan hasil. Ia pasti sangat khawatir kalau anaknya tidak bakal sembuh. Harapan satu-satunya yang ia miliki adalah penyembuhan melalui Yesus. Saat harapan ini diungkapkan pada Yesus, datanglah orang dari keluarganya yang mengatakan bahwa anaknya sudah mati. Karena orang dari keluarganya tidak yakin bahwa Yesus juga memiliki kuasa untuk menghidupkan, ia meminta Yairus untuk tidak menyusahkan Yesus. Tetapi Yesus berkata kepada Yairus, “Jangan takut, percaya saja!” (Mrk.5:36). Dengan perkataan ini, Yesus mengatakan kepada Yairus untuk tetap mempertahankan harapan dan iman yang sudah ia miliki. 

Kuasa Yesus atas kematian disaksikan oleh ketiga murid terdekat-Nya, yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Mereka menjadi saksi bahwa kematian pun tidak bisa bertahan di hadapan Yesus sang pembawa kehidupan baru. Mereka juga menjadi saksi bahwa harapan dan iman Yairus menjadi hidup dalam diri anak perempuannya. Panggilan Yesus “Talita Kum”(Mrk 5:41) yang artinya “Nak! Bangunlah!” juga didengar oleh anak tersebut. Dia bangun dan hidup kembali.

Bacaan Injil minggu ini meminta kita untuk belajar dari Yairus. Ia mau merendahkan diri di depan Yesus, menaruh harapan dan Iman yang kuat pada Yesus. Hal-hal tersebut akhirnya membawa keselamatan dan kehidupan bagi anak perempuan tersayangnya. Kita juga bisa belajar dari Nahum Naibahas yang mempunyai harapan dan keyakinan yang kuat bahwa Tuhan menghendaki dia hidup. Semoga tokoh-tokoh ini mampu menggerakkan kita untuk selalu merendahkan diri, selalu berpengharapan pada Yesus dan selalu menjaga serta menumbuhkan Iman kita kepada-Nya

Selamat merayakan hari Minggu Biasa ke-13.
Pergilah, kita semua diutus.
 
Kristophorus Wahyu Nugroho Utomo
Sie Kitab Suci – Maria Bunda Segala Bangsa

Sumber Ilustrasi: freebibleimages

Next article Next Post
Previous article Previous Post