ALLAH SUMBER SUKACITA

author photo March 26, 2022
Minggu, 27 Maret 2022
Minggu Prapaskah IV
Bacaan: Yos. 5:9a,10-12; 2Kor. 5:17-21; Luk. 15:1-3,11-32


Pada hari Minggu Prapaskah Pekan IV ini kita diperdengarkan bacaan Injil yang mengisahkan kebaikan hati seorang bapa terhadap sikap anak bungsunya. Kisahnya tentu sudah sering kita dengar, yakni tentang anak bungsu yang meminta warisan. Kemudian, dengan warisan itu si anak bungsu hidup berfoya-foya, sampai ia mengalami situasi yang sangat miskin semiskin-miskinnya. Kehidupannya yang sudah di titik nadir tersebut menyadarkan dirinya akan keberdosaan, mengakui kesalahan besar yang telah ia perbuat dan kesadaran diri untuk kembali ke bapaknya minta pengampunan dan kebutuhan makan untuk menyambung hidupnya. Sikap si bungsu ditanggapi dengan sikap belas kasih bapaknya dengan menyambutnya dan melupakan apa yang terjadi pada diri si bungsu. Sebaliknya, sang bapak memberikan hal terbaik untuk memulihkan martabat anak bungsunya, dan mengajak semua yang di rumah untuk bersukacita atas kembalinya si bungsu.

Dalam Gereja kita, hari Minggu Prapaskah IV disebut juga Minggu Laetare, Minggu Sukacita. Kisah perumpamaan bapak yang baik hati, yang  Yesus sampaikan kepada orang-orang Farisi dan para ahli Taurat hendak memberi pesan iman kepada kita bahwa Allah itu maha rahim, penuh belas kasih dan sumber suka cita kita. Kita telah menjalani setengah dari masa Prapaskah. Pengajaran Yesus tentang sikap bapa yang baik hati hendak memberikan semangat kepada kita untuk kuat dalam pengharapan menyelesaikan masa puasa dan pantang kita. Perjalanan iman kita dalam pekan-pekan mendatang adalah proses  penyadaran diri bahwa kita adalah orang berdosa, yang melawan Bapa dan surga. Kita diajak  membangun sikap kesadaran diri kita untuk mau datang kepada Allah, Bapa yang baik hati guna mohon pengampunan dan belas kasihNya. Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus membawa pesan iman bagi kita bahwa dengan pengampunan, Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran yang telah kita lakukan. Oleh karena itu, mari dalam masa Prapaskah ini kita terus berjuang untuk berdamai dengan Allah, dalam diri Yesus Kristus.

Semoga kita dapat memanfaatkan masa pekan-pekan mendatang untuk pengakuan dosa dan memohon rahmat belas kasih dan kerahiman Allah, agar kita boleh bersukacita untuk menyambut kebangkitan Tuhan. Tuhan siap menerima siapa pun kita, orang yang berdosa ini. Karena memang Tuhan sangat dekat dengan mereka yang berdosa, seperti dalam bacaan Injil dikatakan bahwa Yesus dekat dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Dan mereka  biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Nah, bagaimana dengan diri kita sendiri ? Sekali lagi, semoga kelanjutan perjalanan kita dari Minggu Sukacita ini, kita manfaatkan untuk menyesali keberdosaan kita dan niat baik untuk datang kepada Allah memohon pengampunanNya. Semoga dengan bimbingan Roh Kudus, kita mampu berjuang melanjutkan perjalanan iman lewat pantang dan puasa, untuk menikmati sukacita kebaikan hati Allah. Amin.

Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi
 



 
Next article Next Post
Previous article Previous Post