BIJAK DALAM MENGIKUTI YESUS

author photo September 03, 2022
​Ming​​gu, 4 September 2022
Hari Minggu Bulan Kitab Suci Nasional
Bacaan: Keb. 9:13-18;   Flm. 9b-10,12-17; Luk. 14:25-33.

Tentu kita pernah mendapatkan kiriman video singkat tentang mereka yang memutuskan untuk menjadi imam, biarawan atau biarawati. Padahal mereka memiliki pekerjaan atau karir yang cemerlang, keluarga yang kaya raya, bahkan diandalkan menjadi penerus untuk mengelola perusahaan keluarga. Namun, mereka meninggalkan zona kenyamanan duniawinya. Mereka dengan rela mau melepaskan diri dari apa yang mereka miliki atau kasihi dan dengan sukacita datang kepada Yesus. Kemudian, memilih untuk mengikuti Yesus, dengan mengabdikan diri sebagai imam, biarawan atau biarawati.

Dalam bacaan Injil pada hari ini digambarkan bagaimana bersemangatnya orang banyak yang mengikuti Yesus. Motivasi mereka tentunya dapat kita ketahui dari perikop-perikop sebelumnya, yakni untuk kepentingan diri entah itu kesembuhan dari sakit penyakit, pelepasan dari kuasa jahat atau ingin kenyang dari kelaparan, dsb. Melihat sikap banyak orang itu Yesus mengingatkan kepada mereka  akan hakikat utama dalam mengikuti diriNya. Yesus mengatakan bahwa jika sungguh ingin mengikuti atau  menjadi muridNya haruslah memiliki motivasi yang kuat dan mampu untuk menerima konsekuensinya, yaitu harus mau mengorbankan semua hubungan dan harta  yang mereka miliki serta memikul salib. 

Yesus menegaskan bahwa untuk menjadi pengikutNya harus dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh, seperti layaknya kalau kita membangun suatu menara atau bangunan. Ibaratnya kalau kita mau membangun rumah, misalnya, pastilah harus memperhitungkan kondisi  keuangan kita. Dengan model bangunan yang kita rancang, kita juga harus hitung anggaran biayanya. Sementara itu di bagian lain, Yesus mengatakan bahwa untuk menjadi murid atau pengikutNya itu seperti kalau orang hendak berperang. Setiap peperangan selalu ada resiko, tidak hanya kerugian akan rusak atau hilangnya material, tetapi juga kematian. Guna menghindari kerugian atas harta atau nyawa, tentunya harus diupayakan perdamaian. Yesus menggambarkan bahwa jika raja yang ingin menyatakan perang melawan raja lain pasti mempertimbangkan terlebih dulu apakah ia mempunyai cukup kekuatan yang akan membawa kebaikan kepada pihaknya, dan jika tidak, maka ia akan membatalkan rencananya untuk berperang. Dan mengusahakan suatu perdamaian. 

Melalui perumpamaan itu, Yesus hendak menegaskan kepada kita  bahwa menjadi orang Kristiani itu seperti orang berdagang, yang memperhitungkan untung rugi, namun secara bijaksana. Dalam hidup menjadi pengikut Kristus  memang banyak tantangan yang harus kita perangi, seperti ketidakjujuran, ketidakpedulian, hak-hak orang tertindas, ketidakadilan, dsb., atau hal-hal lain yang mengarah kepada keberdosaan. 

Melalui sabda Tuhan hari ini, tantangan untuk menjadi murid yang tangguh dari Tuhan haruslah kita sikapi dengan bijaksana. Menjadi pengikut Kristus harus siap memikul salib, yang dimaksudkan oleh Yesus adalah hendaknya  kita mampu mematikan sifat dan sikap keakuan atau keinginan diri pribadi., serta mampu membangun sikap kesetiaan dalam melakukan kehendak Tuhan. Nah, adakah kita siap dan berani menempatkan Yesus di atas segala kepentingan pribadi kita? Adakah kita berani meninggalkan keluarga, kekayaan, pekerjaan, pangkat jabatan atau rencana masa depan dan kepentingan diri kita?Memutuskan untuk menjadi murid atau pengikut Tuhan haruslah didasari sikap bijaksana, mengutamakan kehendak Tuhan di atas segalanya. Kita dapat belajar sikap bijaksana pada diri Salomo dan Rasul Paulus, yang lebih mengutamakan kehendak Tuhan daripada mementingkan jalan atau kehendak diri sendiri.    

Apa yang Tuhan sabdakan kepada kita pada hari ini adalah untuk kembali menyegarkan panggilan kita sebagai orang Kristiani. Apa yang Yesus tuntut hari ini  adalah untuk menguji seberapa kuat kesetiaan dankesediaan kita sebagai pengikutNya. Semoga dengan bimbingan Roh Kudus, kita mampu untuk  menjadi orang Kristiani yang tidak abal-abal, tetapi yang tangguh terhadap segala tantangan. Dan semoga di Bulan Kitab Suci Nasional ini kita semakin mendalami kehendak Tuhan dan itu kita jadikan sebagai kekuatan kita untuk mengikuti Kristus untuk menjadi orang Kristiani yang tangguh. Amin.
 
Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.
 
Antonius Purbiatmadi
 
 

Next article Next Post
Previous article Previous Post