Melalui perayaan yang kedua kalinya ini, Hari Kakek Nenek dan Orangtua Se Dunia menjadi kebiasaan praktik pastoral komunitas gerejawi kita dan ditata menjadi sebuah tradisi.
Pada kenyataannya, perhatian kepada kakek-nenek dan orangtua tidak akan menjadi luar biasa selama kehadiran mereka tidak diperhitungkan sebagai keadaan khusus melainkan keadaan wajar oleh masyarakat kita. Bapa Suci mengundang kita untuk menyadari arti kehadiran mereka dalam kehidupan di negara-negara dan komunitas kita dan untuk melakukan sesuatu tidak secara sesaat tetapi struktural. Artinya, ini bukan masalah mengejar situasi darurat, tetapi meletakkan dasar bagi karya pastoral jangka panjang yang akan melibatkan kita dalam beberapa dekade mendatang. Lagi pula, di beberapa tempat di dunia - terutama di Eropa dan Amerika Utara - mereka mewakili 20 persen atau lebih dari populasi. Maka dari itu, dalam komunitas kita, diperlukan perubahan perspektif, menyingkirkan argumen-argumen yang memunculkan orangtua sebagai orang yang jauh dan orang yang harus dirawat, dan membiasakan fokus pastoral yang ditandai dengan rencana yang teratur dan jangka panjang.
Dalam rangka membangun komitmen yang ditujukan dalam pendampingan jangka panjang itu, secara khusus katekese yang diberikan oleh Bapa Suci mengenai usia lanjut akan sangat bermanfaat. Katekese ini memberikan permenungan yang jelas dan inovatif mengenai usia kehidupan ini dan dapat menjadi dasar penyusunan rencana pastoral dalam masa persiapan Perayaan Hari Kakek Nenek dan Orangtua tahun ini dan bagi perencanaan pastoral jangka panjang.
Katekese dan pesan Bapa Suci untuk Hari Kakek-Nenek dan Orangtua se Dunia II ini menjadi inti panduan pastoral. Katekese berisi aneka macam petunjuk yang dapat digunakan, sejauh diperlukan, sesuai dengan keadaan masing-masing.
Baik katekese maupun pesan itu dapat ditemukan dalam link berikut ini:
http://www.laityfamilylife.va/content/laityfamilylife/en/eventi/2022/ii-giornata-mondiale-deinonni-e-degli-anziani.html
Perayaan tahun ini dirayakan pada waktu yang secara tak terduga ditandai oleh
perang. Dalam pesannya, Bapa Suci melihat kembali hubungan antara kesaksian masa lalu mereka yang mengalami Perang Dunia II dan munculnya konflik di Eropa. Situasi ini menjadi alasan mengapa Paus menyerukan kepada kakek-nenek dan orangtua untuk menjadi "pencipta revolusi kelembutan" dan menjalankan doa dengan sungguh-sungguh untuk perdamaian di Ukraina dan sekitarnya.
Misi yang diberikan Bapa Suci kepada orangtua pada saat khusus ini menunjukkan keyakinan Paus bahwa kakek-nenek dan orangtua memiliki panggilan khusus yang membuat mereka itu relevan sebagai bagian dari Umat Kudus Allah yang setia. Peran ini menjadi pilihan konkret dari budaya membuang: bukan tentang membuat gerakan amal atau meminta perawatan yang sedikit lebih baik, tetapi tentang peran sentral orangtua dalam masyarakat dan kakek-nenek dalam keluarga.
Di bawah ini kami mencantumkan beberapa petunjuk sederhana yang, kami harap, akan membantu dalam merayakan Hari yang akan datang itu, tetapi kami percaya bahwa anda masing-masing akan dapat menemukan secara kreatif cara yang paling tepat untuk merayakannya mulai dari konteks pastoral anda masing-masing.
Menyadari akan aneka inisiatif yang dapat dibuat pada kesempatan pertama dan yang, kami harap, akan menandai yang kedua juga. Kami telah mengembangkan logo yang dapat digunakan secara bebas dan yang akan dapat menjadi tanda bagi peristiwa Peringatan itu.
Kami berharap bahwa Hari Kakek-Nenek dan Orangtua se Dunia II akan membantu kita untuk melawan budaya membuang dan membuat mereka sebagai tokoh utama dalam kehidupan komunitas kita. Dengan harapan itu, kami menyampaikan salam hangat di dalam Tuhan.
P. Alexandre Awi Mello, I. Sch
Card. Kevin Farrell