PERCAYA, MESKI TIDAK MELIHAT

author photo April 23, 2022
Minggu, 24 April 2022
Hari Minggu Paskah II
Hari Minggu Kerahiman Ilahi
Bacaan: Kis. 5:12-16, Why. 1:9-11a.12-13.17-19, Yoh. 20:19-31.
 
Dalam perayaan ekaristi Minggu Paskah II ini, kita sekaligus merayakan hari Minggu Kerahiman Ilahi, yang  juga sering disebut dengan Minggu Putih atau Minggu Tomas. Dalam bacaan liturgi pada Minggu Paskah ini, inspirasi renungan kita bersumber tentang perjalanan iman Tomas, salah seorang murid Yesus. Tomas dikenal sebagai murid yang tidak mudah percaya begitu saja akan apa orang lain katakan. Dalam bacaan Injil pada hari ini ditampakkan Tomas menolak kesaksian para murid lainnya tentang kebangkitan Yesus. Ia akan baru mau percaya, jika melihat bukti nyata, yang bisa ia rasakan. Ketika pada hari yang disepakati para murid berkumpul kembali, dan Yesus menampakkan diri kembali kepada mereka, lalu, Yesus menyuruh Tomas untuk mencucukkan jarinya ke dalam luka lambungNya. Namun, Tomas menyikapinya dengan berseru, “Ya Tuhanku dan Allahku!”.

Meski kita ini sudah lama menjadi orang Kristiani, kita pun sering memiliki sikap beriman yang kurang kuat, seperti Tomas. Ada banyak hal yang menyebabkan kita ragu-ragu dalam beriman, antara lain kita beranggapan bahwa beriman itu harus  dengan ukuran yang lahiriah, pikiran logika dan bernalar. Kita  mau percaya, jika ada fakta lahiriah atau bukti nyata. Kita bersedia untuk percaya atau mengikuti Tuhan, atau bersedia menjadi orang Kristiani,  jika Tuhan memberikan tanda atau bukti nyata terlebih dahulu kepada kita. Jika Tuhan sudah menyembuhkan sakit penyakit yang kita derita, jika Tuhan sudah mau memberikan apa yang kita minta, maka kita pun baru bersedia menjadi pengikutNya. Itulah cara hidup beriman kita yang “Tomastik”. Seperti dalam bacaan pertama dikisahkan bagaimana begitu banyak orang menjadi percaya  atau beriman akan kebangkitan Yesus, setelah mereka mendengarkan pengajaran dan melihat  banyak tanda dan mukjizat yang dilakukan oleh Petrus dan Yohanes. Jika kita bersikap demikian, yakni memiliki tuntutan atau kehendak akan tanda atau bukti nyata terlebih dulu, kemudian baru percaya, maka itu bukanlah sikap beriman yang sesungguhnya. Sikap kita, yang seperti Tomas, memang kalau dilihat dari tata krama kehidupan, tentu sikap tersebut jelas bukan menunjukkan sikap hidup beriman sebagai murid Tuhan.

Penampakan Yesus kepada Tomas itu hendak menunjukkan tanda bukti nyata, bahwa Yesus sudah mendengar dan memenuhi tuntutan Tomas. Maka, Yesus pun kemudian menuntut Tomas  untuk “jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah”. Perkataan Yesus kepada Tomas tersebut, yang juga ditujukan kepada kita hari ini, mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan itu maha mendengar akan tuntutan atau kehendak kita. Bahkan Tuhan tidak berkeberatan akan tuntutan atau kehendak kita yang kelewat batas, seperti yang Tomas tuntut. Dan Tuhan tetap bersedia untuk menyatakan diriNya memenuhi tuntutan atau kehendak kita. Lalu, bagaimana dengan diri kita, ketika Tuhan sudah memenuhi permintaan atau tuntutan kita? Adakah kita sungguh membalas kebaikan Tuhan dengan setia memenuhi tuntutan atau kehendakNya?  

Sebagai orang Kristiani pun kita memiliki kecenderungan untuk tidak mudah bersikap percaya begitu saja akan apa yang kita dengar dari khotbah dari para imam atau pewartaan Kitab Suci atau suatu pengajaran iman Gereja. Kita sering terlebih dahulu menuntut akan adanya bukti atau pengalaman nyata, Semoga sabda Tuhan hari ini membukakan mata hati kita untuk memiliki sikap “percaya, meski tidak melihat”. Sikap itulah, bagi Yesus, yang merupakan dasar kebahagiaan untuk hidup kita sebagai muridNya. Semoga dengan hembusan Roh KudusNya, kita mampu memperbaiki sikap beriman kita dengan benar akan warta kebangkitan Tuhan. Dan dengan daya Roh KudusNya, semoga kita dimampukan memiliki sikap beriman tanpa suka menuntut kepada Tuhan terlebih dahulu, melainkan mempercayakan segala apa kehendak kita di dalam rencana dan kehendak Allah. Sebagai murid Tuhan, mari kita terlebih dahulu memiliki sikap percaya kepadaNya. Mari kita mewartakan kasih dan kerahiman Allah kepada sesama kita. Amin.

Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi
 
 

 
Next article Next Post
Previous article Previous Post