KASIH ITU WUJUD BERIMAN

author photo February 19, 2022
Minggu, 20 Februari 2022
Minggu Biasa VII
Bacaan: 1Sam. 26:2,7-9,12-13,22-23; 1Kor. 15:45-49; Luk. 6:27-38.


Kita baru saja mendengarkan sabda Tuhan, "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu”. Bagaimana sikap atau pendapat anda mendengar pengajaran Yesus hari ini ? Secara manusiawi, tentunya kita tidak bakalan mau mengasihi siapa pun yang menyakiti hati kita. Jika kita disakiti, baik yang sifatnya fisik atau non fisik, pastilah kita akan membalasnya. Itu naluri kita, bukan? Pengajaran Yesus pada hari ini memang tidak mudah untuk kita lakukan. Dalam bacaan pertama dikisahkan bagaimana Saul yang punya dendam kesumat terhadap Daud. Dengan lebih dari tiga ribu pasukannya, Saul mencari Daud ke padang gurun Zif, untuk membunuh Daud. Sementara itu, Daud memiliki kesempatan emas untuk mengakhiri hidup Saul. Namun, kesempatan itu tidak Daud pergunakan, karena Daud tahu bahwa Saul adalah orang yang diberkati Allah. Pokok pesan dari bacaan pertama bukan tentang Saul orang yang diberkati Allah, sehingga Daud tidak mau membunuhnya. Melainkan, bahwa Daud memiliki sikap yang tidak semestinya orang lakukan jika mengalami ancaman atau disakiti. Yang dilakukan Daud adalah memberi kesempatan Saul untuk hidup.  Daud lebih mengutamakan sikap berbuat kebaikan terhadap Saul, yang meskipun Saul membenci dan bahkan berniat membunuh Daud. Daud tidak menuntut balas atau menaruh dendam terhadap Saul, meskipun Saul pernah mengancam membunuh Daud sebelumnya. Tentu sikap hati Daud inilah yang harus kita contoh. Apakah kita mampu dan mau berbuat demikian seperti Daud terhadap Saul?

Dalam kehidupan harian kita, tentu ada sikap-sikap yang saling menyakiti di antara pasangan kita, antara orang tua terhadap anak, yang menimbulkan luka batin anak, atau antara kakak dengan adik, yang itu bisa menimbulkan sikap dendam, niat membalas dendam, kebencian, dsb. Jika hari ini Yesus memberikan pengajaran bagi kita untuk mau memiliki sikap kasih, yaitu mau mengampuni, memaafkan mereka yang menyakiti hati kita, itu adalah pengajaran  yang mengajak kita untuk memiliki sikap kesempurnaan rohani, yaitu sikap kedekatan hati dengan  Allah. Hari ini Yesus mengajarkan sikap beriman yang nyata yaitu kasih. Dengan kasih, Tuhan menghendaki kita untuk membuat segala sesuatu itu baik dalam kehidupan kita, antara pasangan kita, anggota keluarga atau dengan orang lain. Pengajaran Yesus tentang kasih hendak memberikan landasan bagi hidup beriman kita, bahwa kasih itu mampu mematahkan kekerasan hati, mampu mengakhiri pertikaian atau dendam-dendam hati. Pengajaran Yesus pada hari ini mengajak kita  melihat orang lain itu tidak lagi sebagai musuh, melainkan orang yang harus kita ampuni, maafkan dan kita kasihi. Dalam bahasa Rasul Paulus, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan kedua, kita diajak untuk  berubah dari yang sikap-sikap yang jasmani, alamiah, untuk kemudian kita  memakai rupa yang sorgawi, yaitu kasih Allah.

Kita menyadari bahwa pesan-pesan dari Sabda Tuhan hari ini memang tidaklah mudah untuk kita lakukan. Namun, sebagai orang beriman dan pengikut Kristus, kita percaya bahwa pengajaran Yesus tentang kasih terhadap orang yang menyakiti kita, hendak menghantar kita pada sikap seperti yang Allah lakukan terhadap kita. Kita diajak untuk memiliki sikap murah hati, sebagaimana Allah murah hati terhadap kita. Kita diajak untuk menyadari bahwa berbuat kasih itu adalah ungkapan hidup beriman kita. Semoga dengan bimbingan Roh Kudus, kita dimampukan untuk memiliki daya roh kasih sehingga kita mau dan mampu memaafkan atau mengampuni mereka yang menyakiti hati kita. Sudahkah kita selalu belajar dan melakukan sikap kasih yang diharapkan oleh Yesus hari ini? Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi
 


Next article Next Post
Previous article Previous Post