Pernah menonton sinetron?
Jawabannya: pasti pernah....!
Kita tahu kualitas sinetron Indonesia tidak terlalu dapat membanggakan, isinya hanya kebencian, tangisan, dan pamer kemewahan, tapi herannya dari dulu sinetron tetap laris.
Apa sebabnya?
Para pengamat mengatakan itu karena rata-rata masyarakat Indonesia suka melihat hidup mewah seperti itu, menonton sinetron membuat mereka seolah masuk ke dalam dunia kelas atas tersebut.
Jika sinetron temanya penderitaan dan semua tokohnya hidup miskin, mungkin jarang ada yang tertarik menonton, karena toh itu sama saja dengan hidup yang mereka lihat tiap hari.
Ada seorang psikolog pernah mengadakan penelitian menarik tentang ini, 10 orang di minta menulis di selembaran kertas tentang masalah² dan beban berat yang mereka rasakan dalam hidupnya.
Setelah selesai, masing-masing kertas itu di tukarkan satu sama lain, lalu mereka di minta membayangkan apakah mereka mau mendapatkan beban masalah orang lain yang sudah di tulis itu?
Ternyata, rata-rata justru memilih kembali "kertas masalah" mereka sendiri.
Itulah manusia... Seringkali kita suka menganggap diri kita sendiri yang paling menderita dan orang lain jauh lebih bahagia, meskipun kita hanya melihat dari luar.
Melihat atasan yang seperti hanya bisa memerintah dan memberi pekerjaan pada kita, kita jadi merasa iri, padahal jika suatu saat kita harus menjadi karakter tugas-tugas atasan, bisa jadi kita justru lebih stress.
Daripada iri atau mengingini milik orang lain, cara yang lebih baik yaitu berusahalah meraih serta mendapatkan prestasi, posisi atau hal yang di miliki orang lain itu, jadikan mereka untuk MEMBANGKITKAN MOTIVASI DIRI, BUKAN BAHAN UNTUK MENDENGKI.
Salam Sejahtera.