Minggu, 16 Januari 2022
Minggu Biasa II
Bacaan: Yes. 62:1-5,1 Kor. 12:4-11, Yoh. 2:1-11.
Sebagai ungkapan rasa syukur atas perkawinan, ulang tahun, atau lainnya sering dilengkapi dengan pesta. Dan dalam pesta itu tentu saja tuan rumah atau yang punya hajatan sudah memperhitungkan akan ketersediaan makanan dan minuman yang sesuai untuk mencukupi kebutuhan para tamu undangan. Kita tahu bahwa dalam setiap pesta, orang selalu mencari dan membicarakan ketersediaan dan rasa makanan dan minuman yang disajikan. Sering tuan rumah atau yang punya hajatan akan merasa malu hati, jika makanan minumannya kurang atau tidak enak.
Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan tentang situasi kehabisan minuman dalam suatu pesta perkawinan di Kana yang di Galilea. Dalam Injil memang tidak dikisahkan bagaimana situasi hati tuan rumah, mempelai atau yang penanggungjawab pesta. Beruntunglah, ada Maria, ibu Yesus, yang peka akan situasi. Dan terdorong oleh sikap untuk menjaga nama baik yang punya hajatan, Maria meminta Yesus untuk membantu dengan ketersediaan sajian minuman. Sebagai ibu Tuhan, Maria tahu pribadi Yesus dan percaya bahwa Yesus mau untuk melakukan apa yang Maria mintakan. Dan Yesus pun bersedia melakukan apa yang Maria kehendaki demi kebaikan orang lain.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, tentu kita pernah mengalami situasi yang sulit, di mana ada “tempayan-tempayan kehidupan kita yang kosong”, dan itu yang membuat kita nyaris menderita. Dan di saat-saat demikian pastilah kita berharap kepada Tuhan semoga ada yang datang untuk membantu kita. Bacaan-bacaan Kitab Suci pada Hari Minggu Biasa Pekan II ini mengajak kita untuk menyadari bahwa Tuhan itu selalu ada dan hadir dalam kehidupan kita Dengan cara yang dikehendakNya Tuhan akan hadir dalam kehidupan kita masing-masing, secara pribadi, dalam keluarga kita, atau komunitas kita. Dalam bacaan pertama, nabi Yesaya menggambarkan kehadiran dan penyertaan Tuhan bagi umat Israel, yang mengalami “ditinggal suami dan negeri yang sunyi’, seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara. Dan kehadiran Tuhan telah menggembirakan dan membuat umat Israel bersukacita. Dan sementara itu dalam peristiwa perkawinan di Kana, seandainya tuan rumah atau mempelai betul-betul tahu bahwa sajian minumannya habis, pastilah pesta perkawinan itu akan kacau dan akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang. Dari peristiwa di Kana, kita tentu boleh saja takjub akan mukjizat pertama yang Yesus lakukan dan telah membuat pesta tetap berlangsung dan menyelamatkan nama baik keluarga besar mempelai. Namun, lebih dari itu bahwa dari peristiwa perkawinan di Kana, kita diajak terutama untuk selalu menyadari bahwa Tuhan selalu ada dan hadir di dalam setiap peristiwa kehidupan kita, entah dalam saat kita penuh kegembiraan atau kedukaan. Hanya saja bagaimana kita mampu menyadari bahwa Tuhan selalu ada dan hadir?
Menyadari akan kehadiran dan keberadaan Tuhan dalam kehidupan kita memang tidaklah mudah. Sebagaimana dalam perkawinan di Kana, Yesus hadir karena diundang. Oleh karena itu, hendaknya kita, untuk merasakan kehadiran dan keberadaan Tuhan secara nyata dalam kehidupan kita, maka kita harus selalu mengundang Tuhan dalam kehidupan kita secara pribadi, keluarga, komunitas, atau lingkungan, dsb. Kita bisa mengundang Tuhan lewat doa-doa pribadi kita, doa bersama keluarga, doa lingkungan, perayaan ekaristi, membaca dan mendalami Kitab Suci atau cara lainnya. Dengan cara-cara demikian itulah, kita akan mendapatkan karunia Roh, yang oleh Rasul Paulus, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan kedua, Roh itu adalah tanda kehadiran Tuhan, yang membuat kita, umat Tuhan ini, memiliki daya semangat untuk hidup dalam situasi apa pun dan tugas apa pun. Semoga dengan sabda Tuhan hari ini, iman kita semakin diteguhkan akan kehadiran dan penyertaan Tuhan di dalam diri kita, Semoga Tuhan memulihkan kembali hidup kita dan membuat hidup kita selalu bersukacita.
Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.
Antonius Purbiatmadi
Minggu Biasa II
Bacaan: Yes. 62:1-5,1 Kor. 12:4-11, Yoh. 2:1-11.
Sebagai ungkapan rasa syukur atas perkawinan, ulang tahun, atau lainnya sering dilengkapi dengan pesta. Dan dalam pesta itu tentu saja tuan rumah atau yang punya hajatan sudah memperhitungkan akan ketersediaan makanan dan minuman yang sesuai untuk mencukupi kebutuhan para tamu undangan. Kita tahu bahwa dalam setiap pesta, orang selalu mencari dan membicarakan ketersediaan dan rasa makanan dan minuman yang disajikan. Sering tuan rumah atau yang punya hajatan akan merasa malu hati, jika makanan minumannya kurang atau tidak enak.
Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan tentang situasi kehabisan minuman dalam suatu pesta perkawinan di Kana yang di Galilea. Dalam Injil memang tidak dikisahkan bagaimana situasi hati tuan rumah, mempelai atau yang penanggungjawab pesta. Beruntunglah, ada Maria, ibu Yesus, yang peka akan situasi. Dan terdorong oleh sikap untuk menjaga nama baik yang punya hajatan, Maria meminta Yesus untuk membantu dengan ketersediaan sajian minuman. Sebagai ibu Tuhan, Maria tahu pribadi Yesus dan percaya bahwa Yesus mau untuk melakukan apa yang Maria mintakan. Dan Yesus pun bersedia melakukan apa yang Maria kehendaki demi kebaikan orang lain.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, tentu kita pernah mengalami situasi yang sulit, di mana ada “tempayan-tempayan kehidupan kita yang kosong”, dan itu yang membuat kita nyaris menderita. Dan di saat-saat demikian pastilah kita berharap kepada Tuhan semoga ada yang datang untuk membantu kita. Bacaan-bacaan Kitab Suci pada Hari Minggu Biasa Pekan II ini mengajak kita untuk menyadari bahwa Tuhan itu selalu ada dan hadir dalam kehidupan kita Dengan cara yang dikehendakNya Tuhan akan hadir dalam kehidupan kita masing-masing, secara pribadi, dalam keluarga kita, atau komunitas kita. Dalam bacaan pertama, nabi Yesaya menggambarkan kehadiran dan penyertaan Tuhan bagi umat Israel, yang mengalami “ditinggal suami dan negeri yang sunyi’, seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara. Dan kehadiran Tuhan telah menggembirakan dan membuat umat Israel bersukacita. Dan sementara itu dalam peristiwa perkawinan di Kana, seandainya tuan rumah atau mempelai betul-betul tahu bahwa sajian minumannya habis, pastilah pesta perkawinan itu akan kacau dan akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang. Dari peristiwa di Kana, kita tentu boleh saja takjub akan mukjizat pertama yang Yesus lakukan dan telah membuat pesta tetap berlangsung dan menyelamatkan nama baik keluarga besar mempelai. Namun, lebih dari itu bahwa dari peristiwa perkawinan di Kana, kita diajak terutama untuk selalu menyadari bahwa Tuhan selalu ada dan hadir di dalam setiap peristiwa kehidupan kita, entah dalam saat kita penuh kegembiraan atau kedukaan. Hanya saja bagaimana kita mampu menyadari bahwa Tuhan selalu ada dan hadir?
Menyadari akan kehadiran dan keberadaan Tuhan dalam kehidupan kita memang tidaklah mudah. Sebagaimana dalam perkawinan di Kana, Yesus hadir karena diundang. Oleh karena itu, hendaknya kita, untuk merasakan kehadiran dan keberadaan Tuhan secara nyata dalam kehidupan kita, maka kita harus selalu mengundang Tuhan dalam kehidupan kita secara pribadi, keluarga, komunitas, atau lingkungan, dsb. Kita bisa mengundang Tuhan lewat doa-doa pribadi kita, doa bersama keluarga, doa lingkungan, perayaan ekaristi, membaca dan mendalami Kitab Suci atau cara lainnya. Dengan cara-cara demikian itulah, kita akan mendapatkan karunia Roh, yang oleh Rasul Paulus, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan kedua, Roh itu adalah tanda kehadiran Tuhan, yang membuat kita, umat Tuhan ini, memiliki daya semangat untuk hidup dalam situasi apa pun dan tugas apa pun. Semoga dengan sabda Tuhan hari ini, iman kita semakin diteguhkan akan kehadiran dan penyertaan Tuhan di dalam diri kita, Semoga Tuhan memulihkan kembali hidup kita dan membuat hidup kita selalu bersukacita.
Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.
Antonius Purbiatmadi