MENJADI TAMU YANG RENDAH HATI

author photo August 27, 2022
​​Minggu, 28 Agustus 2022
Minggu Biasa XXII
Bacaan: Sir. 3:19-21.30-31, Ibr. 12:18-19.22-24a, Luk. 14:1.7-14.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu ini mengajak kita untuk membangun sikap kerendahan hati, seperti yang diungkapkan dari bacaan pertama, Kitab Putra Sirakh. Dikatakan  bahwa ketika  kita hidup semakin besar atau makmur berkelimpahan, hendaknya kita patut merendahkan hati kita, agar mendapat karunia di hadapan Tuhan. Membangun sikap rendah hati itu memang tidak mudah. Kita perlu  untuk bertekun dalam memiliki rasa tanggung jawab hidup beriman kita yang penuh tantangan seperti menghadapi kehormatan diri, gengsi, atau kesombongan hati, dsb.

Dari bacaan Injil pada hari ini Yesus mengajak kita untuk memiliki etika bersosial maupun hidup beriman yang baik. Yesus melihat para tamu  undangan yang berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan. Terhadap sikap mereka yang demikian itu, Yesus menghendaki kita jangan suka gila hormat, sebab bisa jadi ada orang lain yang lebih berhak untuk duduk di tempat kehormatan sesuai dengan kehendak tuan rumah atau yang punya hajatan. Jika sungguh terjadi demikian, maka betapa malu rasanya diri kita.  Sebaliknya, adalah suatu kehormatan bagi kita, jika tuan rumah tahu bahwa kita duduk di tempat belakang, karena merasa diri tidak pantas, lalu kita dipersilakan pindah ke tempat duduk kehormatan yang telah tuan rumah siapkan. Dibagian lain, Yesus memberikan pengajaran kepada kita bahwa jika  mengadakan suatu pesta atau hajatan, janganlah untuk pamer diri atau ingin dihormati. Memang tidak dipungkiri bahwa pada umumnya orang  mengadakan pesta atau hajatan itu harus terlihat mewah, agar dihargai, dihormati atau dipuji, meski harus hutang sana hutang sini. 

Dari apa yang Yesus amati terhadap sikap para tamu undangan dan pemilik hajatan tesebut, kita diajak oleh Yesus tidak lain adalah menjadi orang beretika dan beriman yang dilandasi oleh sikap kerendahan hati. Apa yang dikisahkan Yesus melalui perumpaanNya  hari ini sebenarnya adalah tentang pengajaran akan  pesta perjamuan hidup kekal kelak. Melalui perumpamaan itu Yesus mengundang setiap orang untuk menikmati kehormatan surgawiNya. Sabda Tuhan hari ini menekankan kepada kita bahwa tempat kehormatan kita di hadapan Allah jauh lebih mulia dan penting daripada kehormatan yang kita peroleh atau miliki di dunia ini. Status sosial atau harta kekayaan bukanlah syarat untuk mendapatkan kehormatan surgawi, melainkan sikap kerendahan hati dan sikap menghambakan diri serta bersih dari keberdosaan. Orang yang rendah hati ditandai dengan kemampuan diri dalam mengikis habis sikap iri hati, kedengkian dan kesombongan dalam diri sendiri.  

Tak lama lagi kita akanmemasuki bulan September, yang adalah Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). Tema Bulan Kitab Suci Nasional tahun ini adalah ALLAH SUMBER HARAPAN BARU, yang didasari atas pengalaman hidup kita semasa pandemi covid-19 yang lalu. Semoga melalui pendalaman Kitab Suci kita terbuka hati untuk merenungkan kembali sosok pribadi Allah sebagai sumber harapan hidup baru bagi kita. Dialah yang mengundang dan menyediakan tempat bagi kita kehormatan dalam pesta perjamuan, yang menurut Rasul Paulus, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan kedua, akan diadakan di kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi. Untuk itu, marilah dengan sikap rendah hati kita tanggapi undangan Tuhan untuk hadir dan terlibat aktif dalam kegiatan BKSN yang diadakan di lingkungan, wilayah  atau komunitas basis kita masing-masing.
 
Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu. 
 
Antonius Purbiatmadi




 
Next article Next Post
Previous article Previous Post