SIAPKAN BEKAL ROHANI UNTUK PERJALANAN IMAN

author photo August 08, 2021
Minggu, 8 Agustus 2021
Minggu Biasa XIX
Bacaan: 1Raj.19:4-8; Ef.4:30-5:2; Yoh. 6:41-51

Saat kita bekerja atau melakukan perjalanan jauh dan melelahkan, tentu kita butuh istirahat dan perlu kecukupan bekal makanan dan minuman. Jika pekerjaan belum juga memberi harapan pasti untuk selesai atau perjalanan itu belum sampai di tujuan, itu tidak saja melelahkan, tetapi mungkin bisa menimbulkan rasa kecewa, sedih, atau  putus asa. Bacaan-bacaan Kitab Suci yang diperdengarkan dalam perayaan ekaristi hari ini, mengajak kita semua untuk berusaha menjumpai Allah dalam diri Kristus. Supaya kita mampu untuk menjumpai Allah, maka untuk perjalanan hidup rohani kita, kita pun membutuhkan kecukupan akan bekal makanan dan minuman rohani pula. Dan dalam bacaan Injil hari ini, bekal makanan dan minuman rohani itu ada di dalam diri Yesus sendiri. Yesus mengatakan berulang kali bahwa “dialah roti hidup” (bdk. Yoh. 6: 41, 48, 51). Dan dengan tegas pula Yesus mengatakan bahwa barangsiapa yang makan dagingNya dan minum darahNya  akan mempunyai hidup kekal (bdk. Yoh. 6:54). Nah, pertanyaannya adalah apakah kita semua mau berusaha keras dan dengan penuh iman untuk memiliki bekal makanan dan minuman rohani itu untuk mendapatkan hidup kekal dalam Kristus Yesus?

Dalam bacaan pertama, digambarkan nabi Elia, yang dikuasai kelelahan hati, keputusasaan, dan kesedihan yang mendalam. Lewat seruan doa yang penuh dengan rasa putus asanya itu, dia meminta agar Allah membebaskan dirinya dari tugas kenabiannya yang berat dan minta ijin untuk mati saja. Meski mengalami pergumulan, Elia toh tetap percaya bahwa Allah adalah  yang menentukan hidupnya. Penyerahan diri Elia kepada Allah telah menyebabkan datangnya pemeliharaan dan bantuan Allah secara nyata dalam hidupnya. Melalui malaikat utusanNya, Allah memberikan ketersediaan makanan dan minuman untuk kekuatan diri Elia sehingga ia akhirnya mampu  melanjutkan perjalanan dirinya selama empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai Elia tiba di gunung Horeb (bdk. 1Raj. 19: 6, 8). Dan di tempat itulah, akhirnya Allah kemudian memberi kesempatan bagi Elia untuk bertemu langsung dan melihat wajah kemuliaan Allah sendiri (bdk. 1Raj.19:9-18).

Sebagai umat beriman, tentu kita menyadari bahwa tujuan akhir perjalanan hidup kita adalah berjumpa dengan Allah dalam kemuliaan Yesus Kristus. Rasanya usaha itu sulit untuk kita lakukan. Kesulitan itu mungkin terjadi, menurut rasul Paulus, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan kedua, karena kita hidup dalam kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan suka memfitnah (bdk. Ef. 4:31). Rasul Paulus mengajak kita untuk hidup dalam kesatuan dengan Kristus. Untuk itu, dalam menghadapi setiap pergumulan hidup, kita dituntut untuk jangan mendukakan Roh Kudus Allah dan hendaknya membuang hal-hal negatif tersebut dan hendaknya membangun jalinan relasi penuh kasih dengan sesama dan Kristus. Rasul Paulus menekankan betapa pentingnya kita membangun dan memiliki relasi yang semakin intim dengan Kristus. Kedekatan relasional itu dapat kita maknai dalam bentuk  doa, mendalami Kitab Suci, berderma dan teristimewa dalam perayaan Ekaristi. Sebagaimana  kita alami, di masa pandemi ini, kita menyambut komuni kudus secara rohani. Dan itu pun telah membuat Tuhan  melengkapi apa yang kita butuhkan untuk hidup kekal. Komuni rohani yang kita sambut dalam perayaan ekaristi adalah diri Yesus sendiri, yang Ia karuniakan bagi kita untuk keselamatan kekal kita.  Dengan bersatu dalam Yesus, maka kita akan masuk dalam persekutuan dengan Allah (bdk. Yoh. 6:56). Hal itu, jika kita adalah orang yang percaya kepada-Nya (bdk.Yoh. 6:47).  Oleh karena itu, keselamatan kekal dan perjumpaan dengan Allah dalam diri Yesus, hanya mungkin diperoleh dan dinikmati oleh orang yang beriman. 

Semoga melalui sabda Tuhan pada hari ini, kita semua menyadari akan akhir tujuan hidup kita. Dan semoga kita mampu memenuhi  harapan  Yesus  agar kita memiliki diriNya  untuk bekal perjalanan hidup kekal kita, sehingga kelak kita boleh sampai di tempat tujuan untuk menjumpai Allah dalam kemuliaan Yesus. Semoga dengan bimbingan Roh Kudus, kita dimampukan untuk itu. Amin. 

Mari kita tetap taat akan protokol kesehatan demi kebahagiaan kita bersama. Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu. 

(Antonius Purbiatmadi)



Next article Next Post
Previous article Previous Post